Merenungku
Merenungku Ketika malam merangkak tua Menjemput pagi Menebar asa
Merenungku Dalam kebisuan angin lalu Bagai jiwa hendak bersamanya Atau hanya perasaanku saja
Tuhanku, Aku belum sanggup Ada gelayut di benakku Dialah yang sedang nanar menatapku Berharap aku selalu merengkuhnya Mengantarnya meraih cita hingga nanti aku menua
Tuhanku, Aku belum sanggup Meski orang terkasihku telah menunggu Dialah lelaki perkasa dalam hidupku Yang rela beri apa jua untuk masa depanku
Tuhanku, Aku belum sanggup Sedikit sekali bekalku Bagaimana aku akan menemui-Mu?
Lalu mengapa aku merasa Akulah orang terdahulu yang akan menemui orang terkasihku
Tuhanku, Ingin kutitipkan rasa ini pada angin lalu Hingga nanti berpasrahku...
Medio maret 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang penuh rasa Bu Rokhayah...
Iya bu Rini. Lg baper
So sad....