Menulis cerita anak bukanlah pilihan terakhir dari sekian banyak alternatif untuk menulis. Seperti puisi, cerpen, novel, dan juga skenario. Karena sejatinya menulis cerita anak juga memiliki keunikan dan kekhasan mereka sendiri.

Sebelum menulis cerita anak, penting untuk kita memperhatikan target pembaca, yang dalam hal ini tentu anak-anak. Apakah anak tersebut belum bisa membaca, terbata-bata, atau justru sudah lancar membaca?

Anak yang belum lancar membaca cocok dengan tulisan yang banyak ilustrasi. Seperti cerita bergambar yang lembarnya tidak terlalu banyak (24-42 Halaman). Sedangkan anak yang sudah terbata-bata atau mulai memiliki stamamina yang cukup untuk membaca diwaktu yang lebih lama. Maka teks pada tulisan anak tersebut diperbolehkan lebih banyak daripada ilustrasi. Jumlah halamnnya pun lebih banyak seperti, 50-60 halaman.

Sementara itu, anak yang berada pada kategori terakhir yakni anak yang lancar membaca. Mereka sudah tidak terpaku apakah ada ilustrasi gambar atau tidak pada buku tersebut. Hal ini karena mereka lebih gemar berimajiansi sendiri mengenai tokoh dalam cerita.

Setelah kita memahami ketiga kategori anak tersebut, kita juga bisa mengajarkan Teknik kepenulisan yang cocok untuk mereka. Salah satu teknik menulis yang cocok untuk anak adalah dengan mengajak mereka berekreasi, melihat sekitar lalu menuliskannya.

Ulasan di atas adalah salah satu trik yang bisa penulis bagikan. Semoga bisa membantu untuk mengajarkan minat menulis kepada anak-anak. (Ron / Berbagai sumber)

Pajar Bulan 04 Februari 2023