Rosita Susanti

Bekerja di SMPN 2 Lengkong sejak 2003 sampai sekarang. "Jadilah diri sendiri, karena itu lebih menarik daripada kamu meniru gaya hidup orang lain". Semangat dan...

Selengkapnya
Navigasi Web
KASIH YANG TERGADAI

KASIH YANG TERGADAI

KASIH YANG TERGADAI

***

Ramadhan ini, mengajarkan banyak hal pada Hana. Dia harus belajar menjadi sosok penyabar dan penyayang buat ketiga bocah kecil yang sangat dia sayangi. Hana harus belajar menjadi sosok seorang ibu. Meskipun dia sendiri baru pertama kalinya melakukan tugas ini. Berbekal kasih sayang dan naluri seorang wanita. Hana belajar dari ibunya.

“Hana, anggap mereka anak-anakmu sendiri. Sehingga kau tak akan terbebani!” kata ibu sambil mengelus jilbabku. Siapa lagi yang mereka lihat selain kita keluarga terdekatnya. Jika Abinya sibuk dan tidak memperhatikan mereka. Kitalah yang harus merawat dan mengasihi Salsa dan adik-adiknya.” Hana mengangguk-angguk mengiyakan perkataan ibunya.

Malam itu, Ramadhan memasuki hari ke-17. Tiada angin tiada hujan, tiba-tiba Mas Dafa datang ke rumah ibu. Dia duduk menunggu di bangku teras rumah. Setelah selesai salat, tiba-tiba dia menemui ibu. Sungkem sama beliau dan meminta maaf atas kesalahannya. Bukan bermaksud apa-apa, selama ini dia berlaku seperti itu. Karena dia terjerat hutang yang banyak sekali. Dia harus pontang-panting bekerja pagi hingga malam demi untuk menutup utang. Dafa tidak berani menyampaikan beban beratnya ini kepada ibu mertuanya, karena malu. Beberapa anak cabang usaha Mbak Dewi telah dia jual. Tetapi masih belum juga bisa melunasi utangnya. Kedatangannya kali ini meminta izin kepada ibu untuk menjual rumah warisan Mbak Dewi, yang mereka tempati itu. Jika tidak bisa melunasi malam ini, maka dia akan dilaporkan ke polisi.

“Maafkan Dafa bu, aku kalah bermain judi. Semula aku hanya sekedar main-main untuk menghibur diri karena kepergian Dewi. Ternyata malah menjerat tangan dan kakiku. Aku tak bisa keluar dari tempat itu bu. Aku dipaksa terus bermain Judi walaupun aku tak punya modal, Darko Bandar Judi itu terus meminjami aku modal. Hingga utangku mencapai ratusan Juta. Maafkan aku bu, aku memang salah langkah.” Bela Dafa sambil berlutut dan memohon maaf pada ibu.

***

Bersambung

Salam Literasi

Nganjuk, 29/10/2021

#Tagur 12

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post