Romdonah Kimbar

Guru SD yang suka membaca, sedang belajar menulis, ingin menularkan virus membaca dan menulis kepada anak sendiri dan anak didik ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Gemas atau Gemes?
Foto hasil schreenshot dari HP

Gemas atau Gemes?

Gemas atau Gemes?

oleh : Romdonah, SPd.SD.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gemas memiliki makna sangat jengkel (marah) dalam hati. Gemas bisa pula bermakna sangat suka (cinta) bercampur jengkel, jengkel-jengkel cinta.

Saat ini saya sedang merasakannya. Ya, saya merasa gemas. Bahkan gemas sekali. Bukan gemas dengan makna yang pertama yang saya rasakan. Tetapi gemas dengan makna yang kedua. Ya, gemas karena sangat suka tetapi bercampur jengkel. Betul, jengkel-jengkel cinta.

Perasaan ini sering datang tak bisa dibendung. Sama halnya rasa cinta yang datang tak bisa ditahan. Rasa gemas itu datang saat saya membaca tulisan. Tulisan yang mana? Yah, tulisan di mana saja. Tulisan di buku, tulisan di blog, tulisan di FB, tulisan di grup WA atau tulisan di buku siswa saya. Bahkan tulisan saya sendiri.

Coba, jika Anda menemukan kata yang ditulis seperti di bawah ini :

- dikelas

- ketanah

- disini

- ditempat

- disekitar

- di baca

- di ikat

- di pukul

- di beli,

apakah yang Anda rasakan? Biasa saja, tidak tahu atau ada rasa gemas yang meledak-ledak? Jika kata-kata itu ditulis oleh murid saya kelas IV, itu bisa saya pahami dan saya maklumi. Tetapi jika itu adalah tulisan kita (saya termasuk di dalamnya) sungguh itu bikin gemas (gemes banget, deh). Berarti kita harus mempelajari lagi bahasa kita, yaitu bahasa Indonesia.

Ada yang perlu ditanyakan pada diri kita. Mengapa? Bukankah kita (guru) sudah belajar bahasa Indonesia sedikitnya 12 tahun? Kelihatannya ini sepele, hanya masalah penulisan yang dirangkai dan tidak dirangkai. Tetapi adalah fatal jika yang menulis ini adalah kita sebagai guru, karena ketika kita menulis salah maka murid kita akan meniru yang salah juga. Bukankah ada kata, guru digugu dan ditiru?

Kesalahan akan berlanjut terus menerus, kecuali murid kita cerdas dan kritis. Tentu dia akan bilang, “Maaf, tulisan itu salah seharusnya ditulis seperti dibawah ini.”

- di kelas

- ke tanah

- di sini

- di tempat

- di sekitar

- dibaca

- diikat

- dipukul

- dibeli

Kata yang ditulis terpisah menjawap pertanyaan di mana atau ke mana (di sebagai kata depan). Sedangkan kata yang di tulis dengan dirangkai adalah bentuk kata kerja pasif (di sebagai awalan).

Maafkan saya, gurusianer. Mungkin saya sedang melihat semut yang di seberang nampak sebesar gajah, sementara gajah yang ada dipelupuk mata tak terlihat oleh saya. Sekali lagi maafkanlah.

Pucungrata, 12 September 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Subhanalloh! Ini gemas positif! Hebat Bu! Terima kasih sudah mengingatkan!

12 Sep
Balas

Iya, Bu. Kelihatannya sepele tapi tidak boleh disepelekan

12 Sep

Wah...terima kasih sudah mengingatkan Bu....

12 Sep
Balas

Iya Bu. Saling mengingatkan

12 Sep

Bensr bu..tulisan saya bikin gemas juga kali ya.maklum masih pemula bu dan siap untuk berubah..hehe

10 Dec
Balas

Benar bu..tulisan saya bikin gemas juga kali ya. Maklum masih pemula bu dan siap untuk berubah..hehe

10 Dec
Balas

Maaf bu, bolehkah saya mengkoreksi ? Saya juga sebenarnya gemas dengan tulisan ibuItu bukannya kata 'dibawah' seharusnya dipisah ya bu, lalu 'dipelupuk' juga seharusnya menjadi 'di pelupuk'. Lalu sepertinya ada typo pada kata 'menjawap'. Maafkan kalau saya salah mengkoreksi

02 Mar
Balas



search

New Post