Aku berbeda dengan orang-orang yang memiliki tujuan. Aku adalah orang yang harus mewujudkan tujuan.

Tapi kenapa semua terlihat berantakan. Setiap kali berdisuksi yang kutemukan hanyalah orang-orang lemah. Mereka bahkan tidak memiliki tujuan. Terlalu sering diam, bahkan enggan untuk bicara.

Ketika aku berhasil. Mereka bergantian mengucapkan selamat kepadaku. Aku tidak mengerti. Apa nikmatnya menjadi pemeran pendukung dikehidupan orang lain?

Kulihat handpone, kubaca satu pesan darinya. selamat pagi, semoga hari ini banyak hal baik. Tak kujawab, segera handpone kumatikan, aku tidak tertarik menerima panggilan darinya.

Sinar matahari melewati pentilasi kamarku. Langsung mengarah ke tempat tidur. Jika aku menempelkan lensa pembesar pasti kasurku sudah terbakar. Tapi meski tanpa lensa, cahaya itu selalu bisa membakar semangatku.

Aku memutar lagu-lagu rock dengan suara yang keras. Sesakali ikut bernyanyi. Disadari atau tidak aku memang banyak bergerak. Bahkan ketika mengobrol sering dilakukan sambil berjalan, atau sebatas memantulkan bola.

Pagi ini sambil menyanyi lagu rock, aku melompat-lompat. Sesekali berlari di tempat, dan melakukan pergangan. Begitulah aku memulai aktifitas di hari minggu. Setelah lelah aku ke luar dan berjemur sebentar.

Tak lama badanku segar dan berenergi, aku pun bergegas mandi.

***

Kunyalakan leptop dan kuperhatikan hari ini ada beberapa pekerjaan, yang harus segera diselesaikan.

Kunyalakan handpone, banyak panggilan masuk dan pesan berdering. Nomor baru yang memiliki profil wanita lau bertanya lagi apa? Langsung kublock. Meski sering bercanda aku selalu serius dalam hal ini.

Namun bila wanita itu menanyakan sesuatu yang tidak ia mengerti, dengan senang hati akan kujawab. Meski minggu, hari itu aku menulis hanya untuk keperluan kerja.

Malamnya, sebuah panggilan vidio masuk. Seseorang ingin bertanya bagaiamana cara memperbaiki masalah pada leptopnya. Setelah diperbaiki segera kucari cara untuk mengakhiri obrolan.

Wanita yang satu ini memang berbeda dari yang lain. Ia pandai menilai karakter seseorang, lulusan psikeater dan bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahan. Aku bertemu dengannya ketika kami bekerja bersama. Dimana purasahannya waktu itu membutuhkan penulis lepas sepertiku.

Setiap kali kami melakukan panggilan vidio melalui whatsapp. Layar handpone itu selalu terisi wajahku. Itulah hal yang menunjukan aku lebih suka diriku sendiri daripada orang lain...

Menjelang pukul 09 malam. Kepalaku selalu pusing dan mengantuk. Aku meminta izin kepadanya untuk tidur lebih awal. Kami pun mengkhiri obroloan malam itu.

Pagi harinya, aku kerja ke kantor. Hari ini supirku tidak masuk. Aku terpaksa menyupir sendiri. Sial. Gumamku dalam hati.

Di tempat parkir aku bertemu dengan pria yang menaiki motor merah. Ia Menggunakan motor bebek namun dengan stank rental. Tampak motornya belum selesai di modif.

Sambil berjalan pria itu senyum kesemua orang yang ia lihat. Anehnya ia tampak menikmati aktivitasnya. Bagiku, tersenyum setiap hari sepertinya sangatlah melelahkan.

Orang-orang menilai aku dan pria itu adalah sahabat. Bagiku tidak demikian. Aku tidak perduli padanya. Selama ia bisa berguna kubiarkan dia mebuat dunianya sendiri di sekitarku.

Faktanya, aku hanya menganggap mereka alat. Selama aku bisa mewujudkan tujuanku, aku tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan dan kerjakan.

Pajar bulan, 12 februari 2023