Kenapa Festifal Tunas Bahasa Ibu perlu dilaksanakan?

Menurut petunjuk umum FTBI tahun 2022 menjelaskan bahwa kegiatan dilaksanakan untuk memperkuat sikap (karakter), memperluas pengetahuan (wawasan), serta melatih dan mengembangkan sikap positif siswa SD dan SMP terhadap bahasa daerah melalui kegiatan pasanggiri (perlombaan) bahasa, sastra dan seni sunda. Serta sekaligus sebagai bentuk evaluasi terhadap hasil pembelajaran bahasa dan sastra sunda pada jenjang SD dan SMP.

Oleh sebab itu kami sebagai guru merasa terpanggil untuk ikut berpartisipasi pada kegiatan FTBI yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, untuk segera mempersiapkan peserta lomba. Ada pun cabang mata lomba yang disiapkan oleh pihak panitia penyelenggara yaitu: 1) ngadongeng (bercerita); 2) biantara (berpidato); 3) maca sajak (membaca puisi); 4) nembang pupuh (melantunkan pupuh); 5) maca nulis aksara sunda; 6) ngarang carita pondok (mengarang cerita pendek); 7) borangan atau ngabodor sorangan (komedi tunggal/ stand up comedy).

Melalui Festival Tunas Bahasa Ibu ini diharapkan seluruh siswa pada jenjang SD dan SMP, mempunyai kecintaan terhadap bahasa, seni dan sastra sunda. Di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, sudah seyogyanya kita sebagai bagian dari msyarakat Jawa Barat untuk turut andil dalam melestarikan budaya kita sendiri. Menanamkan jiwa dan semangat cinta bahasa ibu kepada generasi muda sejak dini melalui kegiatan pasanggiri (perlombaan), secara tidak langsung akan membangun jiwa dan semangat peserta didik untk berkreasi dan mempelajari bahasa, seni dan sastra sunda. Mungkin walaupun keseharian mereka banyak yang menggunakan bahasa sunda dalam kehidupan sehari-hari, tapi banyak pula di antaranya yang kurang faham dengan hal-hal yang erat kaitannya dengan bahasa dan budaya leluhur mereka. Karena ada pepatah "tak kenal maka tak sayang".

Selain itu dengan terselenggaranya pasanggiri ini, kita dapat menggali potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dalam hal kebahasaan serta seni budaya sunda sebagai wujud cinta tanah air sebagaimana yang diharapkan oleh ruh kurikulum merdeka belajar yaitu profil pelajar Pancasila yang sedang digaungkan saat ini. Di mana pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter dan berperilaku sesuai nilai pancasila. Dikutip dari laman https://ditsmp.kemdikbud.go.id, bahwa dari enam ciri Pelajar Pancasila diantaranya adalah berkebhinekaan global yaitu nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika wajib menjadi nilai yang dipegang bersama oleh seluruh masyarakat Indonesia termasuk para pelajar. Bukan hanya dengan sesama bangsa Indonesia, melainkan juga ketika berhadapan dengan bangsa atau kultur negara lain. Pelajar Pancasila dituntut untuk dapat mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas, namun tetap berpikiran terbuka ketika berinteraksi dengan budaya lain.

Semoga semua usaha dan harapan kita dapat terlaksana dan lancar mendapat ridho serta keberkahan dari Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa.