Romdonah Kimbar

Guru SD yang suka membaca, sedang belajar menulis, ingin menularkan virus membaca dan menulis kepada anak sendiri dan anak didik ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Karena Aku Percaya (8)

Karena Aku Percaya

“Aku baru saja memblokir pertemanan di facebook,” cerita Maya pada suatu malam. Saat itu aku sedang bertugas malam hari. Teman jaga malam itu, Ranto, sedang keluar dari ruangan. Aku sedang membuka akun facebook dengan menggunakan komputer kantor. Ponselku sedang tidak bisa digunakan karena terjatuh dan layar sentuhnya pecah. Sekarang ponsel itu ada di tukang servis dekat tempat tinggalku.

Sambil membaca kabar berita di beranda facebook, aku juga memutar lagu untuk mengusir kesepianku. Sambil bersenandung, aku tetap waspada berjaga sebagai bentuk tanggung jawabku bekerja di perusaahaan yang sudah berjalan hampir setahun ini. Meskipun harus merantau jauh dari kota kelahiranku, aku mulai kerasan tinggal di Borneo. Orang sekarang lebih mengenalnya sebagai pulau Kalimantan.

Aku membalas pesan masuk dari Maya.

“Siapa?” aku membalas pesan masuk dari Maya.

“Aku nggak kenal, tetapi aku berteman di facebook.”

“Kok bisa?”tanyaku menyelidik.

“Lupa, awalnya darimana sampai aku berteman dengan dia,” lanjut Maya. “Mungkin dulu dia yang meminta berteman dan aku setujui permintaannya. Selama ini aku memang selalu mengonfirmasi setiap permintaan pertemanan yang masuk. Aku berharap bisa mengambil manfaat yang positif dari pertemanan itu. Tetapi, akhir-akhir ini dia sering inbox aku. Aku nggak suka dengan caranya. Masak sih, pakai kata sayang segala.”

“Hati-hati, berteman di dunia maya,” aku mencoba menasihati. “Seperti halnya di dunia nyata. Jangankan orang yang tidak kita kenal, yang kenal kita pun bisa berbuat jahat kepada kita. Lebih baik berhati-hati. Tidak semua orang baik, meskipun juga tidak semuanya jahat.”

“Ada sih teman yang pernah mengingatkan aku, karena aku kecanduan setelah kenal facebook. Tapi aku bilang lepadanya kalau aku bisa jaga diri. Aku tahu batas-batas sejauh apa yang seharusnya aku lakukan. Aku kembalikan ke niat awal pertemanan. Aku ingin tambah saudara dan bebagi kebaikan. Terutama berbagi ilmu.” Penjelasan Maya meyakinkan aku atas argumentasinya.

“Bu Maya juga boleh memblokir aku, apalagi Bu Maya juga tidak kenal aku. Bu Maya tidak tahu siapa aku. Kita juga baru saja kenal di sini, di facebook.”

Aku menyebutnya Bu Maya karena kutahu dari info di beranda facebooknya dia seorang guru di salah satu kecamatan, satu kota denganku. Dia juga lulusan dari Sekolah Menengah Pertama yang sama drnganku, tetapi beberapa tahun sebelumku. Oleh karenanya aku juga sering menyebutnya Mbak Maya.

“Bisa saja kan aku kurang ajar seperti teman Ibu yang baru saja diblokir itu. Mending blokir saja. Sebelum terlanjur.” Aku melanjutkan menulis pesan, walaupun pesan sebelumnya belum dibalasnya.

“Maaf, baru bisa membalas. Tadi aku harus ke belakang. Aku baru saja mematikan kompor dan mengisi termos. Air yang kurebus sudah mendidih. Aku juga sudah membuat kopi untuk teman malam ini.”

“Aden, mau aku buatkan kopi juga?”

“Ah, Ibu bercanda!”

“Serius. Kalau nggak percaya, aku bawa ke sini ya. Tunggu!”

Sebentar kemudian Maya mengirim gambar dua cangkir kopi yang masih mengepul uapnya, pertanda minuman itu baru saja dibuatnya.

Aku kembali mempertanyakan tentang pemblokiran pertemanan.

“Bagaimana dengan aku? Sebelum diblokir. aku minta maaf jika selama ini membuat Bu Maya tidak berkenan.”

“Siapa yang mau memblokir Aden, selama ini nggak ada masalah kan? Kita baik-baik saja. Aku berharap kita bisa menjalin persaudaraan. Jadi aku tidak perlu memblokir.”

“Kenapa?”

“Karena aku percaya, Aden akan menjadi teman yang baik buat aku.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Nah, bener keren! Uraiannya detail.

26 Jun
Balas

Terima kasih, Bu Mimin.

01 Jul

Semakin produktif saja bu Rom ini. Keren ceritanya meski belum mengikuti semuanya. Lanjut bu Rom, literasi harga mati bukan? Mohon maaf lahir batin juga, semoga tambah sehat dan sukses. Amin.

22 Jun
Balas

Aamiin, terima kasih sudah mampir di sini. Ditunggu masukannya ya.

22 Jun



search

New Post