Ruba Nurzaman

Bukan penulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Peran Mentor: Guru Berkualitas untuk Meningkatkan Mutu Sekolah

Peran Mentor: Guru Berkualitas untuk Meningkatkan Mutu Sekolah

Semua sudah mengetahui, bahwa guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran dalam rangka mencapai visi dan misi sekolah yang telah ditetapkan bersama oleh stakeholder sekolah.

Terjadinya aktifitas pembelajaran yang tidak sesuai dengan harapan, dan masih ditemukannya soal yang berbau pornografi,sara dan kekerasan, ini menggambarkan adanya masalah pada sumber daya manusia bidang pendidikan, yakni guru.

Dengan semakin pesatnya perkembengan teknologi dan informasi, tentu saja hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan pada kondisi sosial masyarakat. Kita sebagai guru harus mampu beradaptasi dengan keadaan tersebut. Seorang guru di sebuah sekolah, harus terus berorientasi pada visi, misi, dan tujuan sekolah sekolah. Keberhasilan sekolah dalam merealisasikan visi dan misinya, akan sangat tergantung pada kemampuan guru yang ditunjang oleh sumber daya yang lainnya.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa ada keterkaitan antara sumberdaya manusia dalam hal ini adalah guru dan lembaga (sekolah). Diantara keduanya terjadi saling mempengaruhi image. Ketika image guru di masyarakat jelek maka akan berpengaruh terhadap image lembaga, terjadi saling mempengaruhi dalam hal kultur, saling mempengaruhi dalam hal ekonomi, dan tentunya yang paling vital adalah saling mempengaruhi dalam hal kualitas. Ketika seorang guru memiliki kualitas yang baik, maka hal ini tentu saja akan berimbas pada kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Apalagi kualitas ini dimiliki oleh semua guru dalam sekolah tersebut.

Dalam meningkatkan kualitas guru, sangat diperlukan peran manajemen sebagai leader, dalam hal ini yakni kepala sekolah beserta para pembantunya, serta manajemen di yayasan untuk sekolah swasta. Lantas mengenai bagaimana peran leader dalam manajemen? Apakah kita termasuk seorang pemimpin? Untuk hal ini saya meminjam quote dari John Quincy Adams “ If your actions inspire other to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader. Jika tindakan anda menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih tinggi, belajar lebih giat, lebih berusaha, dan menjadi lebih baik, maka anda adalah pemimpin. Ataukah seorang mentor? “Before you are a leader, succes is all about growing yourself. When you become a leader, succes is all about growing others.” Yang artinya Sebelum Anda menjadi pemimpin, kesuksesan adalah semua hal tentang perbaikan diri sendiri. Ketika Anda menjadi pemimpin, kesuksesan adalah semua hal tentang perbaikan orang lain. (Jack Welch).

Ada beberapa perbedaan antara mentor dan coach (pelatih).

Apabila seorang mentor ini fokus pada hubungan yang dibangun, Maka coach fokus kepada tugas yang harus dikerjakan. Mentoring dilaksanakan untuk kurun waktu tertentu, sedangkan coaching dilaksanakan sesuai dengan tugas yang diberikan. Mentoring fokus pada pengembangan diri, sedangkan coaching fokus kepada prestasi. Proses dalam pelaksanaan mentoring membutuhkan desain, sedangkan coaching tidak membutuhkan desain.

Mentoring sabagai salah satu pendekatan dalam pengembangan sumber daya manusia menjadi bagian penting untuk menciptakan organisasi yang siap bersaing dalam kemajuan dan persaingan usaha. Kaswan (2012:13) menjelaskan mentoring sebagai sebuah kemitraan antara mentor (yang memberi bimbingan) dan mentee (yang menerima bimbingan). Mentoring merupakan suatu hubungan interpersonal dalam bentuk kepedulian dan dukungan antara seorang yang berpengalaman dan berpengetahuan luas dengan seorang yang kurang berpengalaman ataupun yang pengetahuannya masih sedikit..

Mengapa harus mentoring? Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari mentoring tersebut yaitu, meningkatkan kompetensi guru. Melalui mentoring, seorang mentor dan mentee bisa berdiskusi merefleksikan diri kompetensi yang sudah dimiliki dan yang perlu diperbaiki, sehingga kompetensi yang masih lemah akan terus ditingkatkan. Kedua, mendapatkan ‘insight’, mempertajam visi, meningkatkan percaya diri, membuat guru menjadi lebih bijak, belajar menjadi seorang mentor yang baik. Ketika seorang guru menjadi mentee (orang yang sedang didampingi), sebetulnya dia sedang belajar menjadi seorang mentor.

Bagaimana proses mentoring di sekolah? Pertama guru baru mengamati mentor mengajar, dilanjutkan guru baru dan mentor mengajar atau lebih tepatnya guru baru membantu mentor mengajar, kemudian guru baru yang mengajar dibantu oleh mentor. Terakhir, guru baru yang mengajar secara penuh sedangkan mentor hanya mengamati.

Bagaimanapun, jika dijalankan dengan baik, mentoring akan dapat memberi banyak manfaat bagi guru dan tentunya berdampak pada sekolah. Untuk dapat mengantisipasi berbagai tantangan dalam melaksanakan mentoring, evaluasi terhadap kegiatan tersebut juga diperlukan. Salah satu tujuan diadakannya evaluasi adalah untuk melihat apakah program mentoring mencapai tujuan yang diinginkan (Blanchard & Thacker, 2010:242). Oleh karena itu, persyaratan yang harus dimiliki dalam program pengembangan sumber daya manusia perlu diperhatikan, termasuk bagi program mentoring di sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post