Ryanti Corliss

Guru Bahasa Inggris di SMAN 15 Surabaya. narasumber, instruktur nasional, dan penulis buku....

Selengkapnya
Navigasi Web
TOT Sasisabu Bak Ajang Pencarian Bakat yang Mendebarkan

TOT Sasisabu Bak Ajang Pencarian Bakat yang Mendebarkan

Pernah menonton ajang pencarian bakat di beberapa stasiun TV? Sebagai penonton, kita biasanya bak seorang komentator yang serba bisa. Si A yang terlalu ini lah atau si B yang kurang itu lah. Jika pada akhirnya jagoan kita kalah, pastilah menyalahkan dewan juri yang kurang adil atau tidak teliti, dan lain-lain.

Nah, sekarang pertanyaannya,”Pernahkan Anda menjadi salah satu dari peserta ajang pencarian bakat tersebut? Bagaimana rasanya saat MC memanggil nama Anda? Bagaimana rasanya saat sudah di depan juri dan penonton yang semua matanya memandang kepada Anda? Bagaimana saat tiba-tiba apa yang sudah dipersiapkan tiba-tiba hilang dan menjadi blank?”

Itu semua yang saya dan beberapa peserta Training of Trainer Satu Siswa Satu Buku (TOT Sasisabu) rasakan dan alami. MediaGuru (MG) sebagai pemrakarsa kegiatan ini ingin menjaring para trainer hebat untuk program yang baru dilaunching tersebut. CEO MediaGuru, Muhammad Ihsan dibantu oleh Istiqomah dan Eko Prasetyo bertindak sebagai juri tentu saja sudah mempunyai standar dalam menentukan siapa yang layak mendapatkan gelar trainer Sasisabu.

Saat pertama kali diumumkan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh setiap calon trainer; 1. Alumni kelas menulis MediaGuru, 2. Sudah pernah menulis buku tunggal, 3. Membuat modul materi menulis untuk siswa minimal 10 halaman, 4. Membuat materi presentasi PPT menulis untuk siswa, 5. Melakukan presentasi, 6. Menjalani wawancara, dan 7. Siap ditugaskan di mana saja. Syukur alhamdulillah dan bahagia sekali ketika saya dan teman-teman satu sekolah terpilih dan dimasukkan dalam grup Whatsapp. Di situ tim MG banyak memberikan panduan, motivasi, dan pengumuman.

Setelah acara pembukaan, masing-masing peserta diminta untuk memperkenalkan diri. Ternyata banyak sekali yang berprestasi dan berpengalaman. Saya yang duduk dengan Dewi N. dan Ulin Y. seringkali hanya melongo, tertawa kecut, dan garuk-garuk kepala menyaksikan para calon trainer lainnya menceritakan siapa diri mereka dengan segudang karya dan prestasi. Di akhir perkenalan, Eko Prasetyo memberitahukan teknis pelaksanaan sesi presentasi keesokan harinya bahwa setiap peserta hanya diberi waktu selama tiga menit saja. Itu sudah mencakup perkenalan, ice breaking dan materi. What? Serius? Benarkah? Gila! Itu ungkapan beberapa peserta yang sedikit shocked karena mereka sudah prepare PPT lebih dari 10 slides yang keren-keren bahkan dilengkapi dengan lagu atau video sebagai penunjang penampilan. Wajah para peserta sudah mulai pucat dan galau termasuk saya,hahaha.

Tepat pukul 08:00 WIB, ruang Krakatau sudah dipenuhi para peserta. Mereka diminta untuk mengumpulkan soft file yang sudah diedit. Nampak mulut beberapa peserta yang komat-kamit memanjatkan doa atau menghafal materi. Urutan presentasi didasarkan pada hasil undian. Tiap sesi ada tiga nama. Saya berdoa semoga bukan yang pertama agar bisa mengetahui situasi dan kondisi yang ada. Alhamdulillah nama saya tidak keluar dalam dua sesi pertama sehingga bisa melihat penampilan para peserta lain. Ada yang keasyikan dengan perkenalan dan ice breaking saja, ada yang baru satu slide, dan ada yang pas. Meskipun mereka belum sempat menampilkan materi seluruhnya, tapi jelas terlihat banyak yang sudah berpengalaman sehingga sangat percaya diri.

Nurry dari Tegal yang duduk di samping kanan saya dengan logat Bahasa Ngapaknya yang kental menjadi salah satu penghibur saya di menit-menit yang menegangkan. Dia mengambil pastel, snack, dan teh hangat tetapi satu pun tak disentuhnya.

“Kenapa tidak dimakan dan diminum Bu? Gak bisa nelan ya karena nervous?” godaku sambil tersenyum.

“Embuh inyong ora iso mangan.” Lalu disodorkannya semua yang ada pada saya dan dia terus menatap laptopnya. “Hahaha… rejeki nomplok nih,” pikirku.

Entah mengapa saat asyik menikmati pastel, tiba-tiba terlintas di benak saya untuk menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Bukannya sok atau apa lah tapi justru tiba-tiba mencuat saat rasa minder mendera. Saya merasa tidak ada apa-apanya dengan calon trainer lainnya jika menggunakan Bahasa Indonesia. Siapa tahu kelak MediaGuru mendunia kiprahnya dan akan ada banyak tawaran melaksanakan kegiatan Sasisabu di sekolah-sekolah luar negeri. Apalagi sekarang dunia bak tanpa batas. Semua bisa diposting di media sosial dan langsung bisa diketahui oleh banyak orang dari berbagai negara. Mungkin sekarang masih seperti mimpi tapi siapa tahu MediaGuru bisa mendunia?

Saat nama saya disebut, saya meminta ijin ke CEO MediaGuru apakah diperbolehkan menggunakan Bahasa Inggris atau tidak. Alhamdulillah setelah diijinkan, saya pun melangkah ke depan. Setelah PPT siap, saya pun membalikkan badan. Ya Allah… Semua mata menatap. Suasana hening menunggu kata-kata terucap dari bibir ini. Muhammad Ihsan duduk di depan sebelah kiri menghadap trainer, Eko Prasetyo duduk di depan sebelah kanan, dan Istiqomah duduk di belakang. Keringat dingin terasa menetes di punggung meskipun ada beberapa AC menyejukkan ruangan.

“Hello, good morning everybody! How are you?” sapaku dengan senyum ceria.

I am fine, thanks. And you?” jawab calon trainer lain yang seolah-olah menjadi murid yang ikut Sasisabu.

Lalu kubuka slide yang berisi lirik lagu Nidji yang berjudul “Laskar Pelangi.” Ingin saya putar lagunya dan ajak mereka menyanyi tapi waktunya tidak memungkinkan.

“What is your dream?” Ada yang menjawab ingin menjadi presiden, polisi, dan lain-lain. Sedetik kemudian saya mengerucutkan kepada tujuan awal mereka ikut Sasisabu.

“Wow… Everybody has a dream. And then, when you come here, of course, you want to write a book. Is it right?”

“Yes…” mereka serentak menjawab dan lucunya ada yang bilang “I love you” dan disambut geerrrrr oleh peserta lainnya.

Lalu saat mau mengganti slide, tiba-tiba pointernya seperti tidak berfungsi. Duuh… jempol tanganku berusaha menekannya beberapa kali. Ingin kutoleh ke arah teman untuk meminta tolong tapi waktunya pasti habis. Jantung ini mulai berdetak lebih cepat secepat timer yang diawasi oleh Eko Prasetyo di sudut kanan. Alhamdulillah akhirnya bisa saya gunakan lagi saat kaki melangkah mendekati laptop.

Kemudian saya menerangkan tentang mindset bahwa menulis itu mudah sehingga ada beberapa penulis cilik yang berkarya dan bisa terkenal sambil diperlihatkan foto-fotonya dengan membawa buku karya mereka. Saat menceritakan profil mereka, tiba-tiba Eko Prasetyo berdiri dan bertepuk tangan tanda waktu telah habis.

Lega rasanya melewati momen itu. Tiga menit yang menegangkan dan mendebarkan. Lalu saat kuteguk teh hangat, iseng kutanya pada Syaiful, crew MG yang duduk sederet dan bertugas merekam penampilan tiap peserta. Ternyata tadi tidak terekam karena pas memorinya full dan saat selesai dipindah ke laptop, penampilan saya sudah berakhir.

“Lha terus bagaimana dong Mas?” tanyaku sedih.

“Ibu maju lagi saja nanti saya rekam,” jawabnya dengan rasa bersalah dan sedikit senyuman tersungging di bibirnya.

“Hiikkkss… gak mau ah. Ini sudah lega kayak habis melahirkan masa disuruh ngulang?” Dengan sedikit bercanda saya meresponnya untuk menutupi kegalauan saya. Untungnya, teman saya ada yang merekam meskipun hanya 39 detik. Lalu rekaman tersebut saya kirim ke Syaiful untuk melengkapi file tiap calon trainer.

Sesi beikutnya adalah wawancara. Satu persatu peserta dipanggil oleh Syaiful masuk ke ruangan menghadap ketiga juri. Calon trainer lainnya menunggu di luar. Pertanyaannya bermacam-macam dan tidak ada yang sama. Salut! Ini lah salah satu keunikan MG sehingga percuma saja bertanya kepada peserta lainnya, hahaha.

Sungguh pengalaman yang diberikan MediaGuru takkan bisa terlupakan. Terpilih atau tidak itu menjadi takdir masing-masing. Rejeki tiap orang tidak akan tertukar yang terpenting adalah tetap terus berkontribusi dalam menularkan virus literasi baik kepada keluarga, murid, teman, dan semua orang di sekeliling kita. Belajar, belajar, dan belajar agar kita tidak seperti katak dalam tempurung.

Ingin uji nyali? Ikuti gebrakan pencarian trainer berikutnya yang diadakan MediaGuru dan pastikan Anda tidak jantungan karena akan selalu ada kejutan yang gurih-gurih nikmat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

T O p Bangeeet Bu... I love you Hahahahaha...

31 Dec
Balas

Makasih. Bunda yang TOP BGT sampai sy gemes ingin krn cm 3 menit dan gk bs liat Bunda mendongeng lama. Smg suatu saat ada kesempatan lihat Bunda Mendongeng 2 jam full stop...eeaa..aasyiikk...hahaha

31 Dec

Serasa saya pula yang diseleksi. Salud untuk inu. Semoga berhasil ya, bu.

01 Jan
Balas

Dahsyat... dak dik duk der.. heheh

31 Dec
Balas

Ya jantungan tp jika ada lagi ingin ikut lagi,hahaha...

31 Dec

Keren... tampil beda sip2

31 Dec
Balas

Makasih sahabat yang jg kompor setiaku... Love u

31 Dec



search

New Post