ROSIHAN ARI WIBOWO

Canggah dari Kyai Soleh Lateng. Lare Osing, lahir di Banyuwangi 01 Februari 1986. Tinggal di Jember sejak tahun 2014. SD Al Irsyad Al Islamiyah Banyuwangi...

Selengkapnya
Navigasi Web

Menempuh Hidup Baru

Jalan hidup manusia tidak ada yang tahu. Akan menjadi apa kita di masa yang akan datang, menjadi sebuah misteri. Amanah apa yang akan kita emban di kemudian, hari hanya Allah yang tahu.

Terus terang, beberapa kali saya ingin menulis tentang ini. Tapi begitu mulai menulis, saya menitikkan air mata. Ketika itu terjadi, HP saya taruh dan cari topik yang lain. Sekarang pun saya masih menitikkan air mata.

Baik, kali ini saya harus kuat. Saya kira orang-orang di sekeliling saya harus tahu. Bagaimana saya mengalami masa-masa sulit. Lebih tepatnya masa-masa yang justru mendewasakan saya.

Awal Maret 2022 saya menerima telepon. Ia menawari saya untuk menjabat Kepala Sekolah. Sebuah jabatan yang sangat berat bagi saya. Maklum saja, selama 15 tahun saya mengabdi di dunia pendidikan, saya selalu menjabat guru jelas.

Tanpa pikir panjang tawaran tersebut saya tolak. Karena, bagaimanapun saya hanya ingin menjadi guru. Tidak ingin berpikir yang berat-berat. Apalagi kalau mendengar bagaimana tagihan KS, laporan dari A hingga Z. Sungguh benar-benar membuat saya tidak nyaman.

Mendapat penolakan, rekan yang menelepon saya memaklumi. Dia juga bersedia membantu supaya nama saya tidak tercantum sebagai calon Plt Kepala Sekolah.

Tidak sampai di situ, istri saya yang juga seorang ASN juga berjuang mati-matian. Ia melobi Kepala sekolahnya. Secara kepala sekolahnya ketua Kelompok Kerja Kepala Sekokah (K3S) Kec. Jombang. Siapa tahu dengan usaha seperti itu saya benar-benar tidak terpilih menjadi KS.

Namun, Allah berkehendak lain. Sebuah surat mendarat di WA saya. Surat tersebut berisi undangan untuk menghadiri Surat Keputusan Pelaksana Tugas (SK Plt) Kepala Sekolah.

Saat itu air mata saya benar-benar tak terbendung. Sepanjang jalan dari Kec. Jombang sampai kantor Dispendik saya hanya bisa menangis. Tidak Terima dengan keadaan atau takdir yang menimpa saya.

Sepanjang jalan hanya bayangan keluarga saya yang muncul. Terutama anak-anak yang masih belum mendapat kasih sayang dari ayahnya yang fakir ini. Banyak hak yang belum tersalurkan kepada mereka. Bagaimana mampu menjadi kepala sekolah, menjadi kepala keluarga saja jauh dari kata mampu.

Wajar ketika salah seorang teman kepala sekolah memberi ucapan selamat. Bunyi ucapannya "Selamat menempuh hidup baru." Sebuah ucapan yang biasanya diberikan kepada pengantin baru.

Ternyata benar, mengemban amanah sebagai KS benar-benar membutuhkan dedikasi yang tinggi. Harus pintar-pintar membagi waktu antara urusan kedinasan dan keluarga. Termasuk mana yang didahulukan. Jika dulu hanya memikirkan lima kepala. Sekarang ada banyak jiwa yang dipikirkan. Semua benar-benar berubah.

Kini, jika saya kuat dan merasa mampu mengemban amanah ini, itu karena keyakinan saya kepada Allah. Bahwa tidaklah Dia menguji, kecuali di luar kemampuan hamba-Nya. Bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Bahwa Dia sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Itulah yang menguatkan saya. That's All.

Jember, 22 Januari 2023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Masyaallah, selamat ya pak Rosi. Semoga bisa menjalankan amanah dengan baik. Salam sukses dan sehat selalu!

22 Jan
Balas

Alhamdulillah... Terima kasih Bu

23 Jan



search

New Post