Rosita Saleh

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Peningkatan Media Kartu Angka Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Angka Pada AUD

LAPORAN HASIL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN MEDIA KARTU ANGKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA PADA ANAK USIA DINI

SEMESTER 1 TAHUN PELAJAJARAN 2022/2023

ABSTRAK

Kurangnya tingkat kemampuan anak dalam mengenal angka pada kelompok B BILPOM menjadi alasan mengapa penelitian ini dilakukan. Kegiatan permainan kartu angka merupakan kegiatan yang dapat membantu peningkatan kemampun anak dalam mengenal angka. Untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui penggunaan media kartu angka pada kelompok B di PAUD BILPOM. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang tiap siklus terdiri dari 4 tahapan seperti tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik pada kelompok B BILPOM. Hasil dari penelitian ini adalah kemampuan mengenal angka anak mengalami peningkatan. Sebelum melakukan tindakan penelitian, tingkat kemampuan anak dalam mengenal angka anak masih tergolong sangat rendah, , setelah dilakukan penelitian siklus I maka diperoleh hasilnya adalah 33% dan pada siklus II meningkat menjadi 86,7%. Setelah dilakukan mulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal angka pada anak kelompok A TK Harun Al-rasyid Pematangsiantar mengalami peningkatan.

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini sangatlah penting, karena pertumbuhan dan perkembangan seorang anak akan dapat berkembang sesuai dengan karakter dan kebutuhan melalui program pembelajaran yang dirancang oleh suatu lembaga pendidikan (Veryawan, 2020:1). Anak usia dini merupakan usia emas (golden age) yang mana pada usia ini anak akan mudah menerima, melihat dan mendengar sesuatu yang diperlihatkan oleh orang lain kepadanya (Rasyid et al., 2012). Masa dimana anak dapat menyerap berbagai informasi yang sangat tinggi dan perkembangan yang pesat sehingga perlu mendapat perhatian yang khusus dari orang tua maupun pendidik serta orang dewasa disekitar anak.

Pembelajaran untuk anak usia dini pada prinsipnya dilaksanakan dengan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Bermain sangat penting bagi anak usia dini karena melalui bermain dapat mengembangkan aspek-aspek perkembangan pada anak. Aspek tersebut meliputi aspek nilai agama dan moral, aspek fisik, aspek bahasa, aspek sosial emosional, aspek kognitif dan aspek seni (Farhurohman, 2017:28). Dengan bermain, anak akan memperoleh kesenangan sekaligus belajar sesuatu yang baru sehingga anak dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada dirinya dengan baik. Permainan jika dilakukan secara rutin dan benar akan memberikan kebaikan pada anak-anak yang sedang dalam proses pertumbuhan dan hubungan sosial dengan teman-teman akan menjadi lebih akrab karena tercipta kedekatakan ketika bermain bersama (Rahayu & Firmansyah, 2019:9). Menurut Piaget (Hartati, 2005: 68), terdapat empat tahap perkembangan kognitif anak yaitu tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (11-18 tahun). Perkembangan kognitif anak usia dini berada pada fase pra-operasional, yang pada tahap ini anak belum mampu untuk berpikir abstrak sehingga dalam mengenalkan suatu benda atau pembelajaran harus menggunakan benda-benda yang bersifat konkret atau nyata, termasuk dalam kegiatan pengenalan angka. Menurut (Elyana & Latief, 2018:82) bahwa pengembangan kognitif dapat diperloleh melalui kegiatan berhitung, membilang, mengelompokkan, mengenal bentuk, membedakan sesuatu dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan guru bidang pengembangan kognitif merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oleh anak terutama dalam kegiatan membilang. Menyadari pentingnya aspek perkembangan kognitif pada anak usia dini di antara aspek pengembangan aspek lainnya, aspek kognitif termasuk di dalamnya adalah pembelajaran berhitung atau membilang yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, maka kegiatan membilang atau pengenalan angka sudah dimulai dini. Kemampuan yang berhubungan dengan berhitung atau konsep berhitung permulaan seperti mengenal angka (lambang bilangan), menyebutkan urutan bilangan, menghitung benda, meniru lambang bilangan, mengenal himpunan sederhana dengan nilai yang berbeda, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dengan menggunakan konsep ke abstrak, menghubungkan lambang bilangan dan konsep bilangan dan menciptakan bentuk benda sesuai dengan konsep bilangan (Zaman & Hernawan, 2016:1.23). (Syafitri et al., 2018:194) menjelaskan bahwa kemampuan mengenal konsep lambang bilangan dapat mengembangkan keterampilan berpikir, menalar dan memecahkan masalah. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan sehari-harinya, anak terlibat langsung dalam penggunaan lambang bilangan.

Menurut (Gandana et al., 2017:96) bahwa bilangan adalah suatu himpunan berupa lambang atau simbol yang berkaitan erat dengan nilai yang mewakili banyaknya benda. Lambang bilangan merupakan simbol yang mewakili dari bilangan. Lambang atau simbol yang mewakili suatu bilangan disebut angka yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Lambang atau simbol bilangan ini, nantinya akan mempermudah kita dalam melakukan operasi bilangan. Tadjudin (Sari et al., 2019:2) juga menerangkan bahwa lambang bilangan adalah suatu alat pembantu yang mengandung suatu pengertian. Sejalan dengan itu, (Susanto, 2011:106-107) mengatakan bahwa kemampuan mengenal angka anak usia dini adalah sebagai berikut: menyebut urutan bilangan 1-10, membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10, menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda hingga 10.

Irawati (Malapata & Wijayanigsih, 2019:284) mengungkapkan pembelajaran berhitung juga merupakan bagian terpenting bagi anak, apabila kegiatan berhitung dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan dengan menggunakan media yang lebih menarik atau menggunakan permainan yang dapat mempengaruhi minat belajar dalam berhitung. Media dalam proses belajar bagi anak usia dini dapat diartikan secara sempit sebagai segala sesuatu yang dipakai untuk membantu pencapaian tujuan belajar anak usia dini, yang berupa berbagai alat bantu dan alat permainan, termasuk alat untuk memperagakan sesuatu proses agar lebih mudah dipahami oleh anak (Abubakar et al., 2018:255). Media kartu angka di perlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika, terutama lambang bilangan atau angka, sehingga anak secara mental siap mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, seperti pengenalan lambang bilangan, warna, bentuk dan ukuran (Pratiwi, 2017:2). (Tarjono, 2013:3) menyatakan bahwa kartu angka merupakan salah alat bantu paling penting untuk melatih dan memperkuat dalam kemampuan mengenal bilangan, meningkatkan kemampuan menyebut sambil mengembangkan kemampuan mengenal lambang bilangan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di PAUD BILPOM, mengenai proses pembelajaran pada aspek kemampuan kognitif yaitu mengenal angka, cara pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini dapat dibuktikan masih adanya guru yang mengajar di depan kelas dengan metode yang klasikal membosankan, guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak didik tanpa mempertimbangkan atau memberi pilihan kegiatan kepada anak didik lainnya. Anak didik hanya bisa mengikuti apa yang diperintahkan guru. Dengan metode pembelajaran yang kurang menarik diterapkan oleh guru. Dalam hal ini peneliti juga menemukan penggunaan media yang kurang variatif sehingga membuat anak didik merasa bosan dan tidak memiliki antusias pada proses pembelajaran di dalam kelas. Hal ini terbukti pada lembar kerja siswa, dari 15 siswa yang mampu menyelesaiakan tugas menghitung angka hanya 3 orang (20%) anak yang bisa mengerkanjakan 2 orang (13,3%), anak yang masih memerlukan bimbingan guru dan latihan 10 orang (66,7%). Berdasarkan pemasalahan yang ada di lapangan maka penulis tertarik untuk meneliti secara langsung.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka melalui penggunaan media kartu angka di TK Harun Al-rasyid Pematangsiantar. Manfaat penelitian ini betujuan untuk: untuk tenaga pendidik agar dapat meningkatkan kemampuan untuk memberikan pembelajaran kepada anak didik, guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya didalam proses belajar, guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa guru mampu menilai dan memperbaiki pembelajarn yang dikelolanya dan lebih percaya diri, dengan terbiasanya guru melakukan perbaikan tentu teknik dan strategi pembelajaran dapat dihasilkan untuk disebarluaskan kepada rekan sejawat lainnya.

METODE Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di PAUD BILPOM yang berjumlah 15 orang yang terdiri 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Dengan tema tanaman sub tanaman hias pada siklus I, dan tema tanaman sayur pada siklus II. Siklus I dimulai dari tanggal 01 Oktober 2022 sampai tanggal 10 Oktober 2022. Siklus II di mulai dari tanggal 10 November 2022 samapi tanggal 15 November 2022. Penelitian ini dilakukan di PAUD BILPOM pada anak kelompok B. Objek dari penelitian ini adalah kegiatan anak untuk mengetahui sejauh mana antusias peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka dengan penggunaan media kartu angka di TK B BILPOM. Dalam penelitian ini dikemas dalam bentuk penelitian tindakan kelas dan metode ini digunakan terutama bersumber dari masalah yang timbul sehari-hari didalam kelas dan penelitian tindakan adalah penelitian praktis yang dapat memperbaiki pembelajaran dikelas. Pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), metode ini digunakan terutama karena yang diteliti bersumber dari masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Pada penelitian ini yang digunakan adalah model rancangan (Arikunto, 2015) yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection). Dalam penelitian ini proses penelitian dilakukan 2 siklus, setiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai.

HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari hasil penelitian kegiatan mengenal angka dengan menggunakan media kartu angka pada anak kelompok B di PAUD BILPOM memiliki 3 indikator yaitu mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka, mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka dan menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka.

Setelah melakukan proses kegiatan siklus I maka peneliti melakukan refleksi untuk perbaikan kegiatan pembelajaran. Dari hasil kegiatan yang dilakukan anak dari 15 orang anak hanya 2 orang anak yang memperoleh predikat BSB (Berkembang Sangat Baik), 3 orang anak memperoleh predikat BSH (Berkembang Sesuai Harapan), 4 orang anak memperoleh predikat MB (Mulai Berkembang) dan 6 orang anak memperoleh predikat BB (Belum Berkembang), hasil ini diasumsikan karena penjelasan yang peneliti sampaikan kurang dipahami anak, metode dan media yang diberikan tidak tepat, saya kurang memotivasi anak dalam melakukan kegiatan yang dilakukan serta penguatan dan umpan balik terhadap hasil kegiatan anak kurang memotivasi anak. Pada penelitian siklus I ada beberapa temuan yang menjadi perhatian peneliti, guru dan teman sejawat yaitu: proses kegiatan belajar berlangsung menyenangkan, meski masih banyak kekurangan, hanya 2 orang anak yang dapat melakukan kegiatan sesuai sesuai indikator yang telah ditentukan, 6 orang anak yang belum dapat mengikuti kegiatan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari tiga aspek penelitian yang belum dipenuhi serta anak tidak fokus dan merasa bosan karena media dan metode kegiatan kurang menarik. kemampuan anak dalam mengenal angka melalui penggunaan meida kartu pada siklus I bahwa anak yang dapat mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka dan anak yang dapat mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka serta anak yang dapat menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka dengan baik ada 6 orang yang mendapat predikat belum berkembang (BB) setara dengan 40%, anak yang dapat mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka dan anak yang dapat mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka serta anak yang dapat menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka dengan baik ada 4 orang yang mendapat predikat mulai berkembang (MB) setara dengan 27%, anak yang dapat mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka dan anak yang dapat mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka serta anak yang dapat menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka dengan baik ada 3 orang yang mendapat predikat berkembang sesuai harapan (BSH) setara dengan 20%, anak yang dapat mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka dan anak yang dapat mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka serta anak yang dapat menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka dengan baik ada 2 orang yang mendapat predikat berkembang sangat baik (BSB) setara dengan 13%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan anak dalam mengenal angka melalui penggunaan media kartu angka tergolong masih rendah dan belum mencapai tingkat perkembangan yang diharapkan sehingga peneliti merasa masih perlu melanjutkan perbaikan di siklus II.

Berdasarkan hasil data pada siklus I peneliti melakukan refleksi kegiatan pembelajaran, untuk itu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan cara sebagai berikut: penjelasan terhadap kegiatan pembelajaran sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak, perorganisasian kelas yang tepat agar lebih mudah untuk dikondisikan sehingga dapat melakkan kegiatan lebih baik dan media pembelajaran yang digunakan dibuat lebih bagus agar dapat menarik perhatian dan memotivasi anak. Sehingga selama melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II anak lebih semangat dan termotivasi untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Sebahagian besar anak sudah mampu melaksanakan kegiatan mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka, mengelompokkan kartu angka yang sama, menghubungkan gambar dengan kartu angka yang tepat dan hal ini disebabkan karena peneliti menggunakan metode yang sesuai dengan kemampuan sehingga anak tidak merasa bosan dalam proses kegiatan dan selalu bersemangat dengan media dan sumber belajar yang digunakan. kemampuan anak dalam mengenal angka melalui penggunaan media kartu pada kegiatan siklus II bahwa anak yang dapat mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka dan anak yang dapat mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka serta anak yang dapat menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka dengan baik ada 1 orang yang mendapat predikat belum berkembang (BB) setara dengan 7%, anak yang dapat mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka dan anak yang dapat mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka serta anak yang dapat menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka dengan baik ada 1 orang yang mendapat predikat mulai berkembang (MB) setara dengan 7%, anak yang dapat mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka dan anak yang dapat mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka serta anak yang dapat menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka dengan baik ada 3 orang yang mendapat predikat berkembang sesuai harapan (BSH) setara dengan 20%, anak yang dapat mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka dan anak yang dapat mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka serta anak yang dapat menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka dengan baik ada 10 orang yang mendapat predikat berkembang sangat baik (BSB) setara dengan 67%. Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan dalam melakukan kegiatan mengenal angka dengan penggunaan media kartu angka untuk meningkatkan kemampuan mengenal angka menunjukkan perkembangan yang sangat baik dan telah mencapai tingkat perkembangan sesuai dengan harapan yaitu 86,7%. Dengan demikian, melalui kegiatan mengenal angka dengan bantuan penggunaan media kartu angka mengalami peningkatan di PAUD BILPOM Kota Oksibil Tahun Ajaran 2022/2023. Sejalan dengan hasil penelitian diatas, artikel (Haslana & Wirastania, 2017:66) menerangkan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan dalam kemampuan mengenal bilangan dengan menggunakan media kartu angka, artikel (Dewi & Kusumah, 2018:55) juga menjelaskan analisis data penelitian pada siklus I diperoleh hasil yaitu 33,33 % atau Belum Berkembang (BB), siklus II diperoleh hasil yaitu 66,66 % atau Mulai Berkembang (MB), dan siklus III diperoleh hasil yaitu 88,57 % atau Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan 1-10 dan artikel (Rosmiyati & Wahyuni, 2019:84) mengungkapkan bahwa melalui kegiatan bermain kartu domino dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilanngan anak usia 4-5 tahun dengan angka rata-rata yang diperoleh pada kegiatan pra siklus mencapai angka 36,11% masuk dalam kategori Belum Berkembang (BB), kemudian padasiklus I angka rata-rata mencapai 50,18% berada dalam kategori Mulai Berkembang (MB) dan pada siklus II angka rata-rata kembali meningkat menjadi 76,1 % sudah berada dalam kategori Berkembang Sangat Baik(BSB).

KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulakan bahwa kemampuan anak dalam mengenal angka melalui kegiatan anak yang dapat mengurutkan lambang bilangan dengan kartu angka dan anak yang dapat mengelompokkan lambang bilangan dengan kartu angka serta anak yang dapat menghubungkan gambar sesuai dengan kartu angka dapat di tingkatkan melalui kegiatan penggunaan media kartu angka. Ini dibuktikan pada siklus I hanya memperoleh 33% dan setelah dilakukan kegiatan pada siklus II menjadi naik mencapai 86,7% dan dapat dilihat pada hasil yang dilakukan anak pada kegiatan mengenal angka pada usia 4-5 tahun dapat meningkat dengan sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam mengenal angka melalui penggunaan media kartu angka di kelompok A di TK Harun Al-rasyid Pematangsiantar telah meningkat dan berhasil dengan sangat baik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang ingin diajukan peneliti kepada: sekolah, untuk memberikan dukungan dan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan inovasi pembelajaran dengan proses belajar mengajar. Guru dituntut untuk lebih keatif lagi dalam mengembangkan ide-ide dan dapat memotivasi anak dalam pembelajaran dan lebih cermat dalam memberikan penguatan pada anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka anak. Lembaga diharapkan dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang dapat mendukung dan menunjang setiap kegiatan pengembangan dalam pembelajaran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post