Rohmawati

Saya guru di MIN 4 Sragen, Kab.Sragen Jateng, juga menulis buku PAI SD di penerbit Tiga Serangkai Solo. Menjadi fasilitator daerah B3 USAID Prioritas tahu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kecik (Permainan Tradisional)

Kecik (Permainan Tradisional)

Masa kanak-kanak sebelum tahun 80an adalah masa bermain dengan indah. Tidak mengenal televisi karena acara televisi dimulai sore hari. Semua anak bermain riang bersama teman-temannya. Keakraban dan keharmonisan anak seusia satu desa sangat kental. Hampir semua anak sebaya kenal dekat. Masa itu semua permainan didapatkan dari alam. Salah satunya adalah permainan Kecik.

Kecik adalah biji sawo, warnanya hitam mengkilap. Permainan ini dilakukan oleh anak perempuan. Permainan tradisional ini ditemui di Jawa. Bisa dimainkan berdua atau rame-rame. Cara bermainnya cukup unik. Setiap anak menyerahkan Kecik dalam jumlah yang sama sesuai kesepakatan dan setiap anak punya satu Kecik jago untuk menyerang Kecik lain.

Muka-mula Kecik yang dikumpulkan termasuk Kecik jago setiap pemain di gerakkan oleh tangan di lantai(tidak boleh diangkat) agar menywbar. Cara mengumpan Kecik jago untuk menyerang Kecik lainnya cukup di gerakkan oleh ibu jari di arahkan ke Kecik yang akan dibidik. Tidak boleh menyentuh Kecik lain atau membuat Kecik yg tidak dibidik ikut bergerak. Jika berhasil membidik satu Kecik maka akan menjadi miliknya begitu seterusnya sampai dinyatakan mati karena menyenggol dua Kecik atau lebih.

Permainan ini membutuhkan taktik dan ketrampilan menggerakkan jari jempol yang lincah. Permainan Kecik dilakukan di lantai yang licin agar Kecik jago dapat bergerak dengan lincah. Yang membuat heran sampai saat ini, tidak pernah ada yang marah ketika Kecik mereka habis karena dibidik teman sampai ludes. Saling menghargai dan menyayangi tidak ada rasa benci. Masa yang menyenangkan belum terkontaminasi dengan acara televisi yang sering memprovokasi kebencian.

Masa-masa seperti itu sekarang sulit ditemui. Anak-anak sibuk sekolah sampai sore, bermain game, asyik di depan televisi dan lebih memilih di dalam rumah dari pada bermain berkumpul dengan teman sebaya. Tidak saling kenal satu sama lain, kalaupun kenal hanya sebatas nama dan jarang bermain bersama. Berbahagialah kita yang mengalami masa indah bermain bersama alam.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga permainan tradisional bisa membooming lagi yah bu..

23 Apr
Balas

Iya betul, kita mulai yuk!kenalkan dengan siswa kita

23 Apr

Iya betul, kita mulai yuk!kenalkan dengan siswa kita

23 Apr



search

New Post