Rokhmat

Rokhmat Mahasiswa STAI Haji Agus Salim Cikarang Bekasi Jawa Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kemuliaan Rasa Syukur Ciptaan Allah

Kemuliaan Rasa Syukur Ciptaan Allah

KEMULIAAN RASA SYUKUR CIPTAAN ALLAH

Oleh : Rokhmat

Jam 00.00 perjalanan arah pulang dari aktifitas bekerja, seperti biasanya pulang kerja mampir beli nasgor antisipasi magh kambuh, sambil nyantai ngegas 20 KM/jam motor vario 125 yang setia hingga 7 tahun menemani aktivitas sampai saat ini.

Memasuki jalur bunderan pertama arah kerumah didepan terlihat gerobak sepeda tukang sekuteng mengayuh dengan pelannya, lampu lilin yang menempel di gerobak terlihat redup karena tertiup hembusan angin malam yang ditemani nada khas yang begitu nyaring ting ting ting ting...

Berhubung lagi gak mood makan nasgor walhasil nyetop tukang sekuteng nongkrong sambil nyruput sekuteng dipinggir jalan. Sambil nunggu di sajikan racikan sekuteng sejenak saya berfikir dan bertanya dalam hati kenapa para pedagang sekuteng rata-rata kalau usahanya malam hari bahkan sering saya jumpai tengah malem sampai pagi baru masuk ke wilayah perum atau perkampungan di gang-gang kecil. Mangkuk berisi sekuteng pun siap disajikan dengan santunnya pedagang tersebut sekuteng mempersilahkan kepada saya

" Silahkan, A' ," sambil nongkrong nungguin saya menyantap sekuteng tersebut.

" Punteun mang kalo boleh tau namanya siapa..?" Saya mulai membuka obrolan

" Dadang A'. " jawab singkat penjual sekuteng, kemudian sambil nyruput sekuteng dan ternyata masih panas, sambil menunggu agak hangat dan nyulut rokok sampeorna mild skaligus nawarin kang Dadang rokok namun beliau menolak karena tidak merokok kemudian saya lanjut bertanya

" Kang Dadang udah berapa lama jualan sekuteng ..? "

Kang Dadang pun menjawab " ya sekitar 12 tahun A' "

saya diam sambil berfikir lama juga ternyata dan bertanya lagi

" Kenapa ya kang tak perhatikan penjual sekuteng kalo jualan musti malem-malem ya..? padahal kalo malem kan wayahnya orang pada tidur otomatis sepi, maksudnya biasanya kan jualan itu nyarinya yang tempat rame, strategis, dan sesuai musim ,punteun ya kang..? "

Sejenak obrolan jadi hening karena kepolosannya kang Dadang berfikir untuk menjawab dan Kang Dadang pun menjawab " Atuh A' masa jualan sekuteng teh siang-siang, sekuteng kan panas apalagi bahannya pake jahe jadi kalo jualan ya malem, ya ga apa A' saya niatnya jualan malam ya sepi sama gelap mah udah biasa, itung-itung semoga jadi obat masuk angin "

lanjut saya tanya mengenai hasil

" Biasanya sehari bersih dapat berapa Kang Dadang ...?" Kang Dadang jawab

" Gak musti A' Alhamdulillah Insya Allah cukup buat kebutuhan sehari hari " Kang Dadang tidak menyebutkan nominal terperinci, namun ketahuan lah wong jualannya kondisi medan sepi pa lagi kalo musim hujan

Dari obrolan dengan penjual sekuteng semoga menjadi muhasabah buat kita semua yang hobi pengumpul serta merasa kurang terus

Penjual sekuteng itu bekerja sampai larut malam atau hingga sampai menjelang pagi. Dia menyusuri jalanan, menembus gang-gang kecil yang gelap gulita masuk ke komplek perumahan atau komplek kontrakan-kontrakan kampung. Di malam hari pada umumnya orang pada istirahat tidur, tetapi penjual sekuteng itu amat yakin bahwa Allah ﷻ membagi rezkinya. Itu taqwa namanya. Berbeda dari saya sebagian kalian yang tidak yakin akan kemurahan Allah ﷻ, sehingga cemas dan untuk menghilangkan kecemasan itu dia yang rakus lantas korupsi atau menjilat atasan dengan melakukan dosa apa saja asal mendatangkan uang.

Istri dan anak penjual sekuteng itu menunggu di rumah, menunggu dua atau tiga ratus rupiah hasil kerja semalaman. Mereka ikhlas dalam keadaan seperti itu. kalo dia mempunyai mental pencuri atau penjilat , tidaklah dia akan tahan berjam jam dan berkeliling di kegelapan dan hembusan angin malam.

Punyakah kita ketahanan mental setinggi itu ? Lebih muliakah kita dibanding penjual sekuteng itu ? Lebih rendahkah derajad penjual sekuteng itu dibanding kita,

Maha mulia Allah ﷻ menciptakan bahan-bahan sekuteng kacang, jahe, kolang kaling dan sebagainya dan sangat mulia si pejual sekuteng itu dalam pekerjaannya, serta mulialah kita yang sudah berbagi rezki untuk membeli sekuteng hasil kenikmatan dari Allah ﷻ

wallahua'lam

Salam Ngopi Nusantara

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanallah, obrolan yang jadi muhasabah diri, semoga tumbuhkan rasa syukur dalam diri. Sukses selalu dan barakallahu fiik

13 May
Balas

Terima kasih Bun atas apresiasi dan selalu memotivasi kami terus

13 May
Balas



search

New Post