Rokhayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Out Of Plan

Out Of Plan

Menjadi guru yang bisa membagi waktu sana sini itu butuh perjuangan (hehe...lebay). Bagaimana tidak, antara mau mengajar di dalam kelas atau mengerjakan tuntutan administrasi itu sesuatu banget (galau pokoknya). Seperti hari ini, senin pagi yang cerah tanpa awan apalagi hujan karena memang lagi musimnya.

Dari rumah niatnya menjalankan rutinitas seperti biasa. Kupacu kuda besiku menuju sekolah tempatku mengabdi selama ini dengan pikiran penuh dengan perencanaan. Mulai dari menyiapkan absensi apel pagi, berkeliling mengontrol disiplin kesiapan peserta didik mengikuti upacara bendera dan mencatat pelanggaran disiplin.

Aku dan kolegaku berjalan berkeliling semacam satpam saja. Mengamati setiap pelanggaran disiplin. Maklum aku dan temanku itu masuk tim disiplin sekolah. Tugas ini kuemban bersama tiga kolegaku dan tentunya mendapat dukungan dari kolega lainnya, para guru yang lain.

Usai pelaksanaan upacara bendera, jam mengajar sudah menanti. Aku segera menyiapkan perangkat pembelajaran, termasuk soal Penilaian Harian yang sudah kuperbanyak sebanyak siswa di kelas. Yah...hari ini aku merencanakan Penilaian Harian di tiga kelas yang menjadi tanggung jawabku hari ini. Siswa sudah kuberitahu seminggu sebelumnya. Entah mereka siap atau tidak, tapi akan selalu ada yang siap dan tidak siap. Mereka selalu begitu, walaupun mereka juga tidak berharap remedial karena remedial denganku sama stresnya dengan Penilaian Harian itu sendiri. Hehe...

Aku sudah hendak berjalan ke kelas ketika wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengabarkan agar menyelesaikan online PMP secepatnya. Penilaian Mutu Pendidikan ini berkaitan dengan rapor sekolah dan berkaitan pula dengan rencana peningkatan mutu sekolah tahun berikutnya. Bisa dibilang ini adalah agenda tahunan.

Aku duduk lagi di kursiku mendengarkan arahan bu wakur. Seketika rencanaku di kelas hari ini terancam gagal. Oh..betapa bahagianya siswaku. Aku membayangkan ke bahagiaan mereka. Akhirnya aku berjalan juga ke kelasku dengan rencana cadangan. Apalagi kalau bukan tugas.

Setelah berdoa aku mengabsen siswa di kelas, menanyakan kabar mereka dan kesiapannya dengan pembelajaran hari ini. Beberapa siswa masih komat kamit menghafal pelajaran yang akan diujikan, selebihnya ada yang tampak pasrah namun tak rela.

Akhirnya kusampaikan tugas lain yang menantiku hari ini. Siswa bersorak senang sekali. Rona kebahagiaan terpancar di wajah mereka tetapi ada yang nampak kecewa juga karena sudah belajar keras semalam. Setelah penuh dengan janji dari siswa dan penekanan dariku, kutinggalkan kelas dan menuju labor komputer. Kuisioner yang harus dijawab sungguh banyak, belum lagi peladen yang kadang tidak merespon. Akhirnya tiba jam belajar di kelas lain. Aku segera meninggalkan ruang labor dan menuju kelas seharusnya aku mengajar.

Aku mengintip siswaku dari jendela belakang kelas yang kebetulan tepat di depan labor. Beberapa siswa perempuan menyadari dan segera saja menghampiriku dari balik jendela.

"Ibu, jadi kita PH ?"

"Lho kenapa bertanya begitu?" Aku balik bertanya, berpura-pura tidak ada hambatan pembelajaran hari ini.

"Tapi ibuk lagi ada kerja di labor komputer, buk"serangnya. Aku tersenyum kalah. Gerombolan siswa di belakang siswa yang bertanya tadi tertawa senang setelah tadi menahan napas.

"Kasih tugas aja buk" permintaan yang sarat penghararapan. Hehe...

"PH nya minggu depan aja buk" pinta yang lain.

"Baiklah.."lagakku menyerah.

"Yeiiiii.....!!!!" mereka bersorak girang.

"I love you buk. Sayaaaaang....ibuk" celetuk seorang siswa laki-laki.

"Salam buk"lanjutnya, lalu merangsek maju dari kerumunan siswa perempuan yang memenuhi jendela. Ia menyalamiku. Lalu mereka berebut menyalamiku. Oh, begitu tersiksanyakah dirimu dengan evaluasi wahai siswaku. Dua kelas gagal PH. Tinggal satu kelas lagi nanti di jam ke 8-9. Akankah gagal lagi? Akankah mereka juga bersorak bahagia? Ah, aku hanya menjalankan tugas sesuai rencanaku.

Lewat sedikit dari waktu sholat zuhur, tugas online PMP selesai. Rasa lelah dan lapar menyerang. Aku segera mencari makanan sekedar mengganjal perutku yang riuh rendah bergemuruh meminta diisi. Selesai makan baru sholat dan akhirnya aku masuk kelas terakhir hari ini. Kali ini berjalan sesuai rencana. Meski aku membolehkan pulang duluan bagi yang selesai mengerjakan soal PH, tetapi tetap saja sampai jam pelajaran berakhir ada saja siswa yang belum selesai. Kutunggu dengan rasa badan yang sudah tidak bisa dijelaskan. Pinggang dan mata yang meminta jatah istirahat lebih karena telah diporsir.

Aku berjalan dengan gontai meninggalkan kelas yang sudah sepi. Kelas lain juga sudah kosong. Kembali ke kantor majelis guru. Bersiap pulang, dengan membubuhkan tanda di mesin finger print terlebih dahulu. Baru selangkah meninggalkan pintu kantor ada siswa yang memanggil.

"Buk, saya mau bayar denda keterlambatan apel pagi."

Aku menatap wajahnya yang penuh harap belas kasih. Sejenak aku menaikkan alisku dan menghela nafas.

"Baiklah, ibu lihat dulu catatannya" siswa laki-laki itu tersenyum lega. Dan aku berbalik arah kembali ke dalam kantor. Di luar renacana, hah?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lakukan semua dg iklas tanpa paksaan apalagi keluhan. Every think is OK... Dah terlanjur bersumpah setia pun....

11 Feb
Balas

I will...

11 Feb

Sip

10 Feb
Balas

Tq

10 Feb



search

New Post