MENJADI BAGIAN SEJARAH

Menulis merupakan hal yang sangat mudah untuk dilakukan, itu kata-kata dari para motivator bukan dari diriku karena aku sendiri masih menulis sebatas di buku diary. Modal awal yang dibutuhkan adalah kertas dan pena. Menulis dapat dilakukan dimana saja. Ketika dalam perjalanan, menunggu seseorang, sukar memejamkan mata, atau sedang galau, biasanya akan aku ambil buku catatan kecil dan pena lalu mulailah aku menulis. My Little Key, sebutan ku untuk mu. Suka dan duka, canda ceria dan tawa mewarnai halaman demi halaman. Terkadang aku tak Ingat makan jika sudah berjumpa denganmu.

Segala kesedihanku berangsur menghilang jika sudah kuungkapkan padamu. My Lttle Key kau lebih dari sekedar teman.Penaku seakan tak ingin berhenti menari-nari menghiasi lembaran putih mu. Setelah 20 tahun aku tak pernah berjumpa dengan My Little Key lagi bahkan keberadaanmu aku tidak tahu.Menghilang ditelan waktu.

Kerinduan ku kepadamu muncul ketika aku mengikuti Writing Camp. Ingatanku seolah diombang – ambingkan oleh My Little Key. Namun, kini dirimu entah dimana. Selama ini aku sudah disibukkan dengan pekerjaan sehingga tak sempat memperhatikanmu bahkan meninggalkan mu. Writing Camp kembali menyatukan diriku dengan My Litle Key meskipun dalam ruang dan waktu yang berbeda.

My Little Key dan Writing Camp telah menginspirasiku untuk melahirkan sesuatu yang lebih besar lagi. Big Applaus for Writing Camp. Kini aku bangkit kembali untuk berkarya. Sebuah hadis yang disampaikan oleh nara sumber semakin memotivasi diriku, apabila Anak Adam mati maka meninggalkan 3 perkara,diantaranya perkara yang ketiga yaitu ilmu yang bermanfaat yang akan menyertai kita di alam kubur. Semoga sepeninggalku nanti aku dapat mewariskan ilmu yang bermanfaat berupa buku – buku hasil karyaku.

My Little Key kini menjelma menjadi Sagu sabu ,satu guru satu buku.Aku ingin menjadi pelaku sejarah dengan tulisanku. Ada yang aku tinggalkan bila aku telah tiada. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. ( Pramoedya Ananta Toer, House of Glass )