#TULISAN KE 159

PUTRIKU,SAHABATKU

23 tahun lalu, tepatnya 17 November 1997,hadirmu membawa bahagia menyisihkan segala penat dan perih setelah berjuang menahan sakit yang tak pernah dan tak sanggup ditanggung oleh pria manapun di dunia ini.

Sebagai puteri pertama, tentulah begitu didamba setelah seorang anak lelaki telah hadir dua tahun sebelumnya.

Waktu begitu cepat rasanya.Tahu-tahu kamu pun sudah berganti status, menjadi seorang ibu buat puteri kecilmu.

Ada banyak doa mengalir untukmu,bukan hanya di hari ini. Kamu, putriku yang kadang merangkap jadi penasihat, perawat, desainer, chef, teman jalan, teman cerita tentang film.

Memiliki putri ,sangat mengasyikkan. Seolah punya sahabat, tempat curhat kalau lagi ngambek sama suami. Kadang kamu menjadi tempat paling aman untuk mengadu, walau tidak menemukan solusi, yang penting puas ada tempat melampiaskan.

Karena ukuran badan yang tidak terlalu jauh bedanya, jadi enak bisa tukar-tukaran baju.

Sehat teruslah puteriku. Panjang umurmu dalam ketaatan. Kamu anakku, tapi padamu, kadang mama belajar dengan sabarmu, dengan ketaatanmu pada orang tua dan suami.

Semoga Allah senantiasa melindungi dan menaungi perjalanan hidupmu bersama keluarga kecilmu. Menjadilah sandaran bagi kami, bapak ibumu,saat renta nanti. Saat mata tak lagi awas, saat tangan tak mampu menyuap sendiri, saat kaki bergetar lunglai...rengkuhlah kami. Papahlah kami dengan penuh sabar.