Rojali ws

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA PADA KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN DENGAN METODE GASING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA PADA KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN DENGAN METODE GASING

( PTK di SDN Kampung Bambu I Tangerang )

Rojali Wahyu Satya

Guru SDN Kampung Bambu I Tangerang

Email : [email protected]

ABSTRACT This Classroom Action Research was carried out because only 25% of grade 5A students of SDN Kampung Bambu I had only completed 25% of the academic year. Then an attempt was made to improve the ability to understand mathematics in the concept of multiplication and division of fractions using the Gasing method (Easy passion and Fun). With the hope of learning mathematics becomes easier and learning outcomes in mathematics increase. This research was conducted in three cycles, each cycle consisting of 2 meetings with time allocation of 2 x 35 minutes each round. Each cycle includes four steps, namely planning, action, observation and reflection. Data on aspects are measured from the ability of students to absorb learning material from group ,collaborators 'observations during the learning process while the achievement aspects are measured from students' completeness results with percentage above the KKM. The results showed that: Through the Gasing method can increase the ability to understand the results of learning mathematics the concept of multiplication and division of fractions in grade 5A students in SDN Kampung Bambu I. Improved understanding of the mathematical concept of multiplication and division of fractions is that in the first cycle reached an average value of learning outcomes with completeness reaching 68%. Cycle II the average value of learning outcomes with a percentage of completeness reached 81% there was an increase from the first cycle of 13%. Cycle III, there was an increase in students' understanding ability, the average value of completeness learning was 97%, there was an increase of 16%, and the study was successful because there was an improvement that was already over with KKM 70. Keywords: Gasing Method, learning containment ability.

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research ) ini dilakukan karena sebagian siswa kelas 5A SDN Kampung Bambu I tahun pelajaran 2018/2019 hanya 25% yang mencapai ketuntasan. Maka dilakukan upaya untuk memperbaiki kemampuan pemahaman matematika pada konsep perkalian dan pembagian pecahan dengan metode Gasing ( Gampang Asyik Menyenangkan ).Dengan harapan pelajaran matematika menjadi lebih mudah dan hasil belajar matematika meningkat.

Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan dengan alokasi waktu setiap putaran 2 x 35 menit. Setiap siklus meliputi empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Data tentang aspek kinerja diukur dari kemampuan siswa dalam menyerap materi pembelajaran dari proses kerja secara kelompok,hasil pengamatan kolaborator selama proses pembelajaran sedangkan mengenai aspek prestasi diukur dari hasil ketuntasan siswa dengan prosentase diatas KKM.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Melalui metode Gasing dapat meningkatan kemampuan pemahaman hasil belajar matematika konsep perkalian dan pembagian pecahan pada siswa kelas 5A di SDN Kampung BambuI. Peningkatan pemahaman matematika konsep perkalian dan pembagian pecahan yaitu pada siklus I mencapai nilai rata rata hasil belajar dengan ketuntasan mencapai 68% .Siklus II nilai rata rata hasil belajar dengan prosentase ketuntasan mencapai 81% ada peningkatan dari siklus I sebesar 13%. Siklus III terjadi peningkatan pada kemampuan pemahaman siswa nilai rata rata ketuntasan belajar 97% ada peningkatan sebesar 16% dan penelitian berhasil karena terjadi peningkatan sudah diatas tuntas dengan KKM 70

Kata Kunci : Metode Gasing, kemampuan pemahanan belajar .

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran berdasarkan proses poendidikan , yaitu proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif , insfiratif, menyenangkan, menantangmemotivasi untuk berpartisifasi aktif, menumbuhkembangkan prakarsa, kreativitas dan kemandirian siswa ( Budi Ilham Maliki, 2018 ; 21 ). Melalui proses pembelajaran tujuan sekolah dapat tercapai, dan melalui proses pembelajaran juga pada hakekatnya tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.

Masalah yang sangat menonjol yang dihadapi oleh pendidikan matematika adalah kemampuan pemahaman matematika konsep perkalian dan pembagian pecahan yang belum memuaskan. Hal itu disebabkan karena selama ini proses pembelajaran matematika yang ditemui masih secara konvensional seperti ekspositori, drill, atau bahkan ceramah.

Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, khususnya dalam pembelajaran matematika disekolah kami, guru guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan model pembelajaran. Ini terjadi di SDN Kampung Bambu I pada kelas 5A dari jumlah siswa 43 orang yang mengikuti post tes pada materi perkalian dengan metode pembelajaran konvensional hanya 4 orang yang dapat dinyatakan lulus (9,3%) dan sisanya sekitar 39 orang dinyatakan belum lulus (90,7%).

Perkalian dan pembagian pecahan sudah mulai diajarkan sejak anak-anak duduk di kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Pada hakekatnya pembelajaran perkalian dan pembagian pecahan lebih banyak dilakukan secara konvensional yaitu menekankan pada hapalan perkalian dan pembagian. Mengingat pentingnya matematika khususnya perkalian dan pembagian pecahan untuk pendidikan sejak siswa SD, maka perlu suatu cara mengelola proses belajar mengajar matematika di SD yang menarik dan efektif, sehingga matematika dapat dicerna dengan baik oleh siswa SD.

Menyadari belum optimalnya kemampuan pemahaman matematika siswa pada konsep perkalian dan pembagian pecahan yang ditandai dengan rendahnya kemampuan siswa serta 90,7% belum mencapai KKM yang telah ditetapkan, menuntut guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran agar kemampuan siswa terhadap konsep perkalian menjadi meningkat.

Salah satu upaya untuk memperbaiki kemampuan pemahaman matematika konsep perkalian dan pemagian pecahan dengan mengunakan metode Gasing ( Gampang Asik dan menyenangkan )

Metode Gasing pada konsep perkalian dan pembagian pecahan dengan dimulai dengan titik kritis yang harus dikuasai. Menurut Yohanes Surya ( 2011:28). dalam matematika gasing , ketika belajar materi ada titik kritis yang harus dilewati , yaitu titik kritis Gasing, setelah melewati titik kritis dengan baik, siswa tidak mengalami kesulitan lagi dalam mengerjakan soal dari materi yang diberikan. Dalam matematika Gasing ini, disusun sedemikian rupa sehingga siswa secara mudah memahami konsep perkalian dan pembagian pecahan . Tiap siswa memiliki kemampuan yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (tinggi, sedang, rendah).

Dalam penelitian tindakan kelas ini teridentifikasi beberapa masalah yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran yaitu :

1. Mengapa siswa kurang perhatian saat mengikuti pembelajaran ?

2. Mengapa aktivitas siswa rendah dalam belajar matematika ?

3. Bagaimana guru dalam mengelola kelas ?

4. Sejauh mana penguasaan materi perkalian dan pembagian pecahan ?

5. Mengapa hasil belajar matematika materi perkalian dan pembagian pecahan masih rendah masih rendah ?

Berdasarkan identifikasi masalah diatas permasalahan penelitian ini dibatasi pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika materi perkalian, maka rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:’’Apakah Metode Gasing dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika konsep perkalian dan pembagian pecahan hasil belajar siswa konsep perkalian dan pembagian pecahan pada siswa kelas 5A SDN Kampung Bambu I ?

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan dan mengetahui metode Gasing dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika konsep perkalian dan pembagian pecahan.

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian bagi guru yang akan mengadakan penelitian yang sama dengan pembahasan yang lebih dalam . Adapun manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah :

1. Siswa, agar mendapatkan pengalaman belajar yang lebih mudah, mengasyikkan dan menyenangkan

2. Guru, agar dapat menambah wawasan dan informasi tentang pilihan berbagai bentuk- bentuk strategi pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika metode Gasing.

3. Lembaga pendidikan, diharapkan dapat memberikan informasi dalam peningkatan kualitas pendidikan.

4. Bagi Peneliti, sebagai bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya

KAJIAN TEORI

A. Hakekat kemampuan pemahaman matematika

Dalam standar proses pendidikan , pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain , pembelajaran ditekankan kemampuan pemahaman matematika konsep perkalian dan pembagian pecahan

Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan Hudoyo ( 2015; 112) yang menyatakan: “Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik“. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa. Lebih lanjut Michener ( Herdian, 2015 )menyatakan bahwa pemahaman merupakan salah satu aspek dalam Taksonomi Bloom. Pemahaman diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi bahan yang dipelajari. Untuk memahami suatu objek secara mendalam seseorang harus mengetahui: 1) objek itu sendiri; 2) relasinya dengan objek lain yang sejenis; 3) relasinya dengan objek lain yang tidak sejenis; 4) relasi-dual dengan objek lainnya yang sejenis; 5) relasi dengan objek dalam teori lainnya. Copeland ( Herdian 2015 ; 114 ) membedakan dua jenis pemahaman:

1. Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu secara rutin/algoritmik.

2. Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan proses yang dikerjakannya.

Sumarmo ( 2013; 18 )menyatakan bahwa pemahaman matematika secara umum mempunyai indikator mengenal, memahami dan menerapkan konsep , prosedur, prinsip dan ide matematika.

Ahmad Susanto ( 2015; 212 ) menyatakan pemahaman matematika yang perlu diterapkan kepada anak didik disekolah dasar sebagai pemaham mendasar yang perlu ditanamkan sejak dini sedikitnya meliputi kemampuan merumuskan strategi penyelsaian, menerapkan perhitungan sederhana, mengubah suatu bentuk kebentuk lain yang berkaitan dengan pecahan.

Jika seseorang telah paham terhadap sesuatu, maka ia dapat mengungkapkan kembali konsep yang dipelajari dengan bahasanya sendiri.

B. Hakekat Metode Gasing

Metode pembelajaran Menurut Suyanto ( 2013 : 114) adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang sedang belajar. Pembelajaran menyenangkan ( Joyfull instruction ) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan menurut Mulyasa ( Rusman, 2012 : 326 ).Sedangkan Gasing merupakan akronim dari Gampang, asyik dan Menyenangkan. Metode Matematika gasing adalah suatu metode belajar matematika secara gampang , asyik dan menyenangkan yang dilakukan secara langkah demi langkah untuk memperoleh aktivitas dan hasil yang maksimal. Pengertian metode Gasing menurut Yohanes Surya ( 2011:36 ) adalah step by step untuk mencapai tujuan dengan cara Gampang asyik menyenangkan .Berhitung adalah besik dasar matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dalam metode Gasing dimulai dari pengenalan benda benda kongret ke simbol simbol abstrak dan kemudian dengan mencongak sebagai upaya membantu melatih kecepatan dalam evaluasi.

Menurut Yohanes Surya ( 2011:28). dalam matematika gasing , ketika belajar materi ada titik kritis yang harus dilewati , yaitu titik kritis Gasing, setelah melewati titik kritis dengan baik, siswa tidak mengalami kesulitan lagi dalam mengerjakan soal dari materi yang diberikan. Pembelajaran Gasing mengajarkan bagaimana berfikir dalam menyelsaikan soal soal matematika dengan pendekatan logika dan hampir tanpa rumus, sehingga para guru tidak harus memberikan rumus rumus yang akan membuat siswa pusing dan membenci matematika.Dengan adanya matematika gasing ini Yohanes Surya,, berharap agar matematika di Indonesia tidak lagi dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menjadi suatu yang menakutkan bagi siswa.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Johanes Surya, untuk membuat matematika itu gampang asyik dan menyenangkan beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Menguasai titik kritis setiap bahasan

2. Memanfaatkan pengertian konsep matematika

3. Gunakan angka angka yang mudah dan bulau melalui berbagai contoh soal

4. Perbanyak dialog langsung dengan siswa terutama konsep konsep yang baru diajarkan

Konsep perkalian Metode Gasing

Sebelum siswa belajar perkalian siswa diperkenalkan titik kritis sebagaimana menurut Yohanes Surya, dalam buku petunjuk guru “ Pintar Berhitung Gasing “ ( 2011: 28 ) titik kritis : perkalian 1 x 1 sampai 10 x 10.

Tahap tahap belajar perkalian :

1. Penjumlahan berulang

2. Konkret perkalian dengan alat peraga kartu perkalian

3. Perkalian 1 x 1 sampai dengan 10 x 10 : perkalian 1, 10, 9, 2, 5 kuadrat 3, 4, 8 dan terakhir perkalian 7

4. Perkalian bilangan 2 angka dan bilangan 1 angka

a. Perkalian satuan dengan satuanya hasilnya kurang dari 10 ( perkalian dari depan )

b. Perkalian satuan dengan satuanya hasilnya 10 atau lebih ( perkalian dari depan )

5. Perkalian bilangan 2 angka dengan 2 angka

a. Perkalian satuan dengan satuannya hasilnya kurang dari 10 ( Perkalian dari depan )

b. Jumlah hasil perkaliansatuan dengan puluhannya kurang dari 10

c. Perkalian puluhan dengan puluhannya kurang dari 10 ( Perkalian dari depan )

d. Semua bilangan ( perkalian dari depan )

6. Harus hapal perkalian dengan 25 dan perkalian kuadrat sampai 20

Konsep perkalian model gasing dengan cara sesuai dengan membaca angka dari depan, maka untuk memudahkan pemaham anak dimulai dengan konsep dari kongkret ke abstrak dengan langkah langkah :

1. Arti perkalian dengan menggunakan alat peraga kartu perkalian yang berisi gambar makanan dari 1 sampai 10 contoh guru mengambil 5 kotak setiap kotak bergambar 2 mangga diubah menjadi 5 x 2 = 2 + 2 + 2 + 2 + 2 = 10

2. Menghitung perkalian dengan jumlah berulang contoh 3 x 2 artinya 2 + 2 + 2

3. Perkalian 10 contoh 5 x 10 = 10 + 10 + 10 + 10 + 10 = 50 di tutup dengan lagu matematika asyik

4. Perkalian 9 kita menggunakan jari dari jari kelingking kiri ke jempol kiri sebagai 1, 2, 3, 4, 5 lalu lanjutkan jempol kanan ke kelingking kanan sebagi 6, 7, 8, 9, 10 contoh siswa diminta untuk menghapal 3 x 9 = 27 artinya tekuk jari 3, perhatikan sebelah kiri ada 2 jari dan sebelah kana nada 7 jari jadi hasilnya 27

5. Selanjutnya siswa harus mampu pada perkalian 2 perkalian 5, perkalian 6, perkalian 7 dan perkalian 8

1. Perkalian dengan cara Gasing

Cara mengalikan pecahan adalah:

Pembilang kali pembilang, penyebut kali penyebut.

Sederhanakan untuk mendapatkan hasil yang sederhana.

Contoh:

2. Pembagian pecahan dengan cara gasing

Cara membagi pecahan adalah:

langkah-langkah berikut untuk membagi pecahan dengan pecahan.

1. Biarkan saja pecahan pertama di dalam persamaan.

2. Ubahlah tanda pembagian menjadi tanda perkalian.

3. Baliklah pecahan kedua (carilah kebalikannya).

4. Kalikan pembilang (angka atas) dari kedua pecahan. ...

5. Kalikan penyebut (angka bawah) dari kedua pecahan

Contoh:

{\displaystyle ={\frac {7}{4}}\div {\frac {2}{7}}}{\displaystyle ={\frac {7x7}{4x2}}}{\displaystyle ={\frac {49}{8}}}{\displaystyle =6{\tfrac {1}{8}}}

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

”Jika siswa belajar konsep perkalian dan pembagian pecahan dengan Metode Gasing maka kemampuan pemahaman matematika meningkat pada siswa kelas 5A SDN Kampung Bambu I Tahun pelajaran 2018/2019

METODOLOGI PENELITIAN

Seting Penelitian

Seting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut :

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas 5A, semester ganjil SDN Kampung Bambu I Kecamatan Kelapa Dua tahun pelajaran 2018/2019, dilaksanakan 3 siklus, setiap siklusnya terdiri dari 2 kali tatap muka, pertemuan pertama penjelasan guru dan diskusi kelompok, pertemuan ketiga diskusi kelas dilanjutkan dengan post test .Penelitian dilaksnakan pada bulan September sampai dengan Nopember 2018. Sebelum PTK dilaksanakan maka dilakukan persiapan persiapan seperti membuat Rencana Pembelajaran yang akan dijadikan bahan penelitian yaitu dengan Kompetensi Dasar : 3.3 Menjelaskan dan melakukan perkalian dan pembagian pecahan

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah kelas 5A SDN Kampung Bambu I, Kecamatan Kelapa Dua yang berjumlah 39 siswa terdiri 20 laki laki dan 19 perempuan. Subjek penelitian ini sangat hetrogen dilihat dari kemampuanya, yakni ada siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah

Teknik dan alat Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

a. Tes : digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dalam belajar

b. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan penerapan pembelajaran metode Gasing.

c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan pembelajaran metode Gasing dalam konsep perkalian.

Analisa Data

Analisa dan pengolahan atas data data hasil pengamatan , wawancara, maupun tes, dilakukan dengan teknik dan kriteria pengukuran sebagai beikut :

Data hasil belajar tentang konsep perkalian dan pembagian pecahan dengan menggunakan Metode Gasing, dianalisis dan diolah dengan menghitung indikator keberhasilan apabila 80 % siswa yang mencapai KKM 70 . Kemudian data ditafsirkan untuk menjawab rumusan masalah dan membuktikan hipotesis

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan mengikuti model yang dikembangkan oleh John Eliot dijabarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Siklus Model John Eliot

Rencana tindakan dilakukan dalam tiga siklus,yang setiap siklus mencakup 4 tahapan, yaitu : Perencanaan, pelaksanaan,pengamatan dan refleksi.

HASIL DANPEMBAHASAN PENELITIAN

a.Hasil Penelitian

Hasil penelitian setelah dilaksanakan dalam tiga siklus proses belajar mengajar di kelas.mengalami peningkatan pemahaman pada konsep perkalian dan pembagian pecahan, dapat dilihat pada table dibawah ini :

Kemampuan pemahaman matematika terhadap materi perkalian dan pembagian pecahan dapat dilihat dari tabel dibawah ini tabel 4.1

Tabel 4.1

Gambaran hasil belajar siswa

No

Indikator

Ketercapaian

Siklus I

Siklus II

Siklus III

1

Siswa yang tuntas

68%

81%

97%

2

Siswa yang belum tuntas

32%

19%

3%

Jika digambarkan dengan grafik, maka akan terlihat pada grafik 4.1 dibawah ini

Grafik 4.2 hasil kemampuan pemahaman matematika dengan metode Gasing

b.Pembahasan Penelitian

Berdasarkan data yang disajikan, menunjukan bahwa pada setiap siklus, kemampuan pemahaman dalam pembelajaran matematika pada konsep perkalian dan pembagian pecahan di kelas 5A pada SDN Kampung Bambu I dengan menggunakan metode Gasing mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada siklus I, Hasi belajar kemampuan pemahaman matematika konsep perkalian dan pembagian pecahan pada siklus Idengan menggunakan Metode Gasing masih tergolong rendah dengan rata rata ketuntasan baru mencapai 68% pada siklus I dengan KKM 70 Hal ini terjadi karena siswa belum terbiasa pada Metode Gasing

Hasil belajar siklus II dengan nilai ketuntasan 81% berarti hasil belajar kemampuan pemahaman siswa sebagian besar sudah diatas KKM dengan adanya peningkatan 13% jika dibandingkan siklus I,karena siswa makin terbiasa pada Metode Matematika Gasing dan peneliti merasa yakin dapat meningkatkan lagi pada siklus III. Metode Gasing sudah tergolong baik pada siklus II, pada siklus III rata rata ketuntasan mencapai 97% berarti tinggal 3 % yang belum tuntas dan perlu mendapat perhatian atau remedial. Dengan adanya peningkatan 16% jika diandingkan siklus II. Hal ini terjadi karena siswa terbiasa pada Metode Gasing dan penelitian berhasil sampai siklus III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian, hasil penelitian dan pembahasan peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

Pembelajaran matematika konsep perkalian dan pembagian pecahan dengan menggunakan Metode Gasing terbukti meningkatkan kemampuan pemahaman Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan kemampuan pemahaman pada siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke siklus III

B. Saran

Berdasarkan temuan temuan hasil penelitian, peneliti mengajukan saran saran sebagai berikut :

1. Penelitian menemukan bahwa penggunaan Metode Gasing terbukti mampu meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar guru lain mencoba menerapkan Metode Gasing untuk meningkatkan pembelajaran

2. Guru mengunakan variasi Metode pembelajaran secara berkesinambungan

DAFTAR PUSTAKA

Jalil, Jasman, ( 2014 ), Penelitian Tindakan kelas.Jakarta. Prestasi Pustaka

Kunandar, ( 2008 )Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta . Rajawali Pers.

Maliki, Ilham Budi, ( 2018 ) Standar proses Pendidikan di Indonesia. Serang, Media Madani,

Muslich Masnur,( 2009 ) Melaksanakan PTK itu Mudah. Malang. Bumi Aksara

Surya ,Yohanes ( 2011 ) Pintar Berhiting Gasing 1, Tangerang. PT Kandel

Suyanto ( 2013 ) Menjadi Guru Profesional. Jakarta. Erlangga

Susanto, Ahmad ( 2015 ) Teori Belajar dan pembelajaran.Jakarta. Prenadamedia group

Yudhistira ,Dadang, ( 2013 ), Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang APIK,Jakarta. PT Grasindo

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post