Dari Home Visit ke Home Visit (2)

Rumanti H.S.

KUNJUNGAN KEDUA

Awal mengajar di SMPN 2 Bandar, saya menjadi wali kelas dua. Mengingat jumlah guru yang masih terbatas (4 orang ditambah satu tenaga tata usaha), jika ada persoalan menyangkut kepentingan sekolah (siswa) biasanya didiskusikan bersama untuk mencari penyelesaian terbaik. Saat itu, baru ada dua kelas saja yaitu kelas satu dan dua.

Pada suatu hari, ada seorang anak kelas satu yang tidak masuk sekolah. Menurut informasi dari teman - temannya, anak itu mau mutung/ mbolos/ tidak mau bersekolah seterusnya.Teman saya, yang menjadi wali kelas di sana minta solusi bagaimana caranya agar anak tersebut mau bersekolah lagi . Cara yang diambil adalah home visit atau kunjungan kelas. Masalah baru datang yaitu kami tidak mengetahui rumahnya. Akhirnya, teman yang menjadi wali kelasnya bertanya kepada anak-anak kelas satu yang mengetahui rumahnya.

Okelah, kunjungan ke rumah murid yang kedua pun direncanakan pada akhir pembelajaran. Padahal, waktu itu sekolah masih dilaksanakan sore hari gedung SD terdekat. Pulang sekolah sekitar pukul 16.00. Berenam kami berjalan kaki menuju rumah anak itu. Saya mengira jaraknya dekat. Namun ternyata lumayan jauh. Jalanan masih berbatu dan beberapa yang lain masih tanah merah. Itu pun berliku-liku, menanjak, dan menurun.

Kami berjalan sambil bersenda gurau, semata untuk menghibur diri dari rasa capek dan lelah.

Sampai di rumah anak itu sudah petang. Alhamdulillah, berkat dikunjungi Bapak ibu guru semuanya akhirnya anak itu mau bersekolah lagi hingga akhirnya sampai lulus SMP dan mendapatkan ijazah.

Bandar Batang,

14 Oktober 2023