Memori tak terlupakan bersama sang ibu
Ibuku adalah sosok yang luar biasa. Jika berbicara tentang ibuku, mungkin berlembar- lembar tak akan cukup untuk menuliskannya. Ibuku adalah perempuan tangguh dan sangat sabar. Ibuku adalah wanita yang pertama kali memelukku. Menguatkanku jika aku sedang jatuh. Ibuku adalah pahlawan sesungguhnya bagi diriku. Banyak kisah yang ingin ku ceritakan tentang ibuku, tapi lain kali saja.
Ibuku memang tidak punya ijazah sarjana, tapi beliau adalah sosok yang luar biasa, yang memberikan kekuatan dengan penuh kesabaran dan kesederhanaan. Apa yang telah ibuku lakukan padaku, belum tentu aku bisa melakukan hal yang sama. Ibuku memang tidak pandai ilmu agama, tetapi beliau yang mengajarkan agama terlebih dahulu padaku. Jika ditanya pernah membantah dan tidak mendengarkan ibu, mungkin aku akan menjawab "pernah".
Suatu hari aku pernah membantah dan tidak mengubris ucapan ibuku, sehingga membuatku hampir celaka. Kecelakaan itu akan aku buat sebagai pelajaran dalam cerita lembaranku. Kisah ini dimulai 5 tahun lalu, saat diriku berusia 9 tahun. Mempunyai sepeda memang memiliki kebahagian tersendiri. Apalagi ditambah dengan keliling desa bersama teman-teman. Begitu pula diriku, yang waktu itu sangat senang sekali memiliki sepeda baru. Waktu pertama kali dibelikan, aku merasa senang sekali. Orang pertama yang mengajariku bersepeda, adalah ibuku. Beliau mengajariku setiap hari tanpa letih. Meski pekerjaan rumah menunggunya, ibuku dengan senang hati mengajariku hingga bisa bersepeda. Saat diriku sudah di rasa mampu menguasai sepeda, aku sudah berani jalan-jalan mengelilingi desa. Aku tidak sendiri ada temanku yang juga ikut bersepeda.
" Bela ayo! Kita bersepeda, jalan-jalan lagi" ucap salah satu teman ku. " iya, tunggu sebentar aku sedang mencari sandal nih" ucapku dengan tak sabar. Teman-teman yang lain sudah menunggu di depan rumah. Aku dengan riang segera mengeluarkan sepedaku. " Bela mau kemana? Kok buru-buru sekali keliatannya. " . Suara itu terdengar dari arah dapur, ternyata itu suara ibuku. . " jalan-jalan buk sama teman, naik sepeda". Ucapku. "Jalan kemana? Awas jangan jauh-jauh" ucap ibuku, dengan nada lembut. " gak jauh kok, palingan cuma sekitaran rumah. " ucapku dengan tergesa-gesa, karena takut ditinggal teman-teman. Ibuku cuma terdiam melihat tingkah laku ku. " hei kamu lama sekali, ngambil sepeda serasa ngambil kereta. " ucap Dania salah satu temanku. " hehe, tadi masih ditanya ibu, yasudah yok berangkat. "Kataku. Kami mulai berangkat, mengayun sepeda mengelilingi desa sekitar. Singkat cerita sudah sore hari.
" pulang yuk, takut aku dicari mamaku. " kata arka, yang merupakan salah satu dari temanku. Kami pulang saat sudah mendengar masjid melantunkan adzan. Sesampainya di rumah, aku kaget ketika ibuku tiba-tiba ada di depan pintu rumah. "Dari mana saja kamu? Kok baru sampai. " ucap ibuku dengan nada agak sedikit marah. " ee itu buk, aku jalan-jalan naik sepeda. " ucapku cengengesan. "Haduh, lain kali pulang jangan sampai magrib begini, ibu takut kamu kenapa- napa" kata ibuku sembari membantu ku memasukkan sepedaku. Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB. " wih besok hari minggu nih, kalau bisa aku bakal jalan-jalan naik sepeda sama temen sepuas ku. " ucapku . Ibuku yang mendengarkan perkataan ku hanya menghela nafas. " Bel kalau kamu naik sepeda, jangan pergi ke jalan raya ya. Bahaya, mengerti bel? " ucap ibuku. Aku yang mendengar itu tidak mengubris perkataan ibu.
Jam 05.10, sinar matahari tembus kedalam jendela yang tirainya sudah terbuka. "Nak bangun, kamu kesiangan, ayo cepat sholat subuh." kata ibuku sambil menggoyang goyangkan tubuhku. Aku yang masih mengantuk terpaksa bangun dan segera mengambil wudhu'. Selesai sholat aku membersihkan tempat tidur, lalu menonton serial TV kesukaan ku. Saat lagi asik-asik nya nonton, aku teringat jika aku akan bermain dengan teman-teman. Aku segera mematikan televisi, dan keluar rumah tuk memanggil teman yang lain.
Setelah dirasa sudah hadir semua, kami langsung mengambil sepeda masing-masing. " hey bagaimana kalau kita bersepeda lewat jalan raya? Itu akan sangat menyenangkan. " ucap syahdan salah satu temanku. Teman yang lain hanya menyetujui itu tanpa tau hal apa yang akan terjadi kedepannya. Aku setuju saja dan hanya mengikuti apa yang teman lain lakukan.
Awalnya tidak ada yang terjadi, sampai akhirnya ada sebuah kejadian yang mungkin akan aku ingat seterusnya. Waktu itu kami bergerombol menaiki sepeda. Aku sempat berpisah dengan teman lainnya. Aku mencari teman-teman dengan bersepeda di pinggir jalan. " dimana ya teman-teman yang lain" ucapku dalam batin. Sampai pada akhirnya aku menemukan ibuku ada di seberang jalan, dia habis dari pasar. Aku yang melihat itu lantas berjalan ke tengah jalan raya. Awalnya jalan raya itu sepi, tapi entah dari mana , sebuah truk berukuran besar malaju dari arah barat. Aku sempat menyapa pada ibu. Ibu yang mendengar sapaan ku lantas menoleh ke arahku. Berapa terkejut nya dia bahwa anak perempuan nya berjalan membawa sepeda ke arahnya, dengan di hampiri se ekor truk di sebelah barat.
Sempat ada orang yang meneriaki ku dari belakang. Aku menoleh, dan ternyata ada truk besar menghampiri ku. Aku tak bisa bergerak!, tubuhku kaku! . Tak lama dari itu ibuku berlari ke arahku, dan menarikku ke pinggir jalan. Aku disana pingsan karena kaget. Setelah kejadian itu aku sakit dua hari dua malam. Aku mendapat trauma pada jalan raya dan sebuah truk. Setelah kejadian itu terjadi, aku teringat nasihat ibu, yang dimana tidak boleh bermain ke jalan. Waktu itu aku menyesal karena tidak mendegar nasihat ibuku. Aku sadar bahwa nasihat yang diberikan ibu adalah bentuk kasih sayang seorang ibu pada anaknya.
Setelah kejadian itu berlalu, aku besyukur pada Tuhan yang Maha Esa. Terima-kasih Tuhan, berkat mu aku sadar akan cinta dan kasih sayang ibuku. Terima-kasih Tuhan berkat mu aku mendapat pelajaran hidup. Teruntuk ibuku yang terkasih, setiap malam hati ini menangis sedih. Bukan karena rintangan yang terlampau perih. Namun, karena aku belum bisa membalas jasa yang kau berikan padaku. Sudah banyak jasa yang telah engkau berikan padaku, yang dimana diriku belum tentu membalas semua jasamu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap ulasannya