Ryanti Corliss

Guru Bahasa Inggris di SMAN 15 Surabaya. narasumber, instruktur nasional, dan penulis buku....

Selengkapnya
Navigasi Web
Aksi Nyata Menerapkan Budaya Positif Melalui Kesepakatan Kelas

Aksi Nyata Menerapkan Budaya Positif Melalui Kesepakatan Kelas

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini, anak diberi kesempatan guna mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik sesuai dengan potensi yang mereka miliki.

Sejak pandemi COVID-19 melanda negara kita, pemerintah mengambil kebijakan yaitu pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan dengan tatap muka (di sekolah) berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tentu saja hal ini tidak mudah dilakukan bagi guru, murid, orang tua, dan semua pihak yang terlibat. Namun, demi menjaga agar penyebaran virus tidak semakin meluas maka semua harus mendukung penuh keputusan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya hanya satu yaitu kesehatan dan keselamatan semua pihak.

Seiring dengan berjalannya waktu, ada beberapa persoalan yang timbul; misalnya murid sering bangun kesiangan, merasa bosan, kurang memahami materi, idak punya gawai dan laptop yang mendukung, tidak ada wifi, dan lain-lain. Dari pihak guru pun demikian. Banyak guru yang bingung menyiapkan materi yang bisa di-share pada murid-muridnya, keterampilan pembuatan media pembelajaran yang minim, penyampaian materi yang terbatas, dan seterusnya.

B. Tujuan

SMA Negeri 15 Surabaya sudah melaksanakan PJJ secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) yang diikuti murid. Untuk mendukung pembelajaran yang aktif dibutuhkan penerapan budaya positif sebagai rancangan untuk mengembangkan murid menjadi pribadi yang sesuai dengan profil Pelajar Pancasila; 1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, 2. berkebhinekaan global, 3. gotong royong, 4. mandiri, 5. bernalar kritis, dan 6.kreatif.

Budaya positif di sekolah jika mampu dilaksanakan dengan baik akan dapat mewujudkan perubahan baru ke arah yang lebih baik. Sekolah sebagai institusi pembentuk karakter yang menumbuh kembangkan karakter murid dengan menentukan posisi guru sebagai manajer pembelajaran, maka salah satu problem solving yang bisa dilaksanakan yaitu membuat kesepakatan kelas untuk membuat grup Whatsapp beranggotakan enam orang yang bertujuan untuk tempat sharing materi pelajaran serta membuat proposal hidup setelah lulus nanti.

C. Tolak Ukur

Menjadi suatu keberhasilan jika kesepakatan kelas bisa dilaksanakan oleh semua murid dengan baik, keaktifan di dalam kehadiran dan merespon rekan di grup Whatsaap, adanya dukungan dari orang tua, motivasi belajar menjadi naik, dan prestasi meningkat.

D. Linimasa atau Alur Tindakan

Alur tindakan pembuatan kesepakatan kelas yaitu:

1. guru membuat jadwal pertemuan secara online di Meet, Office 365,

2. menginformasikan kegiatan kepada orang tua melalui grup Whatsapp,

3. melaksanakan jadwal pertemuan dengan murid,

4. mengecek kehadiran murid dan menanyakan pada orang tua jika ada yang belum masuk,

5. membuka diskusi dengan memaparkan latar belakang dan tujuan,

6. melaksanakan diskusi dengan membuka kesempatan kepada murid untuk menyampaikan ide-idenya untuk kesepakatan kelas,

7. membuka sesi tanya jawab,

8. meminta murid menunjukkan proposal hidupnya,

9. membagi kelas menjadi enam grup belajar kelompok yang terdiri dari enam anggota,

10. meminta murid mulai membuat jadwal sharing tentang diskusi mata pelajaran,

11. masing-masing ketua melaporkan ke wali kelas dengan mengirim screenshoot percakapan mereka,

12. dan bersama-sama melakukan refleksi.

E. Refleksi

Ketika membuat kesepakatan kelas, ada tiga murid yang tidak mengikuti karena sakit dan izin. Sebanyak 33 murid terlibat di dalamnya. Mereka berdiskusi untuk poin-poin apa saja yang akan mereka tulis. Setelah itu, satu-persatu menyampaikan ide dan proposal hidupnya. Mereka terlihat antusias dan bangga sekali

F. Dukungan yang Diperoleh

Pelaksanaan aksi nyata dalam menerapkan budaya positif melalui kesepakatan kelas tidak akan terwujud jika tidak ada dukungan yang kuat dari semua murid, wali murid, dan kepala sekolah. Dukungan tersebut menjadi motivasi untuk perbaikan di masa yang akan datang.

G. Hasil yang diperoleh

Setelah melakukan serangkaian kegiatan aksi nyata ini, ada beberapa hasil yang diperoleh yaitu murid yang selama ini mengalami kendala dalam memahami pembelajaran bisa mendapat penjelasan dari rekannya yang sudah menguasai dengan bahasa yang mudah dipahami, jiwa kepemimpinan akhirnya timbul dari murid yang ditunjuk sebagai ketua grup, murid lebih fokus dan termotivasi setelah menuangkannya dalam karya proposal hidup, dan kesepakatan kelas membawa mereka ke dalam budaya positif yaitu disiplin, kerja sama, saling menolong, dan lebih rajin belajarnya.

H. Rencana Perbaikan Mendatang

Setelah melakukan refleksi, ada beberapa yang perlu diperbaiki lagi yaitu manajemen waktu, intensitas komunikasi dengan murid, wali murid, kepala sekolah, dan rekan sejawat, dan persediaan alat komunikasi yang kurang mendukung dan kuota internet bagi murid yang kurang mampu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post