Di Minggu siang jalan itu nampak sepi. Di sepanjang jalan komplek perumahan itu hanya ada satu atau dua mobil yang lewat. Biasanya ada banyak mobil yang lalu lalang disana. Jalan itu menjadi tempat yang strategis, karena biasanya ramai dilewati oleh mobil atau kendaraan lain yang ingin memotong jalan untuk menghindari kemacetan dari jalan utama yang ada di dekatnya. Setiap pagi mobil yang berlalu lalang di jalan utama pada saat jam kerja akan padat merayap. Tidak jauh dari jalan itu ada komplek sekolah swasta mulai dari sekolah TK, SD, SMP hingga SMA. Jalan motong ini akan padat dan macet hanya pada saat jam sekolah sebelum pandemi.

Di salah satu sisi jalan itu ada tempat tongkrongan si penjual buah, pak Eno. Ia biasa mangkal di sana menjajakan buah dagangannya kepada setiap pelanggannya, dengan sepeda dan tempat buah yang disusunnya dengan baik. Hari itu ada buah rambutan, pisang tanduk dan buah nangka manis yang harum. Ibu Butet menjadi salah satu pelanggannya. Sebelum pandemi, ia biasa mengantar putranya si Ucok bersekolah di sekitar itu. Saat menjemput dan mengantar si Ucok, ada saja buah yang dibelinya. Buah yang dijualnya memang cukup baik. Selain dirinya, ada juga beberapa orang tua atau pengantar lainnya yang menjadi pelanggannya.

Kebetulan Minggu siang itu, ibu Butet melewati sepanjang jalan itu. Ia melihat pak Eno dengan barang dagangannya yang menarik perhatiannya di jalan itu. Segera ia bersama suaminya yang mengendarai mobil, berhenti di sisi jalan untuk diparkir. Ibu Butet yang sudah lama tidak membeli buah, segera menggunakan kesempatan itu. Ia membeli beberapa jenis buah yang dijajakan saat itu. Esoknya ia membawa ke sekolah sebagian buah yang dibelinya. Buah rambutan yang dibawanya memang rasanya enak sekali demikian komentar mereka yang mencobanya.

Sumber :

https://www.suara.com/lifestyle/2014/07/03/121710/rambutan-buah-super-yang-segera-populer

Tantangan menulis hari ke 352, Senin, 20-12-2021