Ruba Nurzaman

Bukan penulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ulangan Tanpa Soal
Siswa sedang mempresentasikan produk hasil pembelajaran (Foto: dok Pribadi Ruba Nurzaman)

Ulangan Tanpa Soal

Ujian ataupun ulangan memang penting untuk mengukur ketercapaian dalam proses pembelajaran. Namun meskipun memberatkan, keberadaanya tetap diperlukan, hanya cara menempatkannya saja yang perlu kita pertimbangkan lagi agar anak tidak merasa terbebani. Dalam prosesnya, ulangan tidak perlu harus berupa soal yang dibuat sebelumnya oleh guru. Namun tetap saja kita sebagai guru tidak bisa melihat prestasi anak hanya dengan melihat hasil akhir tanpa mempertimbangkan proses pembelajaran yang sebelumnya mereka ikuti.

Beberapa tahun terakhir, secara bertahap, saya mulai mengubah model ulangan yang biasanya berupa soal yang harus dikerjakan oleh siswa baik itu berbentuk multiple choice ataupun essay. Fakta dari ulangan yang saya berikan sebelumnya ketika memberikan soal, selalu saja menemukan siswa yang mencontek, terutama melihat jawaban temanya.

Untuk mensiasati kecurangan/mencontek yang biasanya dilakukan oleh siswa, beberapa cara yang sudah saya lakukan sebelum akhirnya saya memutuskan untuk membuat ulangan yang dirasakan anak tidak sedang mengerjakan/menjawab soal.

5-10 Detik Untuk 1 Soal

Ulangan tipe ini, waktu untuk mengerjakan soal dibatasi hanya 5-10 detik saja untuk tiap soal.biasanya saya membacakan soal yang sifatnya pengetahuan, saya menyampaikan penjelasan atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari dari sebuah konsep, kemudian siswa hanya menjawab konsep apa yang sudah saya sampaikan atau saya ilustrasikan. Keunggulan dari tipe soal ulangan ini sedikit kemungkinan bagi siswa untuk melihat buku ataupun melihat jawaban temannya. Tapi meskipun demikian masih saja saya menemukan satu atau dua orang yang dalam setiap kelas yang sempat melihat jawaban temannya. Hal ini biasanya bisa terlihat pada saat menjawab soal tersebut pandangannya kearah jawaban temannya, atau apabila tidak terlihat saya suka mengecek dari hasil jawabannya baik yang sama persis jawabannya atau ada jawaban yang salah dan keduanya memilki kesalahan yang sama kemudian saya lakukan klarifikasi kepada yang bersangkutan dan biasanya diakui oleh siswa.

Efektif untuk ulangan yang sifatnya dadakan, untuk melihat atau menemukan siswa yang rajin belajar mandiri di rumahnya. Terkadang saya menyelipkan satu atau dua soal dari materi atau bab berikutnya yang belum dipelajari bersama di kelas. Ketika ada siswa yang mampu menjawab soal seperti itu, tentu ada perhatian khusus dari saya untuk siswa tersebut. Kelemahan dari tipe ulangan ini adalah kreatifitas siswa tidak terlihat. Sulit untuk soal hitungan, kalaupun mau ada soal hitungan, tentu memerlukan waktu yang lebih panjang. Lebih banyak mengevaluasi tipe soal pada ranah kognitif dan sangat sedikit untuk ranah afektif dan psikomotor, bahkan mungkin saja kedua ranah ini tidak tersentuh.

Bertukar Soal

Untuk tipe ulangan seperti ini, yang saya lakukan adalah meminta kepada setiap siswa untuk membuat 5 sampai 10 soal kemudian secara acak siswa dipasangkan dan saling bertukar soal untuk dikerjakan dalam waktu yang sudah ditentukan. Kelemahan dari bentuk ulangan seperti ini adalah soal yang dibuat tidak terkontrol baik dari segi kualitas maupun tingkat kesulitan soalnya, sehingga setiap siswa tidak mendapatkan kualitas dan tingkat kualitas soal yang sama.

Membuat Soal Sendiri

Pada saat ulangan, siswa membuat soal sendiri untuk dikerjakan sendiri. kelemahannya hampir sama dengan yang dilakukan dengan bertukar soal. Namun kelebihannya kita bisa melihat ketercapaian kompetensi yang sudah dimiliki oleh siswa, ini tercermin dari soal yang dibuat dan dikerjakannya. Siswa bisa mengukur kemampuannya dirinya sendiri sampai sejauh mana kemampuannya dalam memahami materi tersebut. Kelemahannya ada beberapa siswa yang secara kompetensi memiliki kemampuan yang lebih dari yang lainnya, namun mengalami kesulitan dalam kemampuan membuat soal yang kualitasnya lebih dari yang lainnya, sehingga terlihat sama seperti siswa pada umumnya.

Open Book

Siswa paling senang kalau disampaikan bahwa ulangan kali ini sifatnya open book. Siswa boleh membuka buku catatan dan buku referensi yang dimiliki untuk dibawa ke sekolah. Tetapi tetap tidak diperbolehkan melihat jawaban temannya. Kelebihan dari open book ini, siswa tidak nyontek lagi. jenis soal yang diberikan tidak ada yang sifatnya hafalan, tetapi lebih pada mengukur kemampuan siswa dalam berfikir, menganalisis dan berliterasi untuk mencari referensi.

Sistem Ketok

Ini adalah model ulangan yang paling saya sukai pada saat SMA dulu, kebetulan guru biologi saya hampir setiap ulangan menggunakan model ini, sehingga sayapun terinspirasi untuk mencoba melakukan model ulangan seperti ini di kelas saya.

Untuk model ini, bentuk soalnya tidak terlalu jauh dengan model 5-10 detik setiap satu soal, hanya jenis soal bisa lebih berkualitas, karena bisa menggunakan waktu yang lebih panjang untuk pengerjaan tiap soalnya, misalnya 1 menit untuk pengerjaan 1 soal. Jadi bisa juga memasukkan soal-soal hitungan yang tidak terlalu rumit.

Tehnik yang dilakukan untuk model ulangan ini, misal kita bisa membuat 20 soal uraian tidak terlalu panjang (sedang) diketik. Dari 20 soal yang sudah kita buat lalu setiap satu soal digunting dan ditempelkan pada meja, dengan ketentuan satu meja satu soal. Untuk mempermudah alur siswa, sebaiknya kursi siswa tidak berada dibelakang meja atau bisa di pinggirkan terlebih dahulu. Siswa kita perintahkan terlebih dahulu menulis urutan angka dari 1 sampai 20 posisi penulisan dari atas ke bawah untuk mengisi jawaban. Seluruh siswa diminta diluar terlebih dahulu, kemudian panggil 20 siswa pertama dan minta untuk berdiri dibelakang meja, satu orang satu meja. Ketika siswa berada di meja dengan no soal 1 maka akan mengerjakan mulai dari no. 1, kemudian apabila kebetulan kebagian no 20, maka dimulai dari mengerjakan soal no 20, lalu setelah satu menit kita ketok meja sebagai tanda waktu untuk mengerjakan 1 soal sudah habis. Maka yang tadinya mengerjakan no 1 pindah ke meja berikutnya no 2, dan seterusnya. Begitupun yang tadinya kebagian no, 20 langsung pindah ke meja no 1 dan seterusnya sampai no 19.

Dengan model ini, sangat kecil kemungkinan bagi siswa untuk mencontek dengan melihat buku catatan ataupun jawaban temannya.

Ulangan Berbasis Produk

Ulangan ini, menyajikan evaluasi yang berorientasi pada proses pembelajaran. Siswa didalam kelompok di kelas ataupun secara mandiri diberikan tugas untuk mengaplikasikan hasil proses pembelajarannya berupa produk pembelajaran yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari bersama secara konsep. Untuk alat dan bahan bisa kita yang siapkan atau menyruh siswa membawa alat dan bahan yang diperlukan dari rumah. Keunggulan dari ulangan ini dapat mendorong anak untuk mendapatkan capaian yang lebih baik, dan optimal dari sebuah proses pembelajaran tanpa ada rasa beban bagi anak. Sesekali apabila tugasnya dalam kelompok, bisa meminta siswa untuk meyampaikan presentasi di depan kelas. Ini bisa melatih kemampuan siswa untuk mampu berbicara di hadapan orang lain. Keunggulan lainnya, kita bisa melihat sampai sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep. Kita juga bisa membuat penilaian yang lebih menyeluruh. Penilaian tidak hanya sebatas dari hasil akhir atau produk yang dibuat oleh siswa, namun kita bisa melihat kemampuan siswa dalam berinteraksi dengan siswa lainnya ketika tugas ini diberikan secara kelompok, mulai dari kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, tanggungjawab dan yang lainnya. Setelah selesai saya baru umumkan kepada anak-anak bahwa kita baru saja menyelesaikan ulangan harian atau baru saja kalian mengikuti UTS, betapa senangnya mereka ternyata UTS tidak harus kerja keras menghafal semalaman.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju, Pak Ruba, memang jangankan murid yg sdh besar suka mencontek, murid ibu baru kls 1 sd sdh pinter mencontek, dg disiasiti ulangan dadakan, bisa meningkatkan kompetensi siswa, sehingga siswa-siswi pasti mau belajar takut ada ulangan dadakam setiap hr jd lebih rajin belajar

07 Mar
Balas

Hebaat! Pas! Bisa dilaksanakan, mudah dan tidak membebani anak. Asal satu, ada kemauan tuk terus berbuat lebih baik...

07 Mar
Balas

Haturnuhun Bu Mimin

07 Mar

Haturnuhun Bu Mimin

07 Mar

Haturnuhun Bu Mimin

07 Mar

Haturnuhun Bu Mimin

07 Mar

Makasih pa ruba cocok seksli untuk mapel ipa ya

07 Mar
Balas

sama-sama Bu Eni. Betul bu, untuk IPA memang lebih fleksibel

07 Mar

sama-sama Bu Eni. Betul bu, untuk IPA memang lebih fleksibel

07 Mar

Sama pak, saya juga pakai cara itu.

07 Mar
Balas

Salam kenal, hebaat Pak. Saya jg pernah menggunakan sistem ketuk. Bebas contek dan anak2 senang dan suprise, krn sy tdk mengibformasikan model ulangy. Saya jg ingin mencoba ulgn2 yg lain.

11 Mar
Balas



search

New Post