Rere

Orang bodoh yang tidak kunjung pintar. Sedang belajar mengajar di sebuah Sekolah Dasar di kabupaten Batang Jawa Tengah. Suka baca, nulis, nonton film, fotogra...

Selengkapnya
Navigasi Web
Permainan Jadul
Anak-anak sedang bermain lompat tali di halaman sekolah (foto Rere)

Permainan Jadul

Jaman saya kecil dulu ada begitu banyak permainan tradisional yang biasa saya mainkan bersama teman-teman. Dulu saya begitu menyukai permainan seperti petak umpet, bongkar pasang, rumah-rumahan, lompat tali, masak-masakan, bekelan, patahan, dan masih banyak lagi. Semua permainan itu benar-benar sangat tradisional, simpel dan indonesia banget. Dari semua permainan itu saya paling suka dengan bekelan. Biasanya saya memainkan permainan bekelan di teras rumah bersama beberapa teman kecil saya.

Permainan bekelan ini dimainkan menggunakan sebuah bola bekel dan paling sedikit lima buah biji bekel berbentuk logam. Ada yang terbuat dari kuningan, ada pula yang terbuat dari bahan timah. Permainan ini dilakukan dengan cara menyebar seluruh biji bekel dan melempar bola keatas dan menangkapnya setelah bola memantul di lantai. Kalau bola tidak tertangkap atau memantul beberapa kali maka pemain dinyatakan mati dan harus bergantian dengan teman mainnya.

Di jaman modern seperti sekarang ini sudah jarang atau bahkan sudah tidak ada anak-anak kecil yang memainkan permainan tradisional seperti itu. Saya bahkan tidak yakin bahwa masih ada anak-anak jaman sekarang yang mengenal permaian-permainan tadi. Di era digital seperti sekarang ini anak-anak lebih menyukai dan mengenal game-game seperti Mobile Legend, Fre Fire, PUBG atau game-game playstation yang kian marak menenggelamkan permainan-permainan tradisioanal. Sangat disayangkan memang bahwa permainan-permainan tadi hilang begitu saja.

Beberapa hari lalu saya menemukan beberapa anak di sekolah baru tempat saya mengajar masih ada yang memainkan salah satu permaian tradisional tadi, yaitu masak-masakan. Saya melihat anak-anak tersebut dengan asiknya mengiris daun-daun, bunga warna merah dan buah nangka muda untuk dijadikan sayur dan dimasak (masak-masakan). Tanah liat sebagai nasinya dan air putih yang entah dicampur apa sehingga berwarna coklat menyerupai air teh. Sedangkan peralatan masak-masakan tersebut seperti piring-piringan, gelas-gelasan, sendok dan lain sebagainya mereka bawa dari rumah. Benar-benar niat memainkan permainan ini, pikirku.

Dalam hati ada rasa senang juga bahwa ada beberapa anak yang masih dengan setia memainkan permainan tradisional tersebut. Sayang banget kalau permainan-permaian tersebut cuma tinggal ceritanya saja atau bahkan dilupakan begitu saja. Karena sejatinya permainan-permainan tersebut menunjukkan bahwa Indonesia itu kaya akan ragam budayanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Permainan yang Indonesia banget, sayang mulai terlupakan. Akankah hilang begitu saja? Itu tantangan buat kita semua

22 Sep
Balas



search

New Post