R. Yulia Yulianti, M.Pd

Pengawas SMP Kota Bandung...

Selengkapnya
Navigasi Web
42. BENARKAH MINAT BACA SUDAH HABIS?
"Jadikan membaca sebagai kebutuhan jiwa"

42. BENARKAH MINAT BACA SUDAH HABIS?

TANTANGAN MENULIS 60 HARI KE-42

#TantanganGurusiana

Pagi ini terpampang di koran RP halaman pertama gambar yang cukup besar yang menarik saya untuk membaca berita itu. Tampak seorang Bapak duduk termenung menopang dagu dengan pandangan kosong kedepan diantara tumpukan buku yang menggunung.

Judul tulisannya berbunyi “Bapak Mau Berhenti … Minat Baca Sudah Habis!” dengan subjudul Suparman Berniat Menjual 20.000 Buku Koleksinya. Judul yang sangat menarik.

Judul itu diambil dari ucapan Pak Suparman, ketika diwawancarai oleh pihak PR. Tentunya banyak informasi seputar keberadaan Taman Bacaan Garuda yang dikelola pak Suparman sejak tahun 1982 itu. Tapi yang dijadikan judul adalah pernyataannya tentang habisnya minat baca, karena sudah sangat jarang orang yang berkunjung ke taman bacaannya tersebut.

Sebuah ungkapan yang jujur, lugas dan mengenaskan dari Pak Suparman yang telah menggantungkan hidupnya selama 38 tahun dari menyewakan buku-buku bacaan tersebut. Pak Suparman telah memulai usahanya menyewakan buku bacaan sejak usianya 32 tahun.

“ …dulu yang sewa banyak pisan. Mau masuk juga sampai harus bergiliran karena tempatnya sempit. Kalau sekarang, ya masih ada yang berkunjung seminggu sekali sudah bagus.” Ucapnya menggambarkan kondisi taman bacaan dahulu dan sekarang.

Pak Suparman juga mengakui keberadaan media digital dan serba internet, menjadi salah satu dari sekian factor penyebab menurunnya daya sewa masyarakat Cimahi terhadap buku-buku di taman Bacaannya. “ini bukan persoalan saya saja. Semua yang berkecimpun di dunia buku juga mengalami, termasuk toko buku besar. Orang pegang HP belum tentu baca buku dari HP, seringnya main Game dan media social. Mungkin konsep Bapak terlalu jadul, jadi enggak ada yang minat. Ya, memang sulit mengikuti perkembangan jaman.” Katanya sebagaimana yang diungkapkan ke pihak PR.

Berdasarkan hal tersebut, ada 4 penyebab taman bacaan punah tidak ada yang berkunjung yaitu :

1. Buku ada pembaca tidak ada.

2. Pembaca ada buku tidak ada.

3. Komitmen pengelola TBM yang lemah dan tidak fokus mengelola taman bacaan

4. Pengaruh Media digital dan Media Social

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar minat baca dan kunjungan ke taman Bacaan tidak berkurang, bahkan habis, diantaranya :

1. Susun Buku dengan posisi yang menarik dan memperlihatkan cover buku, agar langsung bisa terlihat dan terbaca oleh pengunjung.

2. Klasifikasikan buku bacaan berdasarkan jenis bacaan, usia pembaca, bacaan terkini, bacaan best seller dll, yang sekiranya dapat memberikan info langsung kepada pengunjung agar cepat dan tepat sesuai dengan bacaan yang dibutuhkan.

3. Sediakan Fasilitas yang memadai agar taman bacaan menjadi tempat yang dirindukan.

4. Sediakan tempat yang nyaman bagi pembaca yang ingin meluangkan waktunya untuk membaca ditempat.

5. Lakukan riset dan studi kelayakan terhadap anak-anak dan masyarakat di daerah mana taman bacaan tersebut didirikan untuk mengetahui: a) apakah ada anak-anak dalam jumlah yang banyak sebagai calon pembaca di daerah tersebut, b) apakah masyarakat khususnya para orang tua mendukung di daerah tersebut, dan c) apakah keberadaan TBM bisa membuat perubahan pada masyarakat tersebut.

6. Bentuk Tim pengelola Taman Bacaan. Karena mengelola Taman bacaan tidak bisa dilakukan seorang diri. Harus ada petugas penjaga walaupun mereka bersifat social.

7. Tentukan waktu khusus membaca, baik untuk anak-anak atau orang dewasa. Agar terjalin kebersamaan dan kepedulian antara satu pembaca dengan yang lainnya.

8. Buat Event atau kegiatan bulanan yang menarik, agar semakin mengikat para pembaca untuk datang ke taman bacaan. Bisa juga dengan mendatangkan tamu dari luar.

9. Bekerjasama dengan Komunitas atau taman bacaan lain.

10. Promosikan aktivitas taman bacaan menggunakan media social agar bisa diketahui oleh masyarakat luas.

Demikian yang dapat dilakukan agar taman bacaan bisa tetap eksis dan bertahan dalam gempuran media digital dan internet yang semakin gencar. Pada dasarnya minat baca tidak habis, hanya berpindah dari media cetak kepada media digital. Tapi tetap ada orang-orang yang lebih memilih membaca langsung menggunakan media cetak, karena memiliki sensasi tersediri.

Jadi jangan khawatir kehabisan pembaca atau peminat taman bacaan. Hanya diperlukan sedikit inovasi dan kreativitas, agar pelanggan dan peminat taman bacaan tetap setia kepada taman bacaan.

Memang tidak mudah, diperlukan usaha yang keras dan kemauan yang tulus dan ikhlas. Serta kembali kepada niat.

Semoga. Aamiin.

Sumber, PR, halaman 1, 25 Februari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Minat baca berpindah dari media cetak ke media elektronik

28 Jun
Balas



search

New Post