Rumiyatun

Saya tidak memiliki latar belakang sastra, saya adalah orang eksak yang selalu berkutat dengan angka. Namun saya senang menulis walaupun tulisan sy sangat jauh ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Metamorfosa Kalijodo (Wajah Baru Wisata Jakarta)

Metamorfosa Kalijodo (Wajah Baru Wisata Jakarta)

Kalijodo adalah sebuah area di Jakarta, sekitar Jalan Kepanduan II, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara di sepanjang bantaran Kanal Banjir Barat. Secara umum, daerah yang dianggap Kalijodo adalah RT 001, RT 003, RT 004, RT 005 dan RT 006 pada RW 05 Kelurahan Pejagalan Jakarta Utara.

Nama Kalijodo berasal dari kata Kali dan Jodoh. Area ini pada masa lalu adalah salah satu tempat perayaan budaya Tionghoa yang diberi nama Peh Cun, yaitu perayaan hari keseratus dalam kalender imlek. Dalam perayaan Peh Cun ada tradisi pesta air. Pesta ini banyak menarik perhatian kalangan muda dan dibiayai oleh orang-orang berada dari kalangan Tionghoa. Pesta air itu diikuti oleh muda-mudi laki-laki dan perempuan yang menaiki perahu melintasi kali Angke.

Setiap perahu diisi oleh tiga hingga empat perempuan dan laki-laki. Jika laki-laki senang dengan perempuan yang ada di perahu lainnya ia akan melempar kue yang bernama Tiong Cu Pia. Kue ini terbuat dari campuran terigu yang di dalamnya ada kacang hijau. Jika perempuan menerima, ia akan melempar balik dengan kue serupa. Tradisi ini akhirnya terus berlanjut sebagai ajang mencari jodoh sehingga dari sinilah sebutan Kali Jodoh berasal. Tradisi ini berhenti pada tahun 1958 setelah Wali Kota Jakarta Sudiro yang menjabat diera 1953-1960 melarang perayaan budaya Tionghoa tersebut.

Selain cerita tersebut, ada versi lain yang menjelaskan tentang Kalijodo yang menyatakan bahwa area tersebut merupakan area prostitusi terselubung. Diceritakan saat itu pada tahun 1600an, banyak pendatang terselubung dari Manchuria yang berlabuh di Batavia, lalu mereka mencari isteri sementara atau istilahnya “gundik” karena mereka tidak membawa istri dari negara asalnya. Dan tempat untuk mencari isteri sementara itu di daerah Kalijodo. Para calon gundik ini didominasi oleh perempuan lokal, yang berusaha menarik pria etnis Tionghoa dengan menyanyi lagu-lagu klasik Tionghoa di atas perahu yang tertambat di pinggir kali.

Pada masa tersebut, perempuan yang akan menjadi gundik disebut Cau Bau. Cau Bau, artinya perempuan, yang memiliki derajat lebih tinggi dibandingkan pelacur. Kendati demikian, di lokasi tersebut masih berlangsung aktivitas seksual dengan transaksi uang. Aktivitas utamanya adalah menghibur dan mendapat penghasilan, mirip konsep Geisha di Jepang. Demikianlah sekilas cerita tentang Kalijodo saat tempo dulu, setelah itu Kalijodo dikenal orang sebagai tempat pelacuran tidak hanya dikunjungi orang-orang etnis Tionghoa, namun juga laki-laki non Tionghoa. Kalijodo semakin ramai dikunjungi setelah Kramat Tunggak ditutup.

Melihat fenomena seperti itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2014 sudah merencanakan penertiban Kalijodo, dengan alasan area tersebut merupakan jalur hijau. Namun hal tersebut baru terealisasi di tahun 2016. Diawali adanya kecelakaan yang melibatkan Toyota Fortuner setelah pengemudinya minum minuman keras sepulang dari Kalijodo. Akhirnya pada tanggal pada tanggal 29 Februari 2016, Kalijodo ditertibkan oleh Pemprov DKI dikembalikan ke fungsi awalnya yaitu sebagai jalur dan ruang terbuka hijau.

Demikianlah sekilas kisah Kalijodo dahulu, selanjutnya aku akan membawa kalian menilik wajah baru Kalijodo. Setelah Kalijodo ditertibkan oleh Pemerintah DKI Jakarta, area Kalijodo kini menjadi ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau. Kawasan Kalijodo memiliki luas sekitar 1,4 hektar, kawasan ini kini menjadi ruang terbuka hijau yang dapat dinikmati oleh masyarakat secara gratis. Dilengkapi fasilitas trek untuk jogging, skate park, musala, playground untuk anak, perpustakaan mini, hingga outdoor gym, Kalijodo kini padat akan pengunjung terutama di akhir pekan. Pengunjung yang datang ke Kawasan Kalijodo tidak hanya warga yang tinggal di sekitar Kawasan Kalijodo, namun dari Jabodetabek.

Kawasan Kalijodo memiliki luas sekitar 1,4 hektar, kawasan ini kini menjadi ruang terbuka hijau yang dapat dinikmati oleh masyarakat secara gratis. Dilengkapi fasilitas trek untuk jogging, skate park, musala, playground untuk anak, perpustakaan mini, hingga outdoor gym, Kalijodo kini padat akan pengunjung terutama di akhir pekan. Pengunjung yang datang ke Kawasan Kalijodo tidak hanya warga yang tinggal di sekitar Kawasan Kalijodo, namun dari Jabodetabek. Tidak lengkap rasanya jika kalian datang ke Jakarta namun tidak singgah ke tempat ini, apalagi untuk kalian yang memiliki hobby skate board dan menyukai tantangan baru.

Jika kalian bertanya bagaimana akses menuju kesana, saya akan menjawab bahwa aksesnya sangat mudah sekali. Untuk kalian yang senang travel menggunakan kereta, kalian bisa menggunakan commuter line dengan rute Stasiun Angke atau Stasiun Grogol, namun kalian harus nyambung ojol atau Transjakarta. Kalian juga dapat mencoba transportasi khas Jakarta yaitu Transjakarta dengan mengambil rute halte Jembatan Dua yang dilewati oleh Koridor 9 Pinang Ranti-Pluit. Kalian dapat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 350 meter ke arah barat ya…hitung-hitung olahraga ya.

Oh iya jangan khawatir jika tiba-tiba kalian kehabisan ongkos, padahal kalian ingin sekali mendatangi kawasan Kalijodo dan kebetulan posisi kalian ada di sekitar Balai Kota, Pemprov DKI memfasilitasi tiga bus tingkat wisata dengan rute Balai Kota-Kalijodo. Bus ini juga akan melewati rute Balai Kota, Halte Bus Sarinah, Halte Bus Tosari, kemudian masuk ke Pintu Tol Semanggi dan keluar di Gerbang Tol Pluit Tomang. Bus tingkat ini beroperasi mulai pukul 11:00-19:00 WIB setiap hari Senin-Jumat, pukul 09:00-23:00 WIB pada hari Sabtu, dan 12:00-19:00 WIB pada hari Minggu. Kalian tahu tidak istimewanya lagi, bus ini tidak memungut biaya tiket alias gratis!.

Bagaimana? Apakah kalian penasaran mendatangi Kawasan wisata baru ini, jika kalian datang ke Jakarta?. Aku jamin kalian tidak akan menyesal, dan penuh ekspresi kerinduan untuk Kembali lagi ke Jakarta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post