Galau, barangkali ungkapan inilah yang paling tepat untuk menggambarkan bagaimana perasaan ku tiap kali mesin truk gede mu meraung dihalaman, bagaimana tidak itu pertanda sebentar lagi kekasih hati akan berangkat melintas menuju pulau seberang. Bukan tidak ikhlas hanya sedih karena akan senantiasa merindu sampai nanti engkau kembali.

Kita berbeda, namun inilah yang membuat kita setiap hari jatuh cinta. Suamiku seorang driver ekspedisi antar pulau, ini sudah kusadari, kupahami dan kujalani semenjak awal kita menikah, tapi tetap saja tak ada kata sudah terbiasa ditinggal, rindunya masih tetap sama seperti dulu kali pertama.

Suamiku, engkau Pahlawan keluarga kita. Engkau imamku panutan dan tauladan ku dan anak-anak kita. Engkau mematahkan berbagai opini buruk banyak orang tentang profesimu.

Tidak adil rasanya jika kisah indah dan rasa berbunga bunga menunggu engkau kembali tidak aku bagi disini. Tak jarang pipi merona membayangkan saat pujaan hati akan pulang. Malah ketika kau mengabarkan 300 kilo meter lagi akan tiba rasanya sudah ada dirimu didepan pintu hehehe, barangkali orang -orang akan berkomentar lebbay bla bla bla, tapi mau bilang apa kenyataanya emang begitu. Saat engkau ada disisi seakan tak pernah putus cerita yang kita bagi bersama.

Suamiku, bukan tidak tahu betapa berat resiko pekerjaanmu, justru karena sangat mengertilah maka lisan ku dan anak-anak tak pernah putus memanjatkan doa keselamatan untukmu.

Suamiku, kita memang sudah tidak muda lagi tapi kehangatan cintamu masih seperti dulu. Mari kita menua bersama sampai saatnya tuhan berkata waktunya pulang.

Rumahku sorgaku, 15 Februari 2020