Rusmiaty

Rusmiaty,S.Pd lahir di Desa Parahangan, 24 Juni 1966. Sekolah SD di Desa Parahangan lulus tahun 1980 SMPN- 3 Palangka Raya Lulus 1983 SPGN-1 Palangka Raya Lu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Harapan tanpa batas

Harapan tanpa batas

Sayup terdengar suara azan subuh yang dikumandangkan dari sebuah Mesjid yang jaraknya kurang lebih lima puluh meter dari rumah tempat ku tinggal. Aku tinggal di sebuah rumah Dinas milik Lembaga Desa dimana tempat aku bertugas sebagai seorang guru TK. Awalnya ada rasa ragu ketika pertama kali menginjakkan kaki di Desa Belanti ini. Bagaimana tidak suasana pedesaan yang sepi sempat membuat ku tidak betah lama-lama menetap di sini? Tapi mengingat akan tugas dan tanggung jawab sebagai Aparat Sipil Negara aku harus bertahan. Ketika pertama kali menginjakkan kaki di lembaga tempat aku bertugas ada rasa iba dan rasa ingin mengenal Anak didik ku dan keluarganya lebih dekat. Aku sempat duduk termenung ketika ku lihat anak-anak kecil ini dengan senang dan gembira menyambut kedatangan guru baru mereka. Penampilan mereka sungguh membuat ku menjadi tertantang untuk menjadi mereka generasi penerus bangsa Indonesia yang siap bersaing dengan kemajuan zaman sekarang ini. Anak-anak ini pergi ke sekolah ada yang belum mandi sehingga bau Pesing masih terasa. Mereka datang kesekolah dengan semangat. Sementara kedua orang tua mereka sudah pergi ke ladang,menurih getah, menangkap ikan, dan lain lain. Tanpa bimbingan orang tua mereka datang sendiri ke sekolah, karena disinilah dunia mereka untuk bermain bersama dengan teman sebaya nya. Selaku seorang guru PAUD aku di ajar untuk menjadi orang tua kedua bagi mereka. Akhirnya aku mengajak mereka agar jangan lupa serapan pagi, mandi pagi, gosok gigi, dan berpakaian yang tapi dan sopan. Tidak terasa sudah hampir lima tahun aku bekerja di desa ini, dan masyarakat desa sangat baik padaku. Tiba saatnya aku harus memilih apakah aku akan tetap bertugas di sini atau pindah tugas mengikuti suamiku. Maklum suami adalah seorang Dokter yang bertugas di kota. Memang suami tidak memaksa aku harus pindah malah dia suka tinggal di desa. Maklum suami memang asalnya dari desa juga. Tapi aku merasa kasian melihat nya setiap seminggu sekali datang menemui ku. Berhubung aku sedang hamil anak pertama kami. Sehingga aku tidak bisa sering berpergian. Tiba waktunya untuk melahirkan sehingga kami harus kembali ke kota. Terpuji Tuhanku yang baik dan maha Kudus, aku melahirkan anak laki-laki yang sehat. Suamiku dan seluruh keluarga sangat gembira menyambut putra kecil kami. Selama aku cuti melahirkan ada rasa rinduku dengan anak didik ku di desa. Ketika aku mau kembali bertugas ke desa seluruh keluarga tidak mengijinkan aku untuk membawa putraku. Terlebih mamah mertuaku dan mamahku, apalagi suamiku, mereka takut kalau di desa anakku tidak ada yang mengurus nya. Disini awal dari keraguan ku, aku tidak mungkin meninggalkan tugas dan anakku jauh dariku. Sungguh aku bingung apa yang harus aku lakukan? Akhirnya aku mau mengusulkan agar pindah tugas. Tapi lowongan pindah dari desa ke kota tidak ada. Sehingga akhirnya aku mengajukan berhenti dengan hormat sebagai guru PAUD. Untuk menyalurkan hasrat sebagai guru PAUD aku akhirnya mendirikan Lembaga PAUD sendiri.Tapi atas kebaikan Pemerintah sehingga akupun di angkat kembali sebagai guru PAUD di lembaga milik sendiri. Disini aku wujudkan semua harapan dan cita-cita untuk mencerdaskan anak bangsa Indonesia tercinta. Karya [email protected].

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post