Rury Ariyani

Mother Writer Teacher Traveller...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kurikulum Prototipe
Kurikulum Prototipe

Kurikulum Prototipe

Kurikulum Prototipe

Belum selesai dengan K13, sekarang sudah ada kurikulum prototipe yang sekarang di gunakan oleh sekolah penggerak. Sebelum mendalami kurikulum ini, sebenarnya ada keraguan, apa tidak menyusahkan seperti k13 ? Ternyata kurikulum ini justru memudahkan guru menyusun pembelajaran proyek, merdeka belajar, baik guru dan siswa, apalagi sekolah.

Muatan agama sudah pasti mendukung Profil Pelajar Pancasila, kan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Justru lebih berkembang nilai-nilai agama, disesuaikan dengan ciri khas yang ada di sekolah tersebut. Dan salah satu dari enam dimensi profil pelajar Pancasila disebutkan : Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

Sekolah penggerak juga dibebaskan belajar sesuai karakteristik anak, mengembangkan potensi dan bakat anak, bahkan kearifan lokal dan ciri khas di sekolah lebih ditonjolkan, sangat menarik. Anak belajar pembelajaran Proyek yang sungguh membuat anak tidak hanya belajar melalui visual, auditori saja, melainkan gerak tubuh kinestetik ikut bergerak, menyenangkan bagi anak.

Kalau jaman dulu ada istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), pada kurikulum ini siswa bukan saja aktif dengan dirinya sendiri, tetapi diharapkan siswa mampu berkolaborasi, bekerja sama, saling berbagi, mampu bertoleransi dengan siswa yang lain. Karena gedung yang tinggi tidak dihasilkan oleh seorang arsitek saja, pasti butuh tenaga bangunan, desainer ruangan, tukang cat dan banyak tenaga ahli lainnya. Sehingga kemampuan anak untuk bekerja sama dan berkolaborasi harus lebih ditingkatkan. (Jadi ingat film Nussa Rara yang terbaru, mengajarkan tentang hal ini).

Pada dasarnya, mau tidak mau, pemerintah sudah mengujicobakan kurikulum ini ke 2500 sekolah penggerak angkatan 1, selanjutnya terpilih 10.000 sekolah penggerak angkatan kedua. Sehingga akhirnya seluruh sekolah di Indonesia baik yang jadi sekolah penggerak atau tidak, suka tidak suka, tetap akan melaksanakan kurikulum prototipe ini.

Setidaknya dengan membaca berbagai macam literasi tentang sekolah penggerak, kita tidak skeptis lagi dan tidak merasa terjebak dengan kurikulum prototipe yang akan diberlakukan pada semua sekolah.

Wallahu a'lam bish showwab.

By : Rury Ariyani, S.Psi, M Psi

Kepala Sekolah KB AL BAHRI

Sekolah Penggerak Angkatan 1

#TantanganMenulisGurusiana

#TMG_Harìke5

#4121X13

#KurikulumPrototipe

#SekolahPenggerak

#KbALBahri

#AbiSchool

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasannya keren banget dan bermanfaat. Sukses selalu untuk Ibu

28 Jan
Balas

Terima kasih pak, salam literasi

28 Jan

Keren bunda

28 Jan
Balas

Makasih bu sofiawati

29 Jan

Ulasan yang sangat keren bunda Rury, sukses selalu ya bun

28 Jan
Balas

Makasih bu evi, masih lanjut nulis di gurusiana kah ?

28 Jan

ulasan yang keren.... yuk kita sama-sama bergerak bund.... berarti kita satu angkatan ya. kami dari TK bund.. PSP angkatan I juga

28 Jan
Balas

Oya bund.. asalnya mana ? Qmi dr Sumut deli serdang

29 Jan

Ulasan yang bagus bu, tapi saya sendiri belum paham juga dan bagaimana nanti kalau sekolah tidak punya fasilitas untuk siswa bisa belajar mandiri,berkolaborasi dsb.

28 Jan
Balas

Sekolah qmi tidak punya fasilitas yang menduku bu, cuma qmi dalam berbagai kegiatan proyek, diharapkan anak2 mampu bekerja sama. Kalau di SD misalnya pembelajaran berkelompok membuat benda apa gitu, atau diberi penugasan yang nggak individu, tugasnya lebih banyak berkelompok dan membaginya menjadi jumlah anak tersebut. Misal buat gedung, pasti ada tukang bangunannya, ada tukang desain interiornya, pasti ada keuangannya, nah mereka harus belajar role play supaya mampu memiliki kemampuan spt yg diharapkan.

29 Jan

Ulasannya kereen, Bund

28 Jan
Balas

Terima kasih.

28 Jan

Sukses selalu Bu Rury Ariyani, saya sendiri masih belum paham, apa itu kur. prototipe

28 Jan
Balas

Bisa sharing2 bu, dengan temen2 yang sudah ikut sekolah penggerak

29 Jan

Keren Bun.

29 Jan
Balas

Makasih bu nanik

29 Jan



search

New Post