RUSMAN

Rusman Guru mata Pelajaran Produktif Akuntansi di SMK Swasta Tamansiswa Sukadamai Kec Pulo Bandring Kab Asahan Sumatera Utara Dari kecil bercita cita i

Selengkapnya
Navigasi Web
Dongeng Kakek Tua dan Burung Kutilang Bag. 1

Dongeng Kakek Tua dan Burung Kutilang Bag. 1

Dongeng Kakek Tua dan Burung Kutilang Bag. 1

======================================

Disuatu tempat, ada perkampungan yang sangat sepi sekali. Sebab penduduk kampung tersebut sudah pergi karena kampung tersebut sering terjadi bencana saat terjadi gunung meletus. Wajar saja, kampung yang sepi itu terletak di lereng gunung Merapi di tepi hutan.

Biarpun kampung tersebut sepi, namun sebenarnya masih ada warga yang tinggal disana. Di adalah seorang kakek tua yang hidup sebatang kara. Ia sengaja tak mau pindah karena memang kakek tua tak punya apa-apa lagi selain sebidang tanah yang ia miliki di kampung itu.

Sejak seluruh warga meninggalkan kampung tersebut, maka kampung kakek tua itu seperti mati dan tak berpenghuni. Ketika malam tiba, semua gelap gulita. Namun kakek tersebut tak pernah merasa takut. Sebab sang kakek tua hanya takut kepada Tuhan sang maha pencipta.

Biarpun kakek tua itu hidup sebatang kara, ia juga tak mau bersedih. Kehidupan sehari-hari ia habiskan dengan bercocok tanam demi kebutuhan hidupnya.

Pada suatu hari, saat ia sedang asik menggarap lahan yang tak jauh dari rumahnya. Kakek tua mendengar suara burung.

"Ciet. Ciet. Ciet".

Berkali kali suara itu terdengar sangat nyaring. Kakek tua itu pun segera mencari sumber suara itu. Tak berapa lama kemudian, saat kakek tua itu berada di bawah pohon di tepi hutan, ia menemukan se ekor anak burung kutilang.

"Kasihan sekali wahai kamu anak burung, pasti kamu terjatuh dari sarangmu".

Kakek tua terus mencari letak datang burung kutilang itu agar ia bisa mengembalikan anak burung kutilang yang malang itu.

"Maafkan aku wahai anak burung, aku tidak bisa menemukan sarang kamu".

Kakek tua itu menyerah karena tak didapat sarang anak burung kutilang yang malang itu.

"Lebih baik kamu saya tinggalkan disini saja wahai anak burung yang malang, biar indukmu sendiri yang menemukan kamu".

Karena tak ditemukan sarang anak burung tersebut, kakek tua itu pun meninggalkan anak burung kutilang yang malang itu tepat dimana kakek tua itu menemukannya tadi.

Setelah kakek tua itu meletakkan kembali anak burung kutilang yang malang itu, kakek tua itu pun kembali bekerja, namun anak burung kutilang tak henti-hentinya bersuara. Sehingga membuat kakek tua itu merasa tak nyaman bekerja.

"Malang sekali nasibmu wahai anak burung kutilang, pasti indukmu belum menemukan kamu".

Biarpun anak iring itu terus bersuara, namun kakek tua tetap mencoba tak ambil pusing, sebab kakek tua tetap berharap agar induknya segera menemukan anak burung yang malang itu.

Waktu berlalu, rasa lelah sudah menghampiri tubuh kakek tua yang renta itu. Karena merasa lelah, ia pun hendak pulang kerumahnya. Namun saat ia hendak melangkahkan kakinya pulang ke rumah, ia kembali terusik dengan suara anak burung kutilang yang malang itu. Akhirnya ia pun kembali untuk melihatnya kembali.

Namun saat ia kembali, kakek tua itu sangat terkejut melihat kondisi anak burung kutilang yang malang itu.

"Ya ampun, kasihan sekali nasibmu wahai burung kutilang, tubuhmu penuh dengan semut, maafkan aku wahai kutilang".

Ternyata setelah ditinggal kakek tua itu, anak burung kutilang di makan semut. Sehingga tanpa berfikir panjang, kakek Tua itu membawa burung kutilang pulang untuk dirawat.

"Kalau begitu, biarlah kubawa saja anak burung ini pulang dan ku rawat, kalau tidak pasti ia akan mati".

Kakek tua itu pun pulang kerumahnya dengan membawa anak burung kutilang yang sudah lemas tak berdaya karena digigit semut kecil.

Apakah anak burung kutilang itu akan sembuh setelah dirawat kakek tua akibat gigitan semut ?

Simak terus kisah selanjutnya ya.

Bersambung

#

Asahan, 5 Februari 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post