Saat itu, Joni sedang libur bekerja. Teringat olehnya untuk menghubungi kerabatnya, Akmal. Seketika dia menggapai telpon genggamnya dan mencari nama Akmal disana. Setelah menemukan nama yang dimaksud,  ia pun menekan tombol memanggil. Panggilan tersambung dan terdengar suara ribut diseberang sana.  "Hallo..." Joni mengulang berkali-kali. Joni kesulitan mendengar karena ramainya suara disana. Kemudian terdengar olehnya "nanti aku telfon lagi, kami sedang perang".

Tanpa fikir panjang, Joni meraih kunci motornya dan bergegas ke rumah Akmal. Dalam perjalanan Joni mulai berfikir dan menerka kira-kira apa yang sedang terjadi. Dia tahu betul bahwa Akmal dan keluarganya sangat baik dan tidak suka dengan keributan. Keluarga mereka sangat pandai menjalin hubungan dengan tetangga. Semuanya terlihat sangat harmonis. Lalu apa yang terjadi hingga ribut disana. Apa yang memicu perang ini. Joni terus melajukan motornya untuk mendapatkan jawabannya dan berniat untuk membantu Akmal dan istrinya yang sudah terlalu sering menolong kehidupan mereka. "Mungkin inilah waktunya aku membalas kebaikan Akmal dan keluarganya" Joni membatin.

Tidak lama, Joni pun tiba dirumah Akmal. Dari dalam rumah Akmal terdengar sangat riuh. Namun tidak ada tanda-tanda peperangan sama sekali. Joni semakin penasaran, lalu masuk kedalam rumah dan mendapati Akmal, beserta anak istrinya sedang bermain perang-perangan dengan senjata mainan baru milik anaknya.