Rohmawati

Saya guru di MIN 4 Sragen, Kab.Sragen Jateng, juga menulis buku PAI SD di penerbit Tiga Serangkai Solo. Menjadi fasilitator daerah B3 USAID Prioritas tahu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Agar Anak Tidak Cengeng, Keluarkan dari

Agar Anak Tidak Cengeng, Keluarkan dari "Zona Aman"

Memiliki anak adalah harapan semua orang tua, ketika seorang ibu melahirkan maka akan mulai berfikir untuk pendidikan anak-anaknya. Tidak jarang ketika melahirkan anak pertama kita akan memanjakannya apalagi cucu pertama dari keluarga kita, wow, bisa jadi si anak akan dimanjakan oleh kakek neneknya. Berbeda dengan anak kedua, ketiga, dan seterusnya. Cara mendidik anak pertama sering kali membuat kita terlena bahwa itu akan menyebabkan anak tidak mandiri dan kurang kreatif. Hal itu juga terjadi pada anak pertama saya, yang jauh berbeda dengan anak kedua dan ketiga dalam kemandirian dan rasa tanggung jawab. Anak pertama yang dimanja oleh nenek dan ayahnya membuat dia selalu berada di "zona aman". Apapun yang dibutuhkan selalu tersedia tanpa harus menunggu lama.

"Zona aman" ini terjadi karena pengalaman hidup orang tuanya yang serba susah di masa lampau, sehingga menginginkan anaknya tidak mengalami hal yang sama. Pengalaman orang tua yang tidak bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkan sehingga tidak tega jika anak merasakannya. Hidup kekurangan dianggap orang tua sebuah penderitaan yang tidak boleh terjadi kepada anaknya.

Tanpa kita sadari hidup serba ada membuat anak terlena. Yang mereka tahu semua kebutuhannya akan tersedia ketika mereka membutuhkannya. Anak tidak tahu bagaimana cara mendapatkan kebutuhan itu, bagaimana susahnya orang tua untuk mendapatkannya. Kemandirian mereka juga akan berkurang karena segala sesuatunya sudah disediakan oleh ibu atau ayahnya. Mengeluarkan mereka dari "zona aman" artinya membiarkan mereka berpikir secara kreatif apa yang mereka butuhkan dengan mempercayainya untuk mengatur hidupnya sendiri di bawah pengawasan orang tua. Ajari mereka menggunakan uang sehemat mungkin, membeli suatu barang yang disukai dengan cara menabung. Atau sesekali ajari mereka mencari kebutuhannya tanpa bantuan orang tua, selama kebutuhan itu dapat mereka cari sendiri. Percayakan bahwa anak kita mampu untuk melakukannya dan kita akan membantu jika dia mengalami kesulitan yang tidak bisa diatasi sendiri. Hal ini akan membentuk karakter mereka yang mandiri dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Mengeluarkan anak dari zona aman tidaklah mudah, ada rasa tidak tega dari seorang ibu ketika anaknya harus melakukan semua pekerjaannya sendiri, atau harus mencari kebutuhannya sendiri, sementara orang tua sebenarnya mampu dan bisa melakukan semua itu untuk anaknya. Tetapi dengan alasan pendidikan, hal ini akan lebih baik bagi anak kita, jangan sampai mereka tidak mampu untuk mandiri, tidak punya rasa tanggung jawab sama sekali karena mereka ada di zona aman.

Mengeluarkan anak dari "zona aman" selain meningkatkan kemandirian dan rasa tanggung jawab, juga akan menumbuhkan kreatifnya. Mereka tidak hanya mengandalkan orang tua untuk memenuhi kebutuhannya. Berpikir kreatif ketika menghadapi masalah, menentukan langkah hidup yang akan dijalaninya. Jadi tidak perlu khawatir ketika anak di keluarkan dari "zona aman", biarkan mereka menjalani kehidupannya dengan mandiri, penuh rasa tanggung jawab, mencari solusi ketika menghadapi masalah, dan kita selalu mendampingi langkahnya, mendukungnya, dan memberikan nasehat ketika ada masalah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ternyata punya pengalaman yang sama ya Bu, anak saya juga di asrama, biar mandiri

05 Mar
Balas

Sebuah artikel yang bagus buat saya. Apa yang ditulis juga terjadi pada saya. Kecenderungan memanjakan anak pertama menbuat dia belum bisa sepenuhnya mandiri. Tapi ketika dia memutuskan untuk masuk pesantren malah membuat saya meneteskan air mata. Dari sinilah dia belajar mandiri, berkreasi dan berinovasi.

04 Mar
Balas



search

New Post