Ruba Nurzaman

Bukan penulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menghukum Siswa Dengan Nonton TV, Mengapa Tidak?

Menghukum Siswa Dengan Nonton TV, Mengapa Tidak?

“Boleh saya melihat perpustakaanya?” ucap salah seorang staff dari USAID Prioritas pada saat pertama kali mengunjungi sekolah kami, untuk melihat kondisi awal (base line) sekolah kami, sebelum mendapat pelatihan dan pendampingan dalam hal pembelajaran maupun manajemen sekolah. Sayapun kemudian mengajak mereka mengunjungi perpustakaan. Ketika sudah didepan pintu perpustakaan, rasa malupun melanda hati saya. Bagaimana tidak malu, disaat jam istirahat, yang idealnya adalah waktu yang paling tepat untuk siswa mengunjungi perpustakaan, ternyata perpustakaan itu dikunci. Mereka hanya tersenyum saja dan sepertinya berusaha menenangkan saya agar tidak panik. Kemudian saya mencoba bertanya kepada beberapa orang staf TU keberadaan kunci perpustakaan dan hasilnya membuat saya tambah malu, karena tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaan kunci perpustakaan.

Kemudian salah seorang diantara mereka berkata “ya sudah pak, tidak apa-apa, kami hanya ingin melihat saja, tidak untuk menilai sekolah ini kok pak” menenangkan saya. Pada waktu itu sekolah kami memang belum ngeh mengenai pentingya perpustakaan. Perpustakan dianggap tidak jauh dari gudang yang tidak memerlukan perhatian khusus. Dan memang waktu itu perpustakaan kami lebih layak disebut gudang daripada perpustakaan. Selain buku-buku yang tidak tertata dengan rapi, juga terdapat barang-barang yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan perpustakaan. Barang-barang sekolah yang sudah tidak dipergunakan lagi bahkan rusak ikut tersimpan disana.

Kepala sekolah kami waktu itu menganggap perpustakaan itu hanya tempat menyimpan buku saja, sehingga tidak begitu diperhatikan, untuk merekrut pustakawan pun sepertinya sayang harus menggaji orang hanya sekedar menunggu perpustakaan. Maka boleh dikatakan sekolah kami tidak memiliki pustakawan, karena yang bertugas menjaga perpustakaan adalah staf TU, itupun hanya sekedar memegang kuncinya saja. Kalau ada siswa atau guru yang mau meminjam buku, baru dilayani, bahkan lebih seringnya hanya memberikan kuncinya saja kepada anak. Sehingga tidak heran kalau banyak buku yang hilang.

Menurut orang awam, memang sepertinya petugas perpustakaan itu pekerjaannya tidak produktif, hanya sekedar diam dan menunggu saja, padahal pekerjaan petugas perpustakaan itu luar biasa banyak dengan berbagai aktivitasnya serta administrasi yang tidak sedikit.

Pernah suatu waktu ada tim monitoring dari Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD) Kabupaten Bandung Barat, untuk melihat dan memetakan perpustakaan yang ada di Bandung Barat. Mereka bertanya kepada kami mengenai banyak judul buku, jumlah buku per judul, jumlah koleksi buku yang dimiliki, jumlah buku pelajaran dan non pelajaran, rata-rata frekuensi kunjungan harian, mingguan, bulanan dan tahunan, jumlah buku yang sedang dipinjam dan yang lainnya. Alhamdulilah dari semua pertanyaan itu tidak ada satupun yang bisa dijawab dengan pasti. Hanya perkiraan saja, karena memang tidak ada data sama sekali. Itulah sekelumit permasalahan perpustakaan di sekolah kami sebelum kami memang benar-benar berubah.

Setelah mengikuti pelatihan yang didalamnya membahas tentang pentingnya budaya baca di sekolah termasuk pengelolaan perpustakaan, maka kami mulai membentuk tim budaya baca, salah satu programnya merancang perpustakaan agar lebih menarik minat siswa utnuk berkunjung. Adapun beberapa kegiatan dalam upaya menciptakan perpustakaan yang menarik yang kami lakukan dan rencanakan diantaranya:

Membuat Perpustakaan yang Aman dan Nyaman

Penataan ruangan perpustakaan sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan semua kegiatan di perpustakaan baik aspek layanan maupun untuk kegiatan penyiapan semua sarana dan prasarana pendukung layanan perpustakaan. Perpustakaan menyediakan bahan pustaka dengan lengkap, fasilitas perpustakaan memadai tanpa penyediaan tata ruang baca yang baik akan membuat siswa kurang tertarik berkunjung. Tidak terkecuali dalam budaya digital seperti era sekarang ini sekalipun. Ruang perpustakaan yang nyaman dan aman merupakan daya tarik tersendiri baik bagi pengunjung dan petugasnya.

Setelah kami mempelajari kelemahan-kelemahan perpustakaan yang kami kelola, salah satunya kami menemukan bahwa perpustakaan kami masih jauh untuk bisa membuat aman dan nyaman bagi siswa untuk membaca, sehingga hampir tidak ada siswa yang mau berlama-lama di perpustakaan. Siswa berkunjung ke perpustkaan sekedar meminjam buku saja, karena tempat untuk membaca sangat sempit ditambah lokasi ruang perpustkaan yang berada di pojok sekolah sehingga agak gelap karena kurang pencahayaan. Sehingga rata-rata kunjungan siswa tidak lebih dari 5 menit berada di perpustakaan.

Berawal dari persoalan tersebut, kami langsung memindahkan ruang perpustakaan ke tempat yang lebih cerah posisi ruangan paling depan tepat sebelum gerbang masuk sekolah. Setiap orang yang akan masuk ke sekolah kami akan menemui perpustkaan terlebih dahulu. Ini menggambarkan bahwa sekolah kami mengutamakan perpustakaan. Bentuk penggambaran akan pentingnya perpustakaan. Bentuk lain dari mengutamakan perpustakaan ini, yakni dengan membuat perpustakaan yang nyaman.

Perpustakaan yang nyaman tentunya membuat siswa betah berlama-lama berada di perpustakaan. Nyaman tidak harus mahal dalam artian tidak harus direnovasi menjadi tempat yang mewah dengan arsitektur yang megah. Cukup dengan penataan yang rapi, ruangan yang bersih, dan pencahayaan yang cukup. Selain itu disediakan ruang baca yang memadai dan taman yang bisa digunakan sebagai tempat santai bagi pemustaka. Itu semua coba kami lakukan dan secara perlahan, siswa mulai tertarik ke perpustkaan ditunjukkan dengan tren peningkatan jumlah pengunjung setiap minggunya.

Upaya yang kami lakukan setelah memindahkan ruang perpustakaan dengan mengecat dinding perpustakaan menyerupai wallpaper yang biasa ditempel dikamar hotel agar ketika masuk ruangan terasa lebih sedap dipandang (ramah mata). Agar terasa lebih leluasa, sengaja kami tidak menggunakan kursi, lantai perpustakaan ditutupi karpet, agar tidak ada siswa yang masuk ruangan yang menggunakan sepatu, ini dilakukan untuk menjaga kebersihan perpustakaan. Untuk membaca kami sediakan beberapa meja kecil untuk lesehan.

Penataan juga dilakukan pada layout pemajangan buku agar lebih menarik serta diikuti penataan rak buku dengan cat warna-warni. Setiap dua minggu sekali dilakukan perubahan tata letak rak buku maupun meja agar siswa tidak bosan.

Selalu Memperbarui Koleksi Buku Perpustakaan.

Perpustakaan sebagai sumber informasi harus selalu memperbarui koleksinya, agar tidak tertinggal dengan kemajuan pengetahuaan dan teknologi. Sehingga koleksi yang ada di perpustakaan dapat memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan bermanfaat bagi siswa.

Awalnya koleksi buku perpustakaan kami 95 persennya buku pelajaran dan hanya 5 persen buku non pelajaran, itupun hanya buku keagamaan atau pertanian dan atau seputar kerajinan. kemudian secara bertahap jenis koleksi buku non pelajaran, terutama buku-buku yang bisa menarik minat siswa untuk membaca seperti novel, cerpen, maupun komik molai mendominasi koleksi buku bacaan di perpustakaan kami.

Untuk pengadaan buku, kadang-kadang kami melakukan survey terlebih dahulu kepada para pengunjung untuk memenuhi hasrat membaca siswa. Porsi pemebelian bukupun berdasarkan survey, apabila ada 60 persen siswa menginginkan novel, maka pada sekali pengadaan buku pada waktu tersebut 60 persennya dibelikan untuk buku novel, sedangkan yang lainnya disesuikan dengan kebutuhan siswa sesuai minat hasil survey tersebut.

Media dan sarana yang memadai

Perpustakaan menyediakan sarana lain dalam mencari sebuah informasi, seperti akses internet dan OPAC. Hal ini dilakukan untuk membantu siswa dalam mencari informasi kapan saja dan dimana saja tanpa terkendala waktu dan tempat. Selain itu agar sumber-sumber informasi yang diperoleh siswa dapat bertambah banyak dan berasal dari berbagai sumber.

Selain itu untuk mempermudah pelayanan, kami menggunakan sistem digital dalam pelayanan perpustakaan, setiap siswa tidak perlu lagi menulis daftar kunjung pada buku, begitupun pada saat meminjam buku cukup dengan scan barcode, semua data langsung tersimpan dalam komputer. Jadi ketika banyak pengunjung tidak perlu antri lagi karena hanya dibutuhkan beberapa detik saja.

Pustakawan yang baik

Pustakawaan merupakan sarana sumber informasi yang ada di perpustakaan, harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung. Pelayanan prima harus diterapkan oleh pustakawan karena untuk memberikan kepuasan kepada siswa. Pustakawan harus mampu memberikan pelayanan yang baik, senyum dan bersikap ramah, selai itu pustakawan harus mampu menyediakan informasi yang diinginkan oleh pemustaka. Hal ini dilakukan agar pengunjung pustakawan selalu meningkat dan menciptakan citra yang baik.

Maka yang tadinya petugas perputakaan itu dari staff TU, kemudian kami menyediakan 2 orang pustakawan khusus untuk mengelola perpustakaan agar bisa dikelola secara profesional. Untuk perekrutan pustakawan, kami mengambil dari alumni yang memiliki dedikasi yang baik.

Perpustakaan Sebagai Tempat Rekreasi

Rekreasi yang dimaksudkan dalam fungsi rekreasi perpustakaan menjurus pada rekreasi yang bersifat kultural, transfer ilmu pengetahuan, dimana perpustakaan menjadi titik temunya. Fungsi rekreasi dimaksudkan, bagaimana perpustakaan selain menyajikan informasi penting, juga menghadirkan efek refresh bagi siswa, baik siswa yang bertujuan mencari informasi semata atau yang bertujuan ganda, mencari informasi sekaligus.

Sesekali kami mengajak nonton film bersama di perpustakaan, untuk selanjutnya di diskusikan bersama hikmah yang terkandung dalam film tersebut.

Kegiatan Lomba

Lomba yang diselenggarakan oleh perpustakaan akan bisa menarik minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Banyak lomba yang bisa diselenggarakan di perpustakaan. Mulai dari lomba meresensi buku, membuat cerpen, maupun lomba puisi.

Buku bacaan yang menarik juga bisa menjadi sumber rekreasi bagi siswa. Tetapi penekananya bukan hanya rekreasinya, melainkan rekreasi dan kreasi, merupakan perpustakaan yang bersifat nyaman dan menyajikan informasi-informasi yang sifatnya menyenangkan yang mampu menjadikan perpustkaan sebagai tempat untuk berkarya.

Ruangan ber AC dan Karpet Tebal

Inilah salah satu cita-cita saya dalam mengembangkan perpustakaan di sekolah di sekolah kami yang belum tercapai. Namun entah apa yang ada dalam benak pemangku kebijakan di sekolah yang sampai saat ini hal ini belum terwujud. Mungkin cita-cita saya ini terlalu tinggi, tapi memang menurut saya seharusnya ini bisa diwujudkan untuk sekolah yang tergolong memilki siswa yang cukup banyak.

Televisi juga menurut saya sangat diperlukan agar siswa betah diperpustakaan, bila perlu sediakan sofa yang sangat empuk sehingga siswa bisa bermanja-manja didalam perpustakaan sambil membaca buku.

Ini semua sebetulnya bisa diwujudkan, seandainya ada keinginan yang kuat dari pemangku kebijakan, karena dalam anggaran sekolah sebetulnya ada hak perpustakaan sebesar 5 persen dari total anggaran BOS. Dan apabila semua sekolah mau dengan konsekuen untuk mengeluarkan anggaran minimal perpustakaan, maka saya yakin, kita akan melihat perpustakaan-perpustakaan yang ideal. Dan kita akan melihat ruang perpustakaan akan menjadi gedung yang paling mewah dan nyaman di sekolah

Jadikan Perpustakaan Sebagai Ruang Hukuman

Ini yang disebut hukuman membawa berkah, alangkah luar biasanya apabila ada seorang guru atau sekolah memberikan hukuman kepada siswanya yang melanggar dengan disuruh masuk ruang perpustakan. Berikan hukuman yang mendidik tapi tidak membebani siswa. Misalnya suruh siswa untuk membaca buku yang menarik lalu buat resensinya. Atau suruh nonton tv atau film lalu disuruh menuliskan kembali alur ceritanya dan tuliskan hikmah yang bisa diambil dari film tersebut.

Rapi, Bersih, Nyaman dan Sejuk

Perpustakaan sekolah yang baik dan ideal harus selalu rapi, koleksi buku yang dimiliki pun harus disusun secara rapi serta sistematis. Buku dapat disusun dengan rapi berdasarkan urutan nama dan juga pengarangnya sesuai dengan judul buku dan juga label perpustakaan yang ditempelkan. Hal ini akan membuat siswa atau pengunjung perpustakaan tidak bingung dan secara mudah dapat mencari buku yang sedang mereka butuhkan.

Selanjutnya, perpustakaan sekolah yang baik harus selalu bersih. Tentu saja siapapun, termasuk siswa sekolah, akan lebih nyaman membaca di tempat yang bersih. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan Minat baca siswa. Usahakan tidak ada debu yang menempel pada buku ataupun raknya. Jika terdapat banyak debu yang menempel pada buku atau rak, pasti siapapun akan malas datang untuk membaca di perpustakaan sekolah bukan?

Selain itu, akan lebih baik jika koleksi buku yang ada diberikan sampul oleh petugas perpustakaan yang ada. Hal ini akan mengurangi kemungkinan cover buku akan menjadi lusuh, rusak atau bahkan sobek. Tampilan buku yang menarik pasti akan menarik banyak orang untuk membuka dan membacanya.

Sebuah perpustakaan sekolah yang ideal haruslah memiliki hawa yang sejuk dan juga nyaman. Ini akan membuat banyak siswa betah berlama-lama membaca buku dan belajar di perpustakaan sehingga Minat baca merea akan meningkat. Oleh karena itulah, sebaiknya perpustakaan sekolah dilengkapi dengan kipas angin atau bahkan pendingin udara. Jika perpustakaan sekolah anda belum melengkapinya, maka tidak ada salahnya untuk memberikan masukan dan saran kepada pihak sekolah akan hal ini.

Up to Date

Salah satu ciri perpustakaan yang baik dan ideal adalah selalu up to date. Perpustakaan yang up to date selalu memiliki koleksi yang lengkap dan sesuai dengan perkembangan zaman. Koleksi yang dimiliki perpustakaan yang inipun bermacam-macam, seperti misalnya majalah, koran, buku (novel, komik,cerpen) dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jadi, siswa pun dapat memiliki beragam pilihan buku untuk dibaca sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini tentu sangat dibutuhkan karena jika perpustakaan hanya memiliki koleksi buku yang monoton dan itu-itu saja, maka sudah dapat dipastikan bahwa siswa tidak akan memiliki Minat baca dan cenderung bosan membaca.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen .... Sptnya enak duduk s perpus itu

14 Mar
Balas

Mantap, Pak! Patut dicontoh.

14 Mar
Balas

lanjutkan..

14 Mar
Balas

mantap pak!! simposim guru 2016 kemarin saya angkat tema tentang perpustakaan, sayang tidak lolos tingkat nasional, butuh belajar lagi,

14 Mar
Balas

Tulisan pengalaman yg menarik, Pak Ruba! Mengingatkan pengalaman yg sama saat saya masih mengelola perpustakaan.

27 Jun
Balas



search

New Post