Rusmi Indriyani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ZONASI UNTUK KOLABORASI

ZONASI UNTUK KOLABORASI

"Gara-gara zonasi putraku tidak masuk ke sekolah favorit nich, sudah tak belikan buku panduan UN (Ujian Nasional), sudah saya ikutkan BIMBEL di sekolah dan luar sekolah, tidak sedikit biaya yang saya keluarkan untuk mendukung agar Nilai Ujian nasionalnya bagus dan bisa masuk ke sekolah favorit di kota lain seperti kakaknya, ternyata dengan adanya sistem zonasi ujung-ujungnya harus masuk ke sekolah daerah sendiri yang kurang maju, curhat ibu Ani kepadaku saat bersama-sama daftar ulang di SMA daerahku." Kupandang wajahnya sambil tersenyum.

Ibu gimana, apa ibu tidak kecewa dengan sistem Zonasi ini? tanya ibu Ani kepadaku, dan kubalas dengan senyuman lagi. Ibu ini gimana, kok hanya tersenyum saja, Apa nilai Ujian Nasional anak ibu kurang bagus jadi santai-santai saja diterima di SMA daerah kita ini, tanyanya. Tidak ibu, jawabku. Nilai Ujian Nasional Putraku lumayan bagus dan saya tidak ada masalah dengan adanya sistem zonasi yang berlaku sekarang ini, semua saya ambil sisi positifnya. Positif apa, semuanya sia-sia, buktinya anak saya tidak bisa masuk ke sekolah favorit daerah lain yang anak-anaknya rata-rata memiliki kemampuan tinggi, dan saling berkompetisi, jawab ibu Ani tidak kalah semangatnya dengan pertanyaan sebelumnya. Andaikan semua anak-anak yang memiliki kemampuan tinggi berkumpul jadi satu, dan mereka saling berkompetisi disana apa menjamin mereka nanti menjadi anak-anak yang sukses dan berguna untuk kemajuan negara kita bu, jawabku. Maksud Ibu apa, saya tidak paham? jawab ibu Ani kepadaku, matanya terlihat kebingungan dengan ucapanku dan seolah-olah ingin cepat mendapatkan jawabannya.

Aku pandangi lagi wajahnya dan kupegang tangannya, andaikan di daerah kita anak yang memiliki kemampuan tinggi hijrah semua ke daerah lain untuk sekolah di sana, kapan majunya daerah ini, anak-anak dengan kemampuan rendah kapan memiliki kemampuan yang sama dengan yang lain jika mereka tidak dibantu dengan yang memiliki kemampuan tinggi, mereka hanya bisa bersaing saja tanpa memikirkan yang lain, berpikir untuk dirinya sendiri, untuk tujuaannya sendiri, dengan bekal itu, bisakah daerah kita dan negara kita bisa maju? belajar sendiri, prestasi sendiri, tujuan yang dicapai hanya untuk dirinya, yang penting untuk dirinya sendiri, begitu egoisnya pemikiran seperti itu. Apakah untuk bersaing dengan negara lain bisa dilakukan sendiri? mampukah anak-anak kita bisa bersaing dengan negara lain di jamannya seorang diri?

Semua itu tidak dibutuhkan, yang dibutuhkan adalah kolaborasi, dengan adanya zonasi akan terjadi pemerataan kemampuan agar tercipta keseimbangan disemua daerah, yang berkemampuan tinggi membantu yang kurang dan yang sedang untuk keseimbangan, yang dibutuhkan adalah adanya kolaborasi di antara mereka, tidak adanya kompetisi yang saling mejatuhkan, tidak adanya keegoisan karena berebut menjadi yang terbaik, tetapi yang diharapkan adalah adanya saling bekerjasama dan saling membantu untuk bisa mencapai satu tujuan, satu dengan yang lain saling melengkapi, memiliki satu tujuan dengan dilakukan bersama-sama dan harmonis, tidak ada saling berkompetisi untuk jadi yang terbaik, tetapi kebaikan itu untuk bersama.

Negara kita bisa merdeka karena adanya kolaborasi, tidak ada perbedaan mana TNI, pejabat atau rakyat biasa, semuanya bekerjasama untuk satu tujuan yaitu negara Indonesia bisa merdeka. Ibu tahu, sapu lidi ada yang panjang, pendek, ada yang besar dan kecil tapi dengan adanya kolaborasi, sapu lidi bisa melakukan satu pekerjaan. Untuk itu ibu, dengan adanya zonasi ini mari kita ambil sisi positifnya, zonasi untuk kolaborasi bukan untuk kompetisi supaya anak-anak kita bisa menghadapi dan mampu bersaing untuk menghadapi ABAD 21 nanti.

Ibu Ani hanya diam, tidak bicara satu katapun,kebingungannya menyelimuti dirinya. cukup dulu ya ceritanya....ha...ha... sudah ndak mampu lagi mata untuk bertahan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kirim naskah ibu ke email saya, nanti saya jadikan buku Antologi,

28 Jun
Balas

Bsa krim emailx pak?

06 Jul

Selalu ada sisi baik dan lemah tiap suatu kebijakan. Semoga sisi baiknya lebih banyak. Sukses selalu dan barakallahu fiik

28 Jun
Balas

Trimksih atas masukannya bu.

28 Jun



search

New Post