E - BOOK Mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. WB
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah dan inayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Modul Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan ini sebagai salah satu buku pelengkap dan buku kerja siswa SMK AL FALAH PEMALANG tingkat XI (sebelas) semester 3 dan 4 untuk Kompetensi Keahlian AKL.
E – Book / Jobsheet / Lembar Kerja ini di susun untuk pembelajaran siswa secara aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, yang dilengkapi dengan soal-soal/penilaian pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, untuk persiapan pemberian pembelajaran yang mencakup materi Proses Produksi dengan TP Pengetahuan 3.1 dan TP Keterampilan 4.1 dalam bentuk buku kerja. Adapun keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan alokasi waktu dan kemampuan siswa SMK Al Falah Pemalang pada umumnya.
Kami berharap dengan ditulisnya Modul ini akan memperlancar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah, karena anak akan dituntut untuk lebih banyak aktif dengan berbagai stimulus dan menganalisa informasi apa yang telah disampaikan oleh kami sebagai guru mata pelajaran.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas kritik dan sarannya kepada semua pihak baik teman seperjuangan maupun sekolah.
Pemalang, November 2023
Penyusun
Runtah Devianah, S.Pd
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv
TP 3.1 dan 4.1......................................................... 1A. Pengertian Kreativitas dan Kewirausahaan................... 1
B. Manfaat Industri Kreatif............................................. 1
C. Kendala-kendala Ekonomi Kreatif................................ 2
D. Penilaian Sikap......................................................... 5
E. Penilaian Pengetahuan............................................... 6
F. Penilaian Ketrampilan Unjuk kerja/ Proses.................... 6
TP 3.2 dan 4.2......................................................... 8A. Faktor Kunci Kesuksesan........................................... 8
B. Jenis-jenis Ekonomi Kreatif........................................ 9
C. Kendala-kendala Yang Dihadapi.................................. 9
D. Penilaian Sikap....................................................... 10
E. Penilaian Pengetahuan............................................ 10
F. Penilaian Ketrampilan Unjuk kerja/ Proses.................. 10
TP 3.3 dan 4.3....................................................... 12A. Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)........12
B. Macam-macam Hak................................................ 13
C. Penilaian Sikap....................................................... 16
D. Penilaian Pengetahuan............................................ 16
E. Penilaian Ketrampilan Unjuk kerja/ Proses.................. 16
TP 3.4 dan 4.4..................................................... 18A. Pengertian Prototype Produk................................... 18
B. Tahapan-tahapan Prototype..................................... 19
C. Pengertian Kemasan Produk..................................... 20
D. Pengertian Sketsa................................................... 22
E. Pengertian Kemasan................................................ 23
F. Penilaian Sikap........................................................ 24
G. Penilaian Pengetahuan............................................ 25
H. Penilaian Ketrampilan Unjuk kerja/ Proses................. 25
TP 3.5 dan 4.5....................................................... 27A. Pengertian Prototype............................................... 27
B. Tahap-tahap Kegiatan Desain Produk......................... 28
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Desain Produk.........29
D. Penilaian Sikap....................................................... 32
E. Penilaian Pengetahuan............................................. 33
F. Penilaian Ketrampilan Unjuk kerja/ Proses.................. 33
TP 3.6 dan 4.6....................................................... 35A. Fungsi Gambar Kerja............................................... 35
B. Tujuan Gambar Kerja.............................................. 35
C. Permodelan Objek 3 Dimensi.................................... 35
D. Proyeksi................................................................ 35
E. Penilaian Sikap....................................................... 41
F. Penilaian Pengetahuan............................................. 41
G. Penilaian Ketrampilan Unjuk kerja/ Proses................. 42
TP 3.7 dan 4.7....................................................... 44A. Menghitung Biaya Produksi Prototype Produk Barang/ Jasa...................................................................... 44
B. Pengertian Biaya Produksi........................................ 44
C. Penilaian Sikap....................................................... 49
D. Penilaian Pengetahuan............................................ 49
E. Penilaian Ketrampilan Unjuk kerja/ Proses................. 49
TP 3.8 dan 4.8....................................................... 51A. Tujuan Visual......................................................... 51
B. Penilaian Sikap....................................................... 53
C. Penilaian Pengetahuan............................................. 53
D. Penilaian Ketrampilan Unjuk kerja/ Proses.................. 53
TP 3.9 dan 4.9....................................................... 55A. Jenis-jenis Proses Produksi....................................... 55
B. Persediaan Bahan Beku........................................... 56
C. Peranan Persedian.................................................. 57
D. Arti Penting Persediaan Produk Jadi........................... 57
E. Tingkat Produksi Oprimal......................................... 58
F. Penilaian Sikap........................................................ 59
G. Penilaian Pengetahuan............................................ 59
H. Penilaian Ketrampilan Unjuk kerja/ Proses.................. 59
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. vii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. ix
VERIFIKASI BUKU PENDAMPING.......................................................................... x
TUJUAN PEMBELAJARAN :
3.1. Memahami sikap dan perilaku wirausahawan
4.1. Mempresentasikan sikap dan perilaku wirausahawan
MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian Kreativitas
- Pengertian kreativitas menurut Widayatun, kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, yang memberikan individu menciptakan ide-ide asli/ adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang.
- Pengertian kreativitas menurut James R. Evans, kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek perspektif baru, dan membentuk kombinasi- kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran.
- Pengertian kreativitas menurut Santrock, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan tentang sesuatu dalam cara yang baru dan tidka biasannya serta untuk mendapatkan solusi- solusi yang unik.
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
Ekonomi Kreatif atau bisa disebut Industri Kreatif merupakan Industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengekspoitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Ke depan, ekonomi kreatif secara umum dan industri kreatif khususnya diyakini akan menjadi primadona. Adapun tiga alasan yang mendasari keyakinan tersebut yaitu
:
1. Hemat energy karena lebih berbasis pada kreativitas
2. Lebih sedikit menggunakan sumber daya alam
3. Menjanjikan keuntungan lebih tinggi
Ekonomi kreatif adalah gagasan baru sistem ekonomi yang menempatkan informasi dan kreativitas manusia sebagai faktor produksi yang paling utama. Ide merupakan barang mahal dalam ekonomi kreatif, karena ide-ide yang kreatif inilah yang akan mendorong terciptanya inovasi-inovasi yang kemudian menjadi solusi baru dan produk baru, dimana ini merupakan jawaban selama ini atas masalah minimnya kualitas produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Manfaat Industri Kreatif
Ekonomi kreatif akan menggeser produk-produk hasil industry konvensional dan memberikan solusi baru yang lebih tepat kebutuhan pasar. Berikut manfaat-manfaat ekonomi kreatif yang erat kaitannya alam memberikan perubahan besar dan solusi baru, anatar lain :
1. Munculnya Bisnis Startup, Trend dan gaya hidup yang kita kenal saat ini merupakan dampak dari perkembangan teknologi yang berperan penting bagi kehidupan sosial masyarakat.
2. Percepatan Inovasi, bandingkan dan lihatlah perkembangan industry bisnis yang ada saat ini dengan bisnis yang ada pada era tahun 90-an.
3. Bisnis Menjadi Lebih Kompetitif, ketika pasar memiliki media yang sama dalam menjangkau masyarakat yaitu teknologi, maka hal ini akan menjadi magnet bagi para pebisnis untuk menawarkan produk kepada masyarakat.
4. Menciptakan Manusia yang Kreatif, Ekonomi kreatif merupakan hasil karya dari manusia- manusia yang kreatif, mereka akan semakin cerdas dalam membuat sajian produk ke masyarakat terlebih mereka akan semakin mendapat fasilitas untuk mewujudkan hal itu.
5. Meningkatkan kualitas Produk, Mudahnya akses untuk menjangkau masyarakat akan dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis untuk menghasilkan produk sebanyak-banyaknya.
6. Membuka Lapangan Kerja, Perkembangan ekonomi kreatif akan menciptakan banyak pasar baru.
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia hingga tahun 2016, total pendapatan dari industri ekonomi kreatif mencapai Rp. 642 Trillun, namun dari sekian banyak industri kreatif hanya ada 3 industri kreatif yang memberikan kontribusi paling besar untuk pendapatan ini. Industri yang paling berperan tersebut yaitu kuliner, fashion, dan kerajinan.
Kendala – kendala Ekonomi Kreatif
Dalam penerapan terdapat beberapa kendala yang bisa menghambat pertumbuhan ekomoni kreatif, antara lain:
1. Minimnya jumlah kualitas dan kuantitas SDM (Sumber Daya Manusia) yang kreatif, karena tidak aanya lembaga pengembangan SDM.
2. Payung hukum untuk perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) masih lemah.
3. Kurang layaknya media dan infrastruktur teknologi informasi.
4. Sulitnya memperoleh pembiayaan.
Tujuan Industri Kreatif
Adapun beberapa tujuan yang didapat dengan adanya ekomoni kreatif ini, antara lain :
1. Memberikan kontribusi ekomoni yang signifikan, kehadiran ekonomi kreatif bertujuan untuk memberikan kontribusi kepada negara tentunya pada bidang ekonomi.
2. Menciptakan iklim bisnis yang kondusif dan positif.
3. Menciptakan masyarakat yang kreatif an inovatif.Tujuan utama adanya ekonomi kreatif adalah menciptakan dan membentuk mental kreatif dan inovatif pada diri masyarakat.
4. Memberikan dampak sosial yang positif, bukan berarti ketika membahas ekonomi tidak ada hubungan dengan yang lainnya.
5. Menggali dan mengembangkan potensi segala yang dimiliki oleh suatu negara.
6. Mengurangi tingkat kemiskinan dan jumlah penggangguran.
Memahami Sikap Dan Perilaku Wirausahawan
Sikap seorang wirausahawan hendaklah tercermin dalam setiap perilaku dan sikap sehari-hari, meliputi :
1. Sikap selalu berpikir positif dalam menghadapi segala hal (positive thinking).
2. Respons yang positif dari individu terhadap informasi, kejadian, kritikan, cercaan, tekanan, tantangan, cobaan, dan kesulitan.
3. Sikap yang berorientasi jauh ke depan, berpikiran maju, bersifat prestatif dan tidak mudah berorientasi jauh ke depan, berpikiran maju, bersifat prestatif dan tidak mudah terlena oleh hal-hal yang sudah berlalu, ia tidak mau hanyut oleh hal-hal yang bersifat sejarah dan kenyamanan sesaat.
4. Sikap tidak gentar saat melihat pesaing (competitor).
5. Sikap yang selalu ingin tahu, membuat ia selalu mencari jalan keluar bila ingin maju.
6. Teguh pendiriannya
7. Berperilaku professional dalam arti punya tanggung jawab, komitmen tinggi, disiplin, berusaha tetap konsisten pada pendiriannya, serta jujur dan terbuka.
8. Berpenampilan rapi dan ingin disukai oleh setiap orang.
9. Senang memotivasi orang lain untuk tujuan yang baik.
10. Pandai bergaul dan cakap dalam berkomunikasi sehingga banyak orang yang senang dengannya.
11. Berorientasi pada tujuan dan tetap berkeinginan kuat pada hasil yang sempurna.
12. Gila kerja (workholic) dan bekerja dengan baik sehingga tidak menyukai kelemahan (perfectionist)
13. Tidak suka menunda pekerjaan dan selalu ingin cepat diselesaikan
14. Haus akan prestasi sempurna (excellence)
15. Tuntas dalam mengerjakan tugas
16. Waspada dan antisipatif sehingga selalu berperilaku proaktif
Keterampilan Wirausaha
Untuk sukses di dunia usaha, seorang wirausaha itu harus cerdas ddan terampil, seperti layaknya seorang samurai yang bukan hanya tahu ilmu pedang saja tapi juga terampil menggunakannya serta kreatif dalam setiap gerakan manuvernya. Keterampilan yang perlu dipunyai oleh seorang wirausahawan adalah :
1. Keterampilan dalam memimpin
2. Keterampilan memotivasi tim dan membangun tim yang kuat (team bilding)
3. Keterampilan mengorganisasi tim
4. Keterampilan mengatasi konflik
5. Keterampilan berkomunikasi
6. Keterampilan menjual (selling skill)
7. Keterampilan teknis (untuk produksi)
8. Keterampilan mengoperasikan komputer dan teknologi informasi yang sekarang sudah menjadi kebutuhan penting dan bahkan sebagai syarat penting
9. Keterampilan menyusun konsep
Perilaku Kerja Prestatif
Nilai adalah tolak ukur prestasi suatu proses belajar, bekerja, berpikir dan berusaha.
Jika, belajar adalah proses perjalanan. Ada 4 jenis dan tipe orang dalam melihat kesuksesan seseorang.
1. Jenis yang tidak mau bermimpi, sehingga ia menghindari kerja keras tetapi ingin sukses (malas)
2. Jenis penonton ingin sukses dan bermimpi tetapi tidak mau kerja keras
3. Jenis follower atau peserta sudah punya mimpi dan ingin sukses tetapi belum lomba untuk sukses mampu mewujukan karena belum mempunyai sikap dan perilaku kerja prestatif
4. Sang juara atau the champion sudah pasti punya mimpi, hasrat, ingin suksesnya kuat, merencanakan dan terus mencoba serta berpikir kreatif untuk menjadi yang terbaik.
Semangat : Energi untuk mengerjakan suatu pekerjaan karena ada keinginan dan hasrat untuk mencapainya, yaitu adanya unsur manfaat dan tujuan.
Gairah : Energi yang diperlukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan karena ada unsur kecintaan, kesukaan, dan hobi di dalamnya. Jadi, bukan semata-mata karena manfaat dan tujuannya saja.
Sumber energy yang dibutuhkan dalam kegiatan kewirausahaan atau kegiatan apapun adalah mempunyai semangat ( ada harapan) dan gairah untuk mengerjakannya. Kunci penting dalam menciptakan semangat kewirausahaan itu bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Figur bagi seseorang guna membangkitkan semangat karena melihat orang lain sukses dan kaya, maka ia ingin menjadi seperti orang itu.
2. Suka mencari tantangan baru untuk menciptakan gairah, yaitu cinta akan kewirausahaan
3. Kepepet atau keterpaksaan karena harus tetap bertahan (survive) dan hidup
4. Memang cita-cita sejak kecil untuk menjadi wirausahawan.
5. Kenyamanan dan financial freedom-nya
Pemikiran yang efektif itu lebih berorientasi pada penggabungan dari aspek-aspek dibawah ini yang dikatagorikan dan disinergikan untuk mencapai tujuannya secara optimal, yaitu :
1. Kualitas yang baik (quality)
2. Waktu yang tepat (time)
3. Biaya yang optimal (cost)
4. Sistem yang benar
5. Metode kerja sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan (SOP)
6. Alat yang benar dan tepat
Prinsip kerja yang efektif adalah prinsip kerja yang mengutamakan 4 hal utama pencapaian kerja, yaitu:
1. Ketepatan (accuracy). Tepat waktu, sasaran, kualitas, dan biaya yang direncanakan atau dianggarkan
2. Kecepatan (speed). Cepat dalam proses pengerjaannya dan waktu yang digunakan alam menyelesaikannya.
3. Hemat (efficiency). Hemat biaya.
4. Keselamatan dan keamanannya (safety), faktor keselamatan dan keamanan itu sangat diperlukan.
Kepemimpinan
Kepemimpinan mengandung 4 faktor kemampuan utama yang perlu dibangun, dibentuk, dan diberdayakan dengan baik, yaitu:
1. Kemampuan memotivasi dan menjadi contoh orang lain.
2. Kemampuan memimpin mempengaruhi, mendistribusikan kekuasaan (wewenang) dan memberdayakan anggotanya.
3. Membangun tim dan kerja sama kelompoknya.
4. Kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi untuk mengatasi konflik.
Perbedaan kepemimpinan (leadership) dan manajemen (management) terdapat pada cara dan kegiatan serta kemampuannya untuk mewujudkan sebuah tujuan. Perbedaan itu bisa dilihat dalam uraian berikut ini :
1. Manajemen suatu kegiatan, cara dan proses untuk mengorganisir, mempromosikan, merencanakan, dan mengendalikan sehingga tujuan kelompok atau organisasi bisa tercapai dengan baik. Singkatnya adalah sebagai proses pencapaian tujuan organisasi melalui usaha orang lain. Manajer adalah orang yang senantiasa memikirkan kegiatan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi orang lain atau bawahannya termasuk pengikutnya.
2. Kepemimpinan adalah kemampuan (seni dan ilmu) orang yang berusaha untuk mempengaruhi perilaku.
3. Pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan (seni dan ilmu) kepemimpinan. Jadi, seorang manajer juga seorang pemimpin tetapi seorang pemimpin belum tentu seorang manajer.
Adapun sifat umum yang mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan disebuah organisasi, yaitu:
1. Mempunyai kecerdasan. Pada umumnya kecerdasan seorang pemimpin yang berhasil lebih tinggi dari orang yang dipimpinnya, namun gap-nya tidak terlalu besar bila dibanding dengan pengikutnya.
2. Hubungan dengan orang lain ( interpersonal).
3. Kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain sangat penting bagi seorang pemimpin dalam tujuannya untuk mengarahkan, membimbing, dan mempengaruhi agar tujuan organisasi bisa tercapai.
4. Kedewasaan. Kepribadian yang bijaksana, tidak emosional, berpikiran positif, matang, dan bisa menjadi figur adalah modal penting dari seorang pemimpin untuk mencapai tujuannya.
5. Motivasi orang lain.
6. Motivasi diri sendiri
7. Sikap dan perilaku
8. Integritas tinggi
9. Humoris
10. Komitmen tinggi
Faktor-faktor wirausahawan seperti :
1. Mengelola dan mengambil resiko
2. Sikap pantang menyerah
3. Kemampuan mengatasi konflik
4. Menentukan visi dan misi usaha
5. Berani mengambil resiko
Komitmen tinggi
Jadi, seorang wirausahawan juga harus memiliki keterampilan-keterampilan lain untuk menunjang kompetensi dibidang bisnis yang meliputi :
1. Keterampilan manajerial (managerial skill)
2. Keterampilan konseptual (conceptual skill)
3. Keterampilan mengelola sumber daya manusia (human skill)
4. Keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan
5. Keterampilan mengelola waktu (timing managrment skill)
6. Keterampilan teknis (technical skill)
7. Kemampuan intelektual entrepreneur
BAB II. MENGANALISIS PELUANG USAHA PRODUK BARANG/JASA
TUJUAN PEMBELAJARAN :
3.2. Menganalisis peluang usaha produk barang/jasa
4.2. Menentukan peluang usaha produk barang/jasa
MATERI PEMBELAJARAN
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memulai sebuah bisnis, yaitu:
1. Pasar
2. Persaingan
3. Individu
Ada empat faktor kunci kesuksesan, yaitu :
1. Keberanian untuk mengendalikan dan mengatasi resiko
2. Kemampuan untuk mengurangi resiko yang akan dihadapi atau ditanggungnya
3. Keteguhan hati (determinasi) yang kuat
4. Pandai memanfaatkian momentum dengan intuisi yang kuat dan timing yang tepat untuk mendapatkan keberuntungan
Ide usaha
Banyak yang sukses dalam berwirausaha dengan bermodalkan ide usaha yang cemerlang. Caranya adalah :
1. Jual ide orisinil anda kepada teman atau investor dengan membuat proposal yang berisi peluang dan ide kreatif untuk ditawarkan ke orang lain, saudara, teman atau investor dengan sistem bagi hasil
2. Jual pengalaman anda untuk melakukan partnership.
3. Jual jaringan untuk dijadikan pasar distribusi produk anda.
4. Jual kreativitas untuk menjadi creativerpreneur atau technopreneur
Wirausaha itu adalah seorang yang mau dan mampu mempersiapkan, merencanakan, mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberania menghadapi resiko. Persiapan yang perlu anda lakukan adalah :
1. Siap menghadapi kritikan orang lain, keluarga, dan mungkin orang yang terdekat dengan anda.
2. Siap menghadapi penolakan oleh calon pelanggan.
3. Menghadapi keraguan akan pilihan peluang bisnis anda.
4. Siap menghadapi persaingan yang ketat.
5. Teknik bisnis dan strategi.
6. Sanggup mengatasi beban psikologi.
Pemilihan produk dan jasa
Ada 2 jenis karakter produk yang bisa anda pilih sesuai dengan karakter anda dan produknya sebelum anda merencanakan sebuah bisnis, yaitu :
1. Produk berupa “tangible” atau bisa dilihat dan disentuh untuk anda tawarkan kepada calon pelanggan, yaitu berupa barang dan selanjutnya disebut produk (goods).
2. Produk berupa “intangible” atau produk tidak terlihat dan tidak bisa disentuh saat anda menawarkan kepada calon pelanggan anda selanjutnya disebut jasa (service).
Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan keluasan pengetahuan dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ekonomi akan didukung oleh jalannya industry kreatif.
Industri kreatif adalah kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait penciptaan atau pembuatan suatu benda atau penggunaan pengetahuan dan informasi.
Jenis-jenis Ekonomi Kreatif
1) Periklanan (advertising)
2) Arsitektur
3) Pasar barang seni
4) Kerajinan (craft)
5) Desain
6) Fesyen (fashion)
7) Video, Film dan Fotografi
8) Permainan Inreraktif (game)
9) Musik
10) Seni Pertunjukkan (showbiz)
11) Penerbit dan Percetakan
12) Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software)
13) Televisi & Radio (Broadcasting)
14) Riset dan Pengembangan (R&D)
Kendala-kendala yang dihadapi tersebut antara lain :
1. Pengembangan industri kreatif belum optimal, terutama disebabkan kurangnya daya tarik industri, adanya posisi dominan usaha kreatif, model bisnis industry kreatif yang belum matang, serta risiko usaha yang harus dihadapi.
2. Pengembangan konten, kreasi, dan teknologi kreatif belum optimal, terutama disebabkan infrastrukturinternet belum memadai, infastruktur gedung pertunjukan belum memenuhi standar, mahalnya mesin produksi, mahalnya piranti lunak penghasil produk dan jasa kreatif, kurangnya riset konten, dan kurannya aktivitas pengarsipan konten.
3. Kurangnya perluasan dan penetrasi pasar bagi produk dan jasa kreatif di dalam dan luar negeri, terutama disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap kreativitas lokal, kurangnya konektivitas jalur distribusi nasional, terkonsentrasinya pasar luar negeri, tingginya biaya promise, belum diterapkannya sistem pembayaran online, dan rendahnya monitoring terhadap royalty, lisensi, hak cipta.
4. Lemahnya institusi industri kreatif, terutama disebabkan oleh belum adanya paying hukum yang mengatur tata kelola masing-masing subsector industry kreatif.
5. Minimnya aksespembiayaan perlu sektor ekonomi kreatif, terutama disebabkan belum sesuainya skema pembiayaan dengan karakteristik industri kreatif yang umumnya belum bankable, high risk high return, cash flow yang fluktualif, serta aset yang bersifat intangible.
6. Pengembangan sumberdaya ekonomi kreatif belum optimal, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, antara lain masalah kelangkaan bahan baku, kurangnya riset bahan baku, kesenjangan antara pedidikan dan industry, serta standarnya dan sertifikasi yang belum baik.
BAB III. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL
TUJUAN PEMBELAJARAN:
3.3. Memahami hak atas kekayaan intelektual
4.3. Mempresentasikan hak atas kekayaan intelektual
MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
Pengertian Hak ATtas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan intelektual manusia yang memiliki manfaat ekonomi. HKI dalam dunia internasional dikenal dengan nama Intellectual Property Right (IPR) yaitu hak yang timbul dari hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk kepentingan manusia. Konsep dasar tentang HaKi berasarkan pada pemikiran bahwa karya intelektual yang telah diciptakan atau dihasilkan manusia memerlukan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya. Pada intinya Pengertian Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atau Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Intellectual Property Right (IPR) adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual.
Objek pelindungan hukum yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. Secara garis besar HaKI dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Hak Cipta
2. Hak Kekayaan Industri
Prinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual
Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Ekonomi
2. Prinsip Keadilan
3. Prinsip Kebudayaan
4. Prinsip Sosial
Dasar Hukum
Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :
1. Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization (WTO).
2. Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
3. Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
4. Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
5. Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the World Intellectual Property Organization
6. Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treary
7. Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Barne Convention for the Protection of Literary and Artistic Works
8. Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty
Hak Cipta
Hak Cipta adalah Hak khusus bagi pencipta untuk mengumumkan ciptaannya atau memperbanyak ciptaannya. Berdasarkan Undang-undang Nomor 19/2002 Pasal 1 ayat 1 mengenai Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hak Kekayaan Industri
Hak kekayaan industry adalah hak yang mengatur segala sesuatu milik perindustrian, terutama yang mengatur perlindungan hukum. Hak kekayaan industri sangat penting untuk didaftarkan oleh perusahaan-perusahaan karena hal ini sangat berguna untuk melindungi kegiatan industry perusahaan karena hal ini sangat berguna untuk melindungi kegiatan industri perusahaan dari hal-hal yang sifatnya menghancurkan seperti plagiatisme.
Hak Paten
Menurut Undang-undang Nomor 14/2001 pasar 1 ayat 1, Hak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu dalam melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau dengan membuat persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Perlindungan hak paten dapat diberikan untuk jangka waktu 20 tahun terhitung dari filling date.
Hak Merek
Berdasarkan Undang-undang Nomor 15/2001 pasal 1 ayat 1, hak merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan pergaangan barang atau jasa.
Merek Dagang
Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
Merek Jasa
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek Kolektif
Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.
Selain itu terdapat pula hak atas merek, yaitu hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakannya. Dengan terdaftarnya suatu merek, maka sudah dipatenkan bahwa nama merek yang sama dari produk/jasa lain tidak dapat digunakan dan harus mengganti nama mereknya. Bagi pelanggaran pasal 1 tersebut, maka pemilik merek dapat mengajukan gugatan kepada pelanggar melalui Badan Hukum atas penggunaan nama merek yang memiliki kesamaan tanpa izin, gugatan dapat berupa ganti rugi dan penghentian pemakaian nama tersebut.
Selain itu pelanggaran juga dapat berujung pada pidana yang tertuang pada bab V pasal 12, yaitu setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merek yang sama secara keseluruhan dengan merek terdaftar milik orang lain atau badan hukum lain, untuk
barang atau jasa sejenis yang diproduksi dan diperdagangkan, dipidana penjara paling lama tujuh tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,-
Oleh karena itu, ada baiknya jika merek suatu barang/jasa untuk di hak patenkan sehingga pemilik ide atau pemikiran inovasi mengenai suatu hasil penentuan dan kreatifitas dalam pemberian nama merek suatu produk/jasa untuk dihargai dengan semestinya dengan memberikan hak merek kepada pemilik baik individu maupun kelompok organisasi (perusahaan/industri) agar dapat tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan perekonomiannya dengan tanpa ada rasa was-was terhadap pencurian nama merek dagang/jasa tersebut.
Undang-undang yang mengatur mengenai hak merek antara lain :
UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 81) UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 31) UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 110)
Hak Desain Industri
Sebuah karya desain dianggap sebagai kekayaan intelektual karena merupakan hasil buah pikiran dan kreatifitas dari pendesainnya, sehingga dilindungi hak ciptanya oleh pemerintah melalui Undang-Undang No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri. Kriteria desain industri adalah baru dan tidak melanggar agama, peraturan perundangan, susila, dan ketertiban umum.
Jangka waktu perlindungan untuk desain industri adalah 10 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan permohonan Desain Industri ke Kantor Ditjen Hak Kekayaan Intelektual.
Desain Industri adalah cabang HKI yang melindungi penampakan luar suatu produk. Sebelum perjanjian TRIPS lahir, desain industri dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta. Namun karena perkembangan desain yang sangat pesat, maka perlu dibuatkan UU Khusus yang mengatur tentang desain industri.
Lingkup Hak Desain Industri
Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eklusif untuk melaksanakan Hak Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi hak desain industri.
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST) adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuaannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
Lingkup DTLST
DTLST yang mendapat perlindungan:
Hak DTLST diberikan untuk Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang orisinal. DTLST dinyatakan orisinal jika desain tersebut hasil karya mandiri pendesain dan pada saat DTLST tersebut dibuat tidak merupakan sesuatu yang umum bagi para pendesain.
Hak Rahasia Dagang
Rahasia dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis dimana mempunyai nilai ekonomis karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang.
Lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum.
Rahasia dagang mendapat perlindungan apabila informasi itu:
Bersifat rahasia hanya diketahui oleh pihak tertentu bukan secara umum oleh masyarakat, Memiliki nilai ekonomi apabila dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan atau usaha yg bersifat komersial atau dapat meningkatkan keuntungan ekonomi, Dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak yang menguasainya telah melakukan
langkah-langkah yang layak dan patu
Pemilik rahasia dagang dapat memberikan lisensi bagi pihak lain. Yang dimaksud dengan lisensi adalah izin yang diberikan kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu rahasia dagang yang diberikan perlindungan pada jangka waktu tertentu dan syarat tertentu.
Tidak dianggap sebagai pelanggaran rahasia dagang apabila:
Mengungkap untuk kepentingan hankam, kesehatan, atau keselamatan masyarakat, Rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan oleh penggunaan rahasia dagan milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk kepentingan pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.
Rahasia Dagang di Indonesia diatur dalam UU No 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang. Perlindungan rahasia dagang berlangsung otomatis dan masa perlindungan tanpa batas.
Hak Indikasi
Indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.
Indikasi asal adalah suatu tanda yang memenuhi ketentuan tanda indikasi geografis yang tidak didaftarkan atau semata-mata menunjukan asal suatu barang atau jasa.
Dasar Hukum
Pasal 56 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2007 Tentang Indikasi-geografis
Pihak yang dapat mengajukan permohonan pendaftaran indikasi geografis
Lembaga yang mewakili masyarakat di daerah yang memproduksi barang yang Bersangkutan:
Ø Pihak yang mengusahakan barang yang merupakan hasil alam/kekayaan alam
Ø Produsen barang hasil pertanian
Ø Pembuatan barang-barang kerajinan tangan/hasil industry
Ø Perdagangan yang menjual barang tersebut
Ø Lembaga yang diberi wewenang untuk itu
Ø Kelompok konsumen barang tersebut
Contoh Indikasi Geografis yang didaftarkan di Dirjen HKI :
v Beras Adan Krayan: diajukan oleh Asosiasi Masyarakat Adan (2011)
v Susu Kuda Sumbawa: didaftarkan oleh Asosiasi Pengembangan Susu Sumbawa (2011)
v Madu Sumbawa: didaftarkan oleh Jaringan Madu Hutan Sumbawa (2011)
v Kangkung Lombok: didaftarkan oleh Asosiasi Komoditas Kangkung Lombok (2011)
v Kopi Kintamani Bali: diajukan oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG)
BAB IV. MEMBUAT DESAIN/PROTOTYPE DAN KEMASAN PRODUK
TUJUAN PEMBELAJARAN :
3.4. Menganalisis konsep desain/ prototype dan kemasan produk barang/jasa
4.4. Membuat desain/ prototype dan kemasan produk barang/jasa
MATERI PEMBELAJARAN
PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK
Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih rendah.
Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead– user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan
suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE
Berikut tahapan prototype:
1. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.
2. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.
3. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
4. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.
5. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
6. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
7. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.
8. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
9. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.
PENGERTIAN KEMASAN PRODUK
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33). Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang
cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
FUNGSI KEMASAN PRODUK
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.
Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.
TUJUAN KEMASAN PRODUK
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
JENIS-JENIS KEMASAN
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
PENGERTIAN SKETSA
Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi atau sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya.
Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar. Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya.
Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan terlintas dalam benak seseorang.
Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam berkarya seni rupa.
Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai.
Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.
Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling menonjol hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara sketsa dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi, seorang seniman dan kritikus seni rupa.
Sketsa ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang lengkap.Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan secara sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif.
Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun oleh unsur- unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap, dalam arti penyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti tekstur, kedalaman/ruang, gelap-terang, dan warna di samping unsur garis.
Bahkan, dalam lukisan unsur warna menjadi penting sebagai unsur tambahannya (Schinneller,1966). Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa juga memiliki keragaman tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok hanyalah pada medium pengucapannya.
JENIS-JENIS SKETSA
1. Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa rincian dan tidak selesai.
2. Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan citra suatu sketsa yang sudah selesai.
3. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya menunjukan bentuk global.
KOMPOSISI UNSUR SKETSA
Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus. Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :
1. Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi garis lengkung.
2. Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang pencahayaan.
3. Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garis-garis yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan diagonal.
4. Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam pengkomposisian warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak selesai, akan tetapi goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah objek dapat diamati dengan cukup jelas.
ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA
1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun lengkung secara tipis.
2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam keadaan tipis
3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan.
FUNGSI ATAU MANFAAT SKETSA
Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema
2. Meminimalisir kesalahan
3. Mempertajam pengamatan
4. Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan tangan.
Membuat Desain/Prototype dan Kemasan Produk
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi, dan membedakan sebuah produk di pasar.
Pengemasan
Pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran.
Fungsi Kemasan
1. Fungsi protektif
2. Fungsi promosional
3. Self service
4. Consumer offluence
5. Company and brand image
6. Innovational opportunity
7. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan
8. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk
9. Kombinasi dari keduanya, marketing dan logistik
Tujuan kemasan
1. Physical production
2. Barrier protection
3. Ontainment or annlomeration
4. Information transmission
5. Reducing theft
6. Convenience
7. Marketing
Jenis-jenis kemasan
- Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis :
1. Kemasan primer
2. Kemasan sekunder
3. Kemasan tersier dan kuarter
- Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis :
1. Kemasan sekali pakai
2. Kemasam yang dapat dipakai berulang kali
3. Kemasan yang tidak dibuang
- Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Kemasan siap pakai
2. Kemasan siap dirakit
Konsep Desain dan Prototype Produk
Prototipe produk (purwa-rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha dimasa mendatang.
Berikut tahapan prototype :
1. Pendefinisikan produk
2. Working model
3. Prototype rekayasa
4. Prototype produksi
5. Qualified production item
6. Model
Prototype adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.
BAB V. PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANA/JASA
TUJUAN PEMBELAJARAN :
3.5. Menganalisis proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
4.5. Membuat alur dan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian Prototype
Prototype adalah suatu contoh awal atau model dibangun untuk menguji suatu konsep atau proses atau untuk bertindak sebagai sesuatu yang harus direplikasi atau belajar dari.
Prototyping adalah pengembangan cepat dan pengujian model kerja. Prototyping merupakan proses dalam tahapan desain yang membutuhkan proses interaktif dan berulang. Prototyping membuat pengembangan sistem berjalan lebih cepat dan mudah, terutama ketika keinginan end user sulit didefinisikan.
Prototyping dapat diartikan sebagai suatu teknik yang efektif untuk meningkatkan proses pembangunan sistem bagi end users (pengguna sistem informasi)dan bagi IS specialists (para spesialis) sistem informasi karena :
1. Pembuatan prototyping dilakukan secara bertahap tidak langsung mencakup keseluruhan sistem aktual.
2. Menghemat biaya yang dikeluarkan.
3. Menghemat waktu yang dibutuhkan.
4. Kekurangan dan kesalahan sistem dapat diketahui dengan segera.
Jenis Prototype
1. Feasibility prototyping
2. Requirement prototyping
3. Desain prototyping
4. Implementation prototyping
Perbedaan Antara Prototype Dan Desain Produksi
1. Bahan
2. Proses
3. Kesetiaan yang lebih rendah
Tahapan-tahapan Prototyping
1. Pengumpulan kebutuhan
2. Membangun prototyping
3. Evaluasi protoptyping
4. Mengkodekan sistem
5. Menguji sistem
6. Evaluasi sistem
7. Menggunakan sistem
Keunggulan Dan Kelemahan Prototyping
Keunggulan prototyping adalah :
1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem
4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem
5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemaian mengetahui apa yang diharapkan.
Kelemahan Prototyping adalah :
1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
2. Pengembangan biasannya ingin cepat menyelesaikan proyek.
3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perencanaan yang baik.
TAHAPAN – TAHAPAN KEGIATAN DESAIN PRODUK
Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu produk, tahapan tersebut yaitu :
Memformulasikan hasil marketing research
Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah ada.
Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :
· Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga
· Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman.
Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan
Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin
– mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.
Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran
– ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.
Membuat gambar kerja
Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK
Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut:
Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas.
Standar dan Spesifikasi Desain
Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :
· Sambungan – sambungan | Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.
· Bagian | Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat
· Bentuk | Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
· Ukuran | Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk secara keseluruhan.
· Mutu | Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.
· Bahan | Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
· Warna | Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
Tanggungjawab Produk
Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.
Harga dan Volume
Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.
Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain produk.
ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA
Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)
Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.
Prosedur pengawasan mutu produk
Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan hal-hal berikut:
1. Kerusakan dan Mutu Produk
Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.
2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk)
Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi.
3. Kendali Mutu Terpadu
Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus dikendalikan.
Jenis-jenis pengawasan mutu produk
1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan
Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.
2. Pemantauan Proses Produksi
Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
3. Pemantauan Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan.
Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat.
4. Pemantauan Pengepakan
Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu.
Pemecahan masalah mutu dengan statistik
Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention).
Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:
· Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.
· Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses
produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.
Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak.
Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan.
Alat kendali mutu
Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan histogram.
1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart)
Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini Anda, membuat suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED).
2. Histogram
Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai tahap atau jenjang kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila terdapat penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau. perbaikan.
3. Peranan Komputer
Secara umum dapat dikemukakan di sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian, terutama pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.
BAB VI. GAMBAR KERJA UNTUK PEMBUATAN PRODUK BARANG/JASA
TUJUAN PEMBELAJARAN:
3.6. Menganalisis lembar kerja/ gambar kerja pembuatan prototype prosedur barang/jasa
4.6. Membuat lembar kerja/ gambar kerja untuk pembuatan prototype produk barang/jasa
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar kerja adalah suatu bahasa yang digunakan oleh designer kepada si pelaksana dilapangan, dengan menggunakan standar-standar internasional dan harus dipahami oleh kedua belah pihak.
Fungsi Gambar Kerja
Fungsi-fungsi gambar dapat digolongkan menjai tiga golongan, yaitu :
1. Menyampaikan informasi.
2. Pengawetan, penyimpanan, penggunaan keterangan.
3. Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi.
Tujuan Gambar Kerja
Adapun tujuan-tujuan gambar yaitu :
1. Internasional gambar
2. Mempopulerkan gambar
3. Perumusan gambar
Permodelan Objek 3 Dimensi
Bersadarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan tiga dimensi merupakan sebuah bentuk yang memiliki panjang, lebar dan tinggi. Grafik 3D merupakan perkembangan dari grafik 2D. didalam grafika komputer, 3D merupakan bentuk grafik yang menggunakan representasi data geometri tiga dimensi.
Proyeksi
Secara garis besar proyeksi pada gambar kerja dibagi menjai dua bagian yaitu proyeksi aksonometri dan proyeksiorthogonal.
1. Proyeksi aksonometri. Aksonometri adalah sebutan umum untuk pandangan yang dihasilkan oleh garis-garis proyeksi suatu benda. Proyeksi aksonometri
2. Proyeksi isometri. Proyeksi isometri merupakan proyeksi aksonometri dimana pandangan yang dipilih dari objek diletakan sedemikian rupa terhadap bidang proyeksi dimana masing-masing bidang membentuk sudu 30˚ dan skala yang digunakan paa setiap bidang adalah sama atau sudut antara sumber satu terhadap sumbu lainnya 120˚.
Gambar 1 Gambar sudut yang terbentuk dari sumbu proyeksi isometrik
Pada gambar di bawah (gambar a) diperlihatkan sebuah tampakan atas dan depan dari sebuah kubus ABCDEFGH. Sisi AB, AD, AE ketiganya sama panjang dan saling berpotongan pada sudut yang sama yaitu 120o. Pada posisi seperti itu (gambar a), ketika bidang horisontal dinaikkan sebesar 35o16’, maka dari depan akan tampak rusuk HE dan FE membentuk sudut 30o (gambar b). Sehingga dalam penggambaran, terjadi pemendekan panjang rusuk AE dari panjang sebenarnya dengan skala pendekatan 0,82 : 1 yang didapat dari hasil sin 54o,44’ (gambar c). Sedangkan untuk panjang rusuk AB dan AD juga terjadi pemendekan panjang rusuk dengan skala pendekatan 0,82 : 1 yang didapat dari cos 35o,16’. Sehingga skala perbandingan antara rusuk AB : AD : AE = 0,82 : 0,82 : 0,82 = 1 : 1 : 1.
Gambar 2 Gambar skala pemendekan proyeksi isometri.
Contoh gambar proyeksi isometri sebuah lingkaran berdiameter 50 satuan panjang ditunjukkan pada Gambar 6. Sebuah lingkaran dapat digambarkan dalam proyeksi isometri dengan bantuan sebuah segiempat bujur-sangkar yang mengitarinya. Dengan offset method, dari sejumlah titik pada lingkaran dicari titik-titik bantu pada bujursangkar yang mengelilinginya.
Gambar 3 Gambar lingkaran dalam isometri.
Contoh gambar proyeksi isometri sebuah bola berdiameter 50 satuan panjang yang diletakan diatas bidang horizontal ditujukan oleh gambar dibawah ini.
Gambar 4 Gambar bola dalam proyeksi isometri
Proyeksi dimetri merupakan bagian dari proyeksi aksonometri. Proyeksi dimetri artinya skala pemendekan untuk kedua sumbunya adalah sama, sedangkan sudut proyeksi boleh sama atau berbeda.
Gambar 5 proyeksi dimetri
Sebuah benda digambarkan ke dalam proyeksi isometri kadangkadang sering didapatkan beberapa buah garis menjadi berimpit atau beberapa buah bidang sering diproyeksikan sebagai garis lurus, sehingga bentuk keseluruhan dari benda tersebut menjadi tidak jelas, maka untuk mengatasi hal tersebut benda tesebut bisa digambarkan kedalam bentuk proyeksi dimetri seperti gambar di atas.
Tabel di bawah menunjukan sudut proyeksi dan skala perpendekan untuk proyeksi Dimetri. Aturan yang mendasar untuk Proyeksi Dimetri adalah terdapat skala pemendekan yang sama terhadap dua sumbu dan/atau dua sudut. Jadi untuk proyeksi Isometri bisa dikatakan proyeksi dimetri karena telah memenuhi syarat terdapat skala pemendekan yang sama untuk dua sumbu dan dua sudut proyeksi yang sama.
Tebel 1 Sudut proyeksi dan data skala pemendekan proyeksi dimetri
Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sudut tidak sama. Proyeksi ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 6 Proyeksi Trimetri
Tebel 2 Sudut Proyeksi dan Data Skala Pemendekan Proyeksi Trimetri
Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Gambar yang dihasilkan dengan cara ini disebut gambar proyeksi miring.
Pada gambar proyeksi miring adalah gabungan dari gambar ortogonal dan gambar isometri, gambar ini caranya dengan menggambar lebih dahulu tampak depan dengan ukuran sebenarnya. Setelah itu garisgaris proyeksi dibuat miring membentuk sudut terhadap bidang proyeksi. Peletakan benda dapat dibuat sesukanya, tetapi biasanya yang memberikan keterangan paling banyak dibuat sejajar dengan bidang proyeksi vertikal (tampak depan). Dengan demikian satu sisi dibuat dengan ukuran sebenarnya seperti gambar ortogonal.
Sudut yang menggambarkan kedalaman biasanya 300, 450 dan 600 terhadap sumbu horisontal. Sudut-sudut ini dipakai karena sudah banyak garisan segitiga yang mempunyai sudut ini. Skala pemendekan ditentukan yaitu 1/3, ½ dan ¾ tergantung dari sudut yang dipergunakan.
Gambar 7 Proyeksi Miring
Proyeksi orthogonal sering disebut sebagai gambar proyeksi saja atau gambar tampak. Jika sebuah benda digambarkan dengan cara proyeksi orthogonal akan menghasilkan sebuah bidang saja yang tampak pada bidang. Teori gambar proyeksi orthogonal secara garis besar terbagi menjadi :
Proyeksi Eropa
Proyeksi ini beranggapan bahwa objek atau benda yang akan digambar atau diproyeksikan seolah-olah berada dalam suatu kubus. Setiap panangan menunjukan benda yang terlihat pada bidang proyeksi dendagan melihat sisi benda yang terdapat dengan pengamat. Urutan proyeksi eropa : pengamatan, objek, dan bidang proyeksi (garis proyeksi ditarik menjauhi pengamat).
Gambar 8 Urutan Proyeksi Eropa
Gambar 9 Format tampak proyeksi eropa
Gambar 10 Contoh gambar proyeksi eropa
Proyeksi Amerika
Proyeksi cara ini beranggapan sebaliknya, yaitu seolah-olah objek atau benda berada diluar kubus. Asas proyeksi amerika; bidang gambar (bidang proyeksi) diletakkan diantara mata dan benda yang digambar, sedangkan gambar tersebut adalah bidang gambar yang bening, seperti kaca. Setiap pandangan menunjukkan benda yang terlihat pada proyeksi dengan melihat sisi benda yang terjauh dengan pengamatan. Urutan proyeksi amerika; pengamatan, bidang proyeksi, dan objek (garis proyeksi ditarik menuju pengamat).
Gambar 11 Urutan Proyeksi amerika
Gambar 12 Format tampak proyeksi amerika
Gambar 13 Contoh gambar proyeksi amerika
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan terhadap rumusan masalah adalah ;
1. Panduan gambar kerja yang dapat dijadikan pedoman adalah gambar kerja yang memberikan informasi tentang proses perakitan serta pembuatan suatu komponen dengan lengkap dan detail tetapi harus mudah dimengerti dan dipahami oleh operator produksi.
2. Gambar kerja yang bisa mempermudah proses produksi karena mudah dimengerti dan memiliki informasi yang detail.
BAB VII. MENGHITUNG BIAYA PRODUKSI PROTOTYE PRODUK BARANG/JASA
TUJUAN PEMBELAJARAN:
3.7. Menganalisis biaya produksi prototype produk barang/jasa
4.7. Menghitung biaya produksi prototype produk barang/jasa
MATERI PEMBELAJARAN
Menghitung Biaya Produksi Prototye Produk Barang/Jasa
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku pada saat proses ini sudah terjadi maupun belum terjadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implicit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang. Sedangkan biaya implicit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal.
Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan alam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang/ pabrik, dan lain sebagainya.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
1. Bahan baku atau bahan asar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang modal, sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. Pajak
Yang termasuk kedalam biaya operasional adalah seperti biaya perlengkapan toko, biaya asuransi, biaya tagihan telepon/ listrik/ air untuk perusahaan, biaya iklan, biaya pajak, biaya pengiriman, biaya perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor/ perusahaan atau biaya perawatan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor/ perusahaan atau biaya perawatan mesin, dan lain sebagainya.
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses. Biaya produksi digolongkan digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen- elemen utama dari biaya produksi, meliputi :
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja langsung
3. Biaya overhead
Teori Biaya produksi menurut jangka waktunya, dibedakan menjadi 2 yakni:
1. Jangka Waktu Pendek
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, yakni:
a. Biaya Total dan Jenis-jenis Biaya Total
- Biaya total (Total Cost/TC) yaitu biaya yang meliputi keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitas produksi.
Rumus : TC=TFC+TVC
- Biaya tetap total (Total Vixed Cost/TFC) yaitu biaya yang meliputi perbelanjaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang tetap jumlahnya, artinya biaya ini besarnya tidak dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Contoh: biaya telepon, Biaya Pemeliharaan Bangunan, biaya penyusutan, adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek
TFC = TC-TVC
- Biaya berubah total (Total Variabel Cost/TVC) yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan bakar,dll.
TVC = TC-TFC
Tabel 1.1 Biaya Total (Ribuan Rupiah)
Jumlah
pekerja
Jumlah
produksi (Q)
TFC
TVC
TC
0
0
50
0
50
1
2
50
50
100
2
6
50
100
150
3
12
50
150
200
4
20
50
200
250
5
27
50
250
300
6
33
50
300
350
7
38
50
350
400
8
42
50
400
450
9
45
50
450
500
10
47
50
500
550
Biaya total produksi atau lebih di kenal total cost (TC) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen yang berkaitan dengan proses produksi, sebagai aktivitas utama untuk menghasilkan suatu produk. Dalam jangka pendek, total cost sangat di tentukan oleh input- input produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Dimana input – input produksi tersebut dapat memberikan konsekuensi pembiayaaan bersifat tetap dan bersifat variabel.
Pembiaayaan bersifat tetap di sebut biaya tetap atau total fixed cost (TFC) Biaya tetap total (total fixsed cost/TFC) dapat di katakan biaya yang sifatnya wajib di keluarkan oleh produsen dimana ada atau tidak ada aktivitas produksi. Jika biaya tetap tersebut tidak di keluarkan, maka konsekuensinya dapat menghambat jalannya proses produksi yang lainnya. Membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek.
Sedangkan biaya variabel (variable cost) merupakan keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan ketika ada aktivitas proses produksi. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.
Jadi besar kecilnya biaya veriabel yang dikeluarka produsen sesuai dan tergantung pada skala proses produksi yang di lakukan. Dengan kata lain semakin besar skala proses produksi, biaya variabel semakin besar. Tetapi jika skala proses produksi relatif kecil maka biaya varibel yang di keluarkan menjadi relatif kecil juga.
a. Biaya Rata-rata Dan Marjinal
- Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC) biaya tetap yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap unit produksi
AFC =- Biaya berubah rata- rata (Average Variabel Cost/AVC) biaya variabel yang dibelanjakan untuk menghasilkan setiap unit produksi
AVC =- Biaya total rata-rata (Average Cost/AC) keseluruhan biaya yang digunakan untuk menghasilkan setiap unit produksi.
ATC =Q = total Output
- Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu unit output.
MCn = TCn – TCn-1
Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n; TCn adalah biaya total pada waktu jumlah produksi n;
TCn-1 adalah biayatotal pada waktu jumlah produksi n-1.
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
MCn = ∆TC/∆Q
Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n;
∆TC adalah pertambahan jumlah biaya total;
∆Q adalah pertambahan jumlah produksi.
Akan tetapi pada umumnya pertambahan satu unit faktor produksi akan menambah beberapa unit produksi, sebagai contoh, perhatikan tabel
Tabel 1.2
Biaya Rata-Rata (Ribuan Rupiah)”
Jumlah pekerja
Jumlah produksi
(Q)
TFC
TVC
TC
AFC
AVC
ATC
MC
0
0
50
0
50
-
-
-
-
1
2
50
50
100
25
25
50
25
2
6
50
100
150
12.5
16.7
25
12.5
3
12
50
150
200
8.3
12.5
16.7
8.3
4
20
50
200
250
6.25
10
12.5
6.25
5
27
50
250
300
7.1
9.3
11.1
7.1
6
33
50
300
350
8.3
9.1
10.6
8.3
7
38
50
350
400
10.0
9.2
10.5
10.0
8
42
50
400
450
12.5
9.5
10.7
12.5
9
45
50
450
500
16.7
10
11.1
16.7
10
47
50
500
550
25
10.6
11.7
25
TABEL RUMUS
Jenis Biaya
Rumus
Biaya Total (TC)
Biaya Tetap Total+Biaya Berubah Total
TFC+TVC
Biaya Marginal (MC)
biaya totaln-biaya totaln-1 atau
jumlah produksin-jumlah produksin-1
TCn-TCn-1
Qn-Qn-1
Biaya Tetap Rata-rata
(AFC)
Biaya tetp total/jumlah produksi
TFC/Q
Biaya berubah rata-rata
(avc)
Biaya berubah/jumlah produksi
TVC/Q
Biaya total rata-rata (AC)
Biaya total/jumlah produksi
TC/Q
1. Jangka Waktu Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja dapat menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumlah mesin dan peralatan produksi lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luasnya bangunan/pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.
Jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat berubah – ubah. Jadi dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor froduksi atau infut yang akan digunakannya.
Teori – teori biaya jangka panjang diantaranya ialah :
a. Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel. Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel
LTC=∆LVCLTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang
b. Biaya Marjinal jangka panjang
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit. Perubahan biaya total sama dengan perubahan biaya variable. Maka, LMC=∆LTC/∆Q
Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q= Perubahan Output
c. Biaya Rata – rata
Biaya total dibagi Jumlah Output
LRAC=LTC/QDengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost) Q = Jumlah output
1. Faktor- faktor ProduksiFaktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi yaitu :
a. Sumber Daya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia/ persahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi.
b. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jas.
c. Sumber Daya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.
d. Sumber Daya Pengusaha
Sumber daya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunaan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai.
2. Cara Meminimumkan Biaya
Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata atau Average Cost (AC). Peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor berikut
:
a. Tingkat produksi yang ingin dicapai
b. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunaan adalah tingkat produksi yang ingin dicapai.
BAB VIII. MENGUJI KESESUAIAN FUNGSI PROTOTYPE PRODUKSI/JASA
TUJUAN PEMBELAJARAN :
3.8. Menerapkan proses kerja pembuatan prototype produk barang/jasa
4.8. Membuat prototype produk barang/jasa
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar kerja 3D yang didesain engan memperhatikan aspek kemudahan serta kelengkapan informasi sudah dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses pengecekan oleh operator produksi :
1. Dengan mengunakangambar kerja 3D produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih baik karena proses pengerjaan sudah standar karena mengikuti prosedur proses pengerjaan yang ada didalam gambar kerja.
2. Didalam gambar 3D terdapat part list yang berisi nama komponen serta jumlah komponen dengan tepat dan benar yang bisa digunakan untuk membantu proses perhitungan harga sebuah mesin.
3. Proses pengerjaan yang cepat dan baik akan menghasilkan produk yang mempunyai kualitas serta kuantitas yang baik, ini tentu akan menambah keuntungan bagi perusahaan.
4. Perusahaan hendaknya melakukan sosialisasi tentang pengunaan gambar kerja untuk proses produksi.
5. Membuat standar tentang perancangan gambar tiga dimensi.
6. Meningkatkan kualitas SDM yang aa baik untuk si pembuat gambar maupun operator produksi.
7. Perencanaan Visual (Konsep Visual)
Tujuan visual
Tujuan visual yang ingin dicapai dalam perancangan gambar kerja tiga dimensi (3D) adalah memberikan informasi yang terdapat didalam gambar kerja kepada operator produksi dengan mudah, artinya operator produksi dapat memahami informasi yang diberikan oleh designer yang ada didalam gambar kerja dengan mudah, sehingga proses produksi akan berjalan dengan cepat.
Struktur gambar kerja
Gambar kerja untuk proses produksi dibagi menjadi 5 bagian gambar kerja, yaitu :
1. Proses assembly
2. Proses sub-assembly
3. Proses metal
4. Proses wood
5. Proses plastic
Pengarah visual (Art Directing) Totalitas warna yang dipilih
Warna yang digunakan untuk perancangan gambar tiga dimensi ini menggunakan fasilitas warna pada toolbar material yang sudah ada di dalam software autodesk inventor, warna dipilih disesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Adapun untuk warna menggunakan :
1. Material black untuk warna hitam dove menggunakan material black casting
2. Material white flat untuk warna putih menggunakan material white flat
3. Material yellow untuk warna kuning menggunakan material yellow
4. Material polycarbonate clear untuk warna clear menggunakan material polycarbonate clear
Gambar 14 Warna yang digunakan dalam perencanaan gambar kerja tiga dimensi.
Jenis huruf yang relevan
Huruf yang digunakan dalam perancangan gambar kerja tiga dimensi adalah Tahoma. Ukuran tulisan untuk kolom part list, nomor gambar, ukuran gambar, keterangan gambar, informasi gambar adalah poin 3.
Lay out yang digunakan
Ukuran kerja yang digunakan untuk perancangan gambar kerja tiga dimensi adalah A4. Didalam kertas A4 terdiri dari garis tepi. Bagian bawah kertas terdapat etiket yang berisi informasi umum tentang sebuah gambar kerja..
Gaya penampilan grafis
Penampilan grafis disesuaikan dengan ruang yang terdapat dibagian gambar kerja pada layout, gambar kerja disusun dengan tidak boleh tumpang tindik atau pun terlalu penuh sebab gambar akan cenderung dipandang rumit sehingga informasi yang iberikan tiak akan menjadi efektif kembali.
Model
Model yang digunakan alam perencanaan ini adalah salah satu produk perusahaan yang sudah ada dan akan menjamin perbaikan yang diperlukan.
BAB IX. PERENCANAAN PRODUKSI MASAL
TUJUAN PEMBELAJARAN :
3.9. Menentukan pengujian kesesuaian fungsi prototype produk barang/jasa
4.9. Menguji prototype produk barang/jasa
MATERI PEMBELAJARAN
Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Jenis-Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002):
1. Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar.
2. Proses produksi terputus-putus
Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terus-menerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses.
3. Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.
Persediaan Bahan Baku
1. Pengertian Fungsi dan Jenis-Jenis Persediaan.
Pengendalian persedian merupakan fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak melibatkan investasi rupiah terbesar. Menurut Handoko (2000), bila perusahaan menamankan terlalu banyak dananya dalam persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “Opportunity Cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan”. Sebaliknya, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang cukup dapat mengakibatkan biaya-biaya karena kekurangan bahan.
Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.
Fungsi-fungsi persediaan antara lain (Handoko, 2002) :
1. Fungsi Decoupling
Fungsi persediaan ini operasi-operasi perusahaan secara internal dan ekstrenal sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan langanan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut Fluctuation Stock.
2. Fungsi Economis Lot Sizing
Persediaan berfungsi untuk mengurangi biaya-biaya per unit saat produksi dan membeli sumberdaya-sumberdaya. Persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan- penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko kerusakan).
3. Fungsi Antisipasi
Persediaan berfungsi sebagai pengaman bagi perusahaan yang sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang. Persediaan ini penting agar kelancaran proses produksi tidak terganggu.
Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan cara pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas (Handoko, 2002):
1. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para
Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased paris), yaitu persediaan barang- barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.
3. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
4. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
5. Persedian barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.
Peranan Persediaan
Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikan kepada pelanggan. Persediaan bagi perusahaan, antara lain berguna untuk:
1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
3. Mempertahankan stabilitas atau kelancaran operasi perusahaan.
4. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
5. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya.
6. Membuat produksi tidak perlu sesuai dengan pengunaan atau penjualannya.
Persediaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan karena berfungsi menggabungkan antara operasi yang berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen. Adanya persediaan, dapat memungkinan bagi perusahaan untuk melaksanakan operasi produksi, karena faktor waktu antara operasi itu dapat dihilangkan sama sekali atau dimininumkan (Assauri, 1999).
Arti Penting Persediaan Produk Jadi
Setiap perusahaan mempunyai kebijaksanaan yang berbeda-beda dalam menentukan tingkat persediaan produk jadi. Tujuan adanya persediaan produk jadi adalah untuk meredam fluktuasi permintaan. Persediaan dapat difungsikan untuk memenuhi kekurangan pasokan produk jadi di pasaran sebagai akibat permintaan yang disimpan perusahaan. Oleh karena itu tingkat persediaan produk jadi yang ditetapkan manajemen perusahaan memegang peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan pemasokan produk ke pelanggan (Kusuma, 1999).
Fluktuasi permintaan dapat dipenuhi dengan persediaan barang yang diproduksi
pada saat sepi, dan persediaan tersebut digunakan pada saat permintaan ramai. Biaya persediaan mencakup asuransi, beban bunga, kerusakan, serta pajak. Akumulai persediaan dan produksi yang tidak memenuhi permintaan, akan menyebabkan biaya sebagai akibat pembatalan pesanan dan ketidakpuasan pelanggan (Kusuma, 1999).
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah
sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan
biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1. Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
1. Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode Economic Production Quantity (EPQ)
Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal. Menurut Yamit (2002), permasalahan itu dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Economic Production Quantity (EPQ). Metode EPQ dimaksudkan untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
2. Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
Menurut Handoko (2002), biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
1. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
2. Biaya modal (opportunity cost of capital)
3. Biaya keuangan
4. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
5. Biaya asuransi persediaan
6. Biaya pajak persediaan
7. Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
8. Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan. Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan. Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan (Siagian, 1997). Semakin banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat persediaan semakin kecil dan sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto,SE.2017.Produk Kreatif Dan Kewirausahaan.Yogyakarta Nurul,Ulfa.Revisi 2017.Produk Kreatif Dan Kewirausahaan. Mediatama
Sumber Internet:
https://www.Sekolah Pendidikan.com www.ilmu-ekonomi-id.com www.articontohnya.blogspot.com www.pendidikanekonomi.com
www.kewirausahaan.net/produk-kreatif-dan-kewirausahaan-konsep-desain-prototype-dan- kemasan-produk-narang/jasa.com
lestachi.blogspot.com www.pendidikanekonomi.com mahendra-s-h-fpis05.web.unair.ac.id
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar