ros tini

Saya terlahir dengan nama Rostini, yang memiliki makna seorang perempuan bagaikan bunga mawar yang cantik dan harum. Semoga harapan dari orang tua yang baik-bai...

Selengkapnya
Navigasi Web

Nasib Driver Ojol di Tengah Corona

Di tengah social distancing, bahkan ada wacana lockdown karena Covid 19 di negeri tercinta Indonesia, tentu telah menimbulkan permasalahan baru. Masalah utama terkait pelayanan medis, bagaimana ketercukupan ruang perawatan positif penderita covid 19, rasio dokter dengan perawat terhadap pasien, jaminan pengobatan yang mumpuni, dan kecukupan dana untuk memutus rantai penyebaran virus corona.

Masalah berikutnya adalah masalah ekonomi. Dalam dua minggu terakhir setelah pengumuman ditemukannya dua orang positif terkena virus corona oleh Bapak Presiden, langsung disertai melemahnya rupiah terhadap dolar.

Kalau rupiah anjlok, maka secara tidak langsung akan menyebabkan harga-harga melambung tinggi. Inflasi akan membuat rupiah tidak berdaya. Bagi kaum elit dan berduit, harga mahal untuk memperoleh barang maupun jasa, tidak akan terasa sulit, tapi bagi kalangan yang bekerja menggantungkan pendapatannya dari "mobile" nya orang-orang, maka dengan diberlakukan pengurangan aktivitas di luar rumah melalui social distancing telah melumpuhkan ekonomi masyarakat bahkan bangsa dan negara secara umum. Terbukti kan rupiah sampai terjun bebas.

Siapa orang-orang yang bekerja menggantungkan pada keramaian atau mobile orang-orang? Adalah para driver ojeg online, yang mata pencahariannya benar-benar menggantungkan kepada keramaian atau mobile orang-orang. Dengan ditambahnya waktu social distancing, bagi para pelajar dan mahasiswa diisi dengan melakukan belajar online, begitu pun bagi para karyawan perkantoran dan ASN yang memanfaatkannya untuk bekerja dalam jaringan juga. Kondisi ini tentu menciptakan kota menjadi sepi. Kalau sepi, siapa yang akan memesan ojeg online? Berapa lama para driver ojol dan keluarganya dapat bertahan hidup dengan tidak adanya pemasukan sama sekali?

Para driver ojol sangat paham upaya pemerintah dan warga masyarakat untuk tidak keluar rumah, bahkan kalau boleh mereka juga ingin menyelamatkan diri dari keganasan Covid 19. Namun bagaimana nasib imereka dan keluarganya dan ribuan bahkan mungkin lebih, jika tidak bekerja? Para driver ojol tidak mengerti kenapa virus corona ini betah tinggal di negeri kita hingga memakan banyak korban? Kalau sudah begini, siapakah yang harus bertanggung jawab untuk menyelamatkan perut-perut para driver ojol beserta keluarganya? Sampai ada kalimat yang menggelitik yang beredar di kalangan driver ojol, "lebih baik bekerja sampai mati karena corona, daripada diam di rumah lalu mati kelaparan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar bu, kasihan kehidupan rakyat pingguran gak ada yg jamin. Mereka harys ke luar utj cari nafkah, tp penumpang sepi gk ada

25 Mar
Balas

Ya Bun, kasihan. Baru seminggu saja mereka ga dapat order, bagaimana kalau diperpanjang? Pemerintah yang harus turun tangan. Makasih Bun sudah aoresiatif

25 Mar

Benar bun kasihan juga ya jd sepi yg pake ojol

25 Mar
Balas

Ya Bunda suhaeni mereka hanya berkeliling muter muter ngabisin bensin, tapi tidak ada penumpang

25 Mar

Ya Bunda suhaeni mereka hanya berkeliling muter muter ngabisin bensin, tapi tidak ada penumpang

25 Mar



search

New Post