Syekh Izz bin Abdus Salam mengatkana bahwa Allah memerintahkan kepada kita untuk berbuat adil dan baik serta mencegah dari semua bentuk dosa dan permusuhan, merupakan kebaikan walaupun sangat sederhana.

"barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balsananya)." (Az-Zalzalah : 7-8)

Tidak ada perbedaan dalam kejahatan antara yang seidkit dengan yang banyak, maka oleh karena itu janganlah kita menyepelekan.

"Allah menetapkan kebaikan atas segla sesuatu." (HR. Muslim 1955 dari Syadad bin Aus).

kepada Semut dan lebahpun, Allah memerintahkan kepada kita untuk berlaku baik dalam mnyembelih dan membunuhnya, menanjamkan pisau dan menenangkan hewan sembelihannya. Allah juga memrintahkan kita berbat baik (ihsan) dalam beribadah kepada-Nya, seakan-akan melihat-Nya agar kita mengagungkan-Nya sebagaimana saat kita menghadap dan melihat pada-Nya. Jika kita tidak melihat Dia, maka sesungguhnya Dia melihat kita, Maka dengan demikian, hendaknya kita malu dengan pandangan dan pengawasan-Nya. Sebab tida ada satu hal pun yang besembunyi dari-Nya dan tidak ada satu hal pun dari perkataan dan perbuatan kita yang tidak terawasi oleh Allah SWT.

Maka oleh karena itu beruntunglah jika kita mentaati-Nya, dan sebaliknya, celakalah jika kita bermaksiat pada-Nya. Sebab tidak ada satu nasihatpun yang jauh lebih berguna dari nasihat-Nya dan tidak ada pula wejangan yang lebh mujarab dari wejangan-Nya. Dia telah memerintahkan kepada kita untuk berlaku baik terhadap hamba-hamba-Nya sebagaimana Dia telah memperlakukan kita dengan sebaik-baiknya.

Ihsan atau berbuat baik, Menurut Syekh Al-Izz bin Abdus Salam, terbagi dua. Pertama Ihsan hanya terbatas bagi kita sendiri dan tidak berdampak kepada orang lain. Kedua, ihsan yang berdampak pada orang lain baik di dunia maupun di akhirat atau pada salah satunya.

Perbuatan kita baik yang zhahir maupun yang bathin terbagi pada wasilah-wasilah sarana-sarana yang mengantarkan kita kepada kebaikan dan kejahatan. Adapun sarana-sarana atau wasilah yang mengantarkan kepada keridoan Allah sehingga disediakan oleh-Nya surga bagi orang yang taat dan iman kepada-Nya. Juga perbuatan yang mengantarkan kita pada cinta (mahabah), pengagungan, dan malu jika Dia melihat kita tidak melakukan kebaikan.

Menurut Syekh Izz, jika kita berniat dengan benar untuk bertaqarrub kepada-Nya dengan semua amal kita, pastilah Dia akan menerimanya dan akan memberikan ganjaran berupa pahala. seperti makan, minum, tidur, atau berpakaian dengan niat menjadi orang bertakwa maka semua itu akan mendekakan diri kita kepada-Nya dan akan memberikan pahala kepada kita. Bahkan melampiaskan hasrat dan hajat bilogisnya pada pasangan dengan tujuan agar menjaga kehormatannya dan menundukkan pandangan dan bisa melahirkan anak-anak yang bisa mentauhidkan Allah, menyembahNya, mensyukuri-Nya, dan memuji-Nya, pastilah kita akan diberi pahala dari berbagai sisi sesuia dengan niat kita.

Rasulullah SAW bersabda; " dalam hubunganmu terhadap istrimu ada sedekah (kebaikan)." (HR. Muslim : 1009 dari Abu Dzar).

Maka dengan demikian banyak jalan untuk memperoleh pahala-Nya, Dia memberikan pahala yang berlipat ganda bahkan sampai batas yang Allah kehendaki. Semoga kita bisa melakukan perbuatan-perbutan yang mubah dengan niat taqarrub sehingga menjadi ibadah kepada-Nya. Amin

Sumber : Syajaratul Maarif