Tantangan Hari ke- 27 #TantanganGurusiana Sore itu, kuarahkan kendaraanku ke kantor Bu Hajjah Ari. Yayasan tempatku dulu mengikuti Ibadah Haji dan Umroh. Rasa Lelahpun mulai hinggap disekujur tubuh setelah seharian menemani anak- anak kelas 9 mempersiapkan kegiatan Ujian Praktik untuk Minggu depan. Namun demi memenuhi Janjiku untuk mengambil surat Rekomendasi untuk pengajuan pembuatan Paspor Ibuku maka jadilah sore itu Aku berada di kantor Yayasan Attaubah, tepatnya travel Bakka - tour. " Assalamu alaikum ..." salamku sambil membuka pintu kantor yang terlihat agak terbuka sedikit. " Waalaikum salam, ehhh bu Haji..." jawab bu Hajjah Ari sambil menyambutku dengan pelukan ramahnya. Bu Haji Ari ini orangnya selain cantik, baik , juga sangat periang dan ramah. Jika baru melihatnya orang nggak akan mengira usianya sudah di atas 40 tahun, kulit putih bersih, tinggi kurang lebih 159 cm dan berat 50 kg, akan tampak seperti usia 30 an. Beliau istri dari pembimbing Ibadah Haji kami pada tahun 2018 dan Ibadah umroh di tahun 2019 tepatnya bulan November lalu. Alhamdulillah Allah memanggil kami kembali untuk dapat berkunjung menjadi tamuNya hanya dalam jangka waktu satu Tahun. Semua itu diluar dugaan dan rencana kami sebelumnya. Bahkan yang berangkat menjadi tamu Allah untuk Umroh Ke Baitullah saat itu bukan hanya kami berdua, Aku dan Suami, tapi kami bisa berangkat berempat, Ibu Mertuaku yang usianya sudah 75 tahun dan anak laki-lakiku yang baru lulus SMA. Semuanya tidak ada yang menduganya... Namun jika Allah menghendaki dan Kitapun memiliki niat besar yang baik dan kuat, maka Kun Fayakun... seperti air mengalir Kami hanya mengikuti kehendakNya. La haula Walaa kuwwata Illa billah... Tiba- tiba Aku jadi teringat Awal tumbuhnya Niat besar yang baik dan kuat itu ada. Saat itu,ketika kami baru pulang menunaikan ibadah haji, dan tiba di rumah. Kudapati Ibu mertua dan adik iparku sudah menunggu di rumah menanti kedatangan kami... Kupeluk, Kucium semua anak- anakku kudoakan semua kebaikan buat mereka, Kupercaya jika Doa orang yang baru pulang dari tanah suci itu doanya Makbul, maka tak kusia- siakan kesempatan itu, kudoakan mereka semua yang kutemui, terlepas akan diijabah atau tidaknya doaku hanya Allah yang punya rahasianya, tugasku dan niatku hanya ingin mendokan segala kebaikan buat siapa saja yang kutemui, diminta atau tidak, Termasuk pada ibu Mertuaku yang biasa saya panggil 'Mbah, saat itu. Dalam perbincanganku sebelum Mbah diantar kembali ke rumahnya yang hanya berjarak 5 -6 km dari rumah. Kami banyak bercerita pengalaman haji selama di Mekah- Madinah, begitu juga dengan embah, beliau juga menceritakan pengalaman umrohnya dulu bersama Kakak Ipar dan Besannya . Saat saya menceritakan pengalaman haji tersebut terutama ketika bercerita perbedaan rukun ibadah umroh dan Haji serta banyaknya jamaah haji yang sudah uzur, tiba- tiba ada perasaan nggak enak dan bersalah muncul dihati , karena tidak mendaftarkan Haji wajib buat Embah, padahal jika orang sudah diatas 60 tahun itu tidak perlu menunggu lama, bisa bersama atau ditarik meskipun daftarnya belakangan. Dan Kami pun baru tau itu setelah kami melaksanakan ibadah haji dan berada di Mekah, itupun karena mendengar cerita- cerita dan pengalaman teman- teman jamaah haji. Karena perasaan itulah, tiba- tiba aku berkata pada Mbah tanpa kompromi lagi pada suami. " Mbah mau berangkat haji Umroh Lagi ?" " Maulah " Tiba- tiba diluar dugaan Mbah menjawab dengan cepat. Padahal Mbah tidak biasanya selalu mau jika ditawarkan sesuatu, apalagi jika berhubungan dengan pengeluaran uang cukup banyak. Konsekwensi saya bertanya dan menawarkan maka dengan tulus pula saat itu kujawab. " Insya Allah ya Mbah, tahun depan kita berangkat berdua , Aku antar ya Mbah, biar saya bisa Menyentuh dan melihat ka' bah lagi" Jawabku tulus sambil meyakinkan diriku, bahkan Dengan Niat Besar dan Tekad yang sangat Kuat di hatiku, Mengingat selama perjalan pulang dari Mekkah dan Madinah, saya merasakan ada perasaan yang hilang, Kerinduan yang sangat dalam pada Baitullah, membuat mataku selalu berkaca-kaca dan hidung memerah, menahan tangis karena Rindu... Jawabanku mungkin dianggap bercanda oleh suami, mbah dan adik iparku. Karena mana mungkin baru juga pulang Haji, anak juga mau masuk Pondok yang biaya masuknya aja melebihi umroh 1 orang , belum lagi yang laki- laki mau kuliah. Tapi justru sebaliknya dengan hatiku, Aku berdoa semoga dikabulkan hajatku, diberikan Rizki yang luas. Aku langsung memikirkan sumber keuangannya untuk mendaftar. Yaitu Dana Sergurku selama satu tahun cukup membiayai umroh kami berdua. Dan Subhanallah, Alhamdulillah, Barakallah, akhirnya Sayapun bisa berangkat kembali menjadi Tamu Allah bahkan bukan cuma berdua tapi berempat dengan anak laki-lakiku. Dengan caraNya, Allah membukankan beberapa sumber rezeki halal buat kami, sehingga kamipun bisa berangkat. Dan Hari ini saya kembali ke Travel Bakka, dengan Niat besar dan Rindu yang sama, Meminta Rekomendasi Buat Paspor Mamahku yang di Tarakan Kalimantan... Semoga Allah mengabulkan, Memudahkan dan melancarkan Niatku mengantar Mamahku Umroh. Mamahku yang sejak kecil Tidak pernah hidup bersamaku... Mamahku yang sejak usiaku 1,5 tahun baru kutemui sesudah usiaku 33 tahun. Dan sekarang usiaku sudah Jelita , Jelang 50 tahun. Mamah di Tarakan, Aku di Karawang, berharap di Tanah suci nanti kami bisa lebih dekat... Kabulkan Ya Allah, meski semua itu baru Niat besarku... dan Berharap terealisasi diakhir Tahun ini. Aamiin Aamiin yra...