Muhammad Rusli Harahap

Pria kelahiran Medan, kini aktif di IPPSU (Ikatan Pendidik Penulis Sumatra Utara)...

Selengkapnya
Navigasi Web

Zero Waste: Hindari dan Berantas (Tantangan Hari ke-8)

Bebas sampah atau dikenal dengan istilah zero waste merupakan upaya menghindari terjadinya produksi sampah. Mulai dari proses produksi hingga pemakaiannya. Istilah ini semakin marak dikampanyekan dalam upaya mengurangi volume sampah. Konsep dasarnya dikenal dengan istilah 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).

Reduce dimaksudkan mengurangi. Upaya yang dilakukan dengan cara mencegah munculnya sampah. Misalnya seperti yang dilakukan IPPSU (Ikatan Pendidik Penulis Sumatra Utara) ketika menyelenggarakan pelatihan. Menghindari penggunaan air minum dalam kemasan (AMDK) dan menggantinya dengan menyediakan botol yang dapat digunakan kembali pada hari berikutnya.

Hitung saja ketika kita berkumpul seperti di Sagusabu. Peserta sebanyak 100 orang. Sehari 3 botol AMDK dikonsumsi peserta untuk pelatihan 2 hari. Berarti sekurang-kurangnya ada 600 botol selama pelatihan Sagusabu.

Reuse berarti menggunakan kembali. Botol yang disediakan dapat dipakai secara berulang untuk waktu yang lama. Mengganti pembungkus atau kemasan sterofoam dan sejenisnya menjadi wadah yang dapat dipakai kembali secara terus menerus.

Sedangkan recycle merupakan mendaur ulang sampah. Upaya ini dimaksudkan agar tidak terjadi pertumbuhan volume sampah.

Banyak pihak terutama di lingkungan pendidikan (sekolah maupun kampus) serta perkantoran mengkampanyekan zero waste ini. Bahkan hingga dibuatkan banner atau tulisan yang menggugah di lokasi strategis untuk dibaca. Namun, kampanye ini baru sebatas pada reduce dan reuse saja.

Lantas, recycle menjadi peran siapa ?

Pemulung sajakah ?

Kenapa kita tidak ikut ambil peran ? Takut jorok ?

Bukankan sudah ada jargon yang mengatakan “berani kotor itu baik” ? Tapi banyak kalangan masih ragu bertindak dan melakukannya.

Beda halnya dengan Danone. Perusahaan besar yang salah satunya memproduksi AMDK.

Maaf, saya tidak sedang berpromosi !

Tapi praktek baik ini menjadi bagian rasa kagum sekaligus alasan penulis mengungkapkannya di tantangan menulis 90 hari di gurusiana ini.

Kebetulan, penulis dalam beberapa tahun terakhir dipercaya turut mengelola event yang diselenggarakan Aqua DNC (Danone Nation Cup) untuk Wilayah Sumut dan sekitarnya. Satu-satunya perusahaan yang secara konsisten menyelenggarakan kompetisi sepak bola U-12 terbesar di dunia yang di selenggarakan sejak tahun 2000.

Tak sekedar jargon: #BIJAKBERPLASTIK.

Kompetisi ini mensyaratkan setiap tim yang akan mengikuti pertandingan wajib mengumpulkan sampah 1 kg botol plastik bekas.

Tahun ini, hajatan ini digelar di 63 lokasi di Indonesia. Setiap lokasi memungkinkan diikuti 100 tim sepak bola. Jika masing-masing membawa 1 kg botol plastik bekas maka akan ada 6,3 ton sampah plastik yang akan didaur ulang.

Lalu, bagaimana dengan ribuan sekolah kita di Indonesia jika melakukan hal yang sama?

Mari berbuat, selamatkan bumi kita !

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bang.Dahsyat memikat..

08 Feb
Balas

Ayoo Jasmine BISAA !Siswa baru wajib bawa sampah plastik minimal 1 kg/siswa dan langsung sumbangkan ke pemulung.

08 Feb



search

New Post