Rozi

Seorang guru di Kepulauan Riau. Menulis sebuah bentuk keisengan yang mungkin akhirnya akan membuat saya ketagihan. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Bayi ku

Bayi ku

Banyak cerita dibalik foto ini. Dia makhluk tanpa dosa menurutku. Ya, benar saja belum ada dosa yg berlaku untuknya diusia itu.

Dia adalah bayiku. Foto ini diambil dihari ketiga kelahirannya. Dan ketika itu aku sama sekali belum dipertemukan dengannya.

Sekitar 6th yang lalu, dia lahir setelah 40 Minggu didalam perutku. Kata beberapa orang, dia masih betah didalam. Ada hal yang mereka tidak tahu. Ada semacam perundingan yang hanya kami berdua yang tahu ketika itu. Aku lah sebenarnya yang belum ingin dia keluar. Perasaan takut akan persalinan membuatku selalu mensugestikan pada nya untuk tidak keluar dulu. "Tetap didalam ya nak, jangan keluar dulu." Hampir setiap hari kuucapkan itu sambil mengusap perutku didetik-detik hari prediksi kelahiran. Tapi percayalah, sikap seperti itu akhirnya kusesali setelah ku tahu bahwa itu membahayakannya.

Ketuban yang mulai menghijau mempengaruhi kelahirannya. Setelah kelahiran, dia harus menjalani beberapa perawatan diruang bayi. Sedangkan aku yang juga memang belum stabil keadaannya pun tak mampu ketempatnya.

Menyaksikan ibu-ibu lain yang sama-sama baru selesai bersalin denganku sudah bisa langsung menimang anaknya di ruangan kami, sedih rasanya. Suami ku mungkin bisa melihat kegundahanku saat itu. Hingga dia mengusahakan mengambil foto bayi kami dan memperlihatkannya pada ku.

Foto itu seperti memberi kekuatan dan membisikkan ditelingaku "ayo, melangkahlah, lihat dia, cepat!" Seperti ikut mendengar bisikan itu, suamiku berkata "jangan kesana dulu, adek belum kuat." Seketika seperti ada piring yang dipecahkan ditelingaku.

Aku tertunduk sedih tanpa berucap apa-apa. Dan...beberapa waktu kemudian, ketika suami harus pergi kelantai bawah mengurus sesuatu tentang aku dan anaknya, kumohonkan pada kakak ipar ku. Kupancing dia dengan bertanya-tanya tentang anak ku. Dia menyaksikan dari awal hadirnya anak ku di dunia ini, dan dia yang paling disibukkan atau menyibukkan diri dalam hal anak ku ketika itu. Ya...dia seperti tidak mau melepaskan perhatiannya dari bayi mungilku itu. Bayi putih, bersih, comel, menggemaskan katanya. Dia kuanggap orang yang paling tahu tentang bayiku ketika itu selain suamiku. Lalu, "kak, kita kesana yuk" sambil mengarahkan muncungku keruangan bayi. Sontak dia menolak karna takut dengan suamiku. Kuyakinkan dia bahwa suami ku sedang mengurus sesuatu dan akan lama selesainya dan dia tidak akan tahu kita pergi.

Setelah melakukan perundingan yang memakan waktu sekitar 10 menit, mungkin juga kasihan melihatku begitu memohon, akhirnya dia bersedia membawaku. Ntah mendapat kekuatan darimana ketika itu, langkahku begitu pasti menuju ruangan bayi yang sebenarnya untuk orang sehat tentunya jaraknya tidak terlalu jauh dengan ruanganku karena masih dilantai yang sama.

Tak lama, aku sampai ketempatnya. Untuk pertama kali aku memeluknya. Merasakan ikatan itu, antara ibu dan anaknya. Tanpa terasa, cairan bening pun jatuh dari ujung mataku. Menangis haru, ada darah dagingku tepat dihadapan dan dipangkuanku 🤗

Setelah sempat mencoba menyusuinya, kembali kami harus dipisahkan. Aku harus kembali keruangan ku dan bayi gendutku (kelahiran 4,2 kg 🤭) juga harus kembali ketempatnya.

Aku merasa menjadi yang sangat beruntung ketika itu. Berjalan keluar dan semakin menjauh dari ruangannya, dengan lamunan dan hayalan kebahagiaan setelah sempat bercumbu dengan bayiku. Tepat didepan pintu utama ruangan bayi, aku pitam dan tiba-tiba tumbang, untungnya suamiku, bak pahlawan yang datang tepat waktu, tiba-tiba muncul dibalik pintu perawatan dan menyaksikan kakakku panik dan aku yang hampir tumbang, dia langsung menangkap ku. Alhamdulillah, jatuhku, tepat dipangkuannya. Walau aku tahu, ada sesal dihatinya karena aku tak mendengar kata-katanya untuk tetap diruanganku tanpa kemana-mana, tapi aku senang, hasratku terpenuhi. Melihat bayi ku, kesayanganku, permata hatiku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga buah hatinya sehat selalu

11 Jul
Balas

Aamiin... Terimakasih sudah berkunjung bund

11 Jul

Keren nak...semua terurai dengan manis dan renyah. Selalulah menulis

11 Jul
Balas

Siap mommy...

11 Jul

Keren bu...barakallah

12 Jul
Balas

Semoga sehat selalu bunda. .

11 Jul
Balas

Aamiin, doa Yang sama untuk bunda Ria

11 Jul

keren bu... kebahagian wanita ketika menjadi ibu.

11 Jul
Balas

Benar sekali pak. Terimakasih kunjungannya

11 Jul

Mantul adek akak

11 Jul
Balas

Makasih akak q

11 Jul

Tulisannya Bagus Bu.Boleh saya share ?

12 Jul
Balas

teringan saat d situasi yang sama bun

16 Jul
Balas



search

New Post