TANTANGAN MENULIS 60 HARI KE-43

#TantanganGurusiana

“Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun.

Kepada saudaraku yang wafat ditimpa musibah, Allahummagfirlahum Warhamhum Wa ‘afihim Wa’fuanhum.

Semoga Allah Swt. senantiasa mengampuni seluruh dosa yang diperbuat, selalu mencurahkan Rahmat-Nya serta menerima semua amal kebaikannya,” tulis Aa Gym melalui cuplikan video di akun Instagram miliknya, Selasa (30/10/2018) ketika Pesawat Lion Air mengalami kecelakaan.

Aa Gym juga mendoakan kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan, semoga Allah Swt. memberikan kesabaran serta pahala yang melimpah, dan Allah Swt. jadikan semua kejadian ini menjadi jalan ketaatan kepada Allah Swt.

Menurut Aa Gym, Allah Swt. merahasiakan tiga hal dalam kematian, yaitu :

1. Merahasiakan waktu kematian kita artinya kita akan mati pada waktu yang ditetapkan tanpa bisa diakhirkan atau dimajukan walaupun hanya sesaat.

2. Merahasiakan tempat kematian kita artinya dan kita pasti akan datang ke tempat kematian yang sudah ditentukan oleh Allah Swt. Tidak akan bisa menghindar atau menjauh dengan alasan apapun.

3. Merahasiakan cara artinya kita akan wafat dalam cara yang ditetapkan Allah Swt. Sebaik-baiknya cara kematian adalah husnul khatimah.

Tentunya hal ini sangat berhubungan dengan peristiwa susur Sungai Sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi.

Tragedi susur sungai SMPN 1 Turi ini menggambarkan soal lemahnya kompetensi guru. Seharusnya kejadian seperti ini tidak perlu terjadi. Harusnya guru pendamping memperhatikan kondisi cuaca dan medan yang dihadapi. Sehingga musibah bisa dihidari.

Tapi sekali lagi ini adalah musibah. Tidak ada unsur kesengajaan. Sehingga penetapan pembina Pramuka sebagai tersangka karena dianggap lalai mengakibatkan 10 siswa tewas dalam kegiatan ini, memang patut dimintai pertanggungjawabannya.

Namun perlakuan menggunduli kepala tersangka akibat kelalaian ini dikritik keras oleh masyarakat dan sudah tersebar secara viral di media social. Ini adalah suatu tindakan diluar hukum yang melanggar etika, ketika karena ketidak sengajaan sampai diperlakukan seperti penjahat kelas kakap yang telah dengan sengaja menghilangkan nyawa seseorang.

"Kami mengkritik perlakuan polisi terhadap guru. Seolah-olah mereka ini pencuri ayam yang harus digunduli dan sebagainya. Yang korupsi triliunan aja nggak dicukur,kan. Kasihan ini guru belum-belum digunduli," kata Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Muhammad Ramli Rahim kepada wartawan, Rabu (26/2/2020).

Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa kematian yang menjadi sebab meninggalnya 10 siswa SMP Turi adalah ada dalam kuasa Allah SWT. Semua itu adalah takdir. Memang sudah waktu, tempat dan caranya ke 10 siswa itu harus menjemput kematiannya dengan cara tenggelam di sungai Sempor. Semua sudah ada dalam kehendaknya, sebagaimana daun yang tidak akan jatuh kebumi tanpa ada ijinnya. Demikian pula dengan nyawa ke 10 siswa tersebut.

Demikian halnya dengan kematian Ashraf Sinclaire suami artis ternama Bunga Citra Lestari. Tanpa sakit dan masih dalam usia muda, tiba-tiba menghembuskan napasnya yang terakhir di pagi hari, sebagaimana diberitakan akhir-akhir ini.

Sungguh dunia keartisan merasa sangat kehilangan bahkan tidak percaya dengan meninggalnya Ashraf Sinclaire. Tapi inilah takdir, yang tidak bisa dihindari. Ajal datang tak diundang, tanpa permisi dan dengan cara yang penuh misteri.

Dengan begitu, kita tinggal megambil hikmah dari setiap peristiwa yang ada di muka bumi ini. Semoga kejadian tenggelamnya siswa bisa dijadikan pelajaran bagi pihak sekolah dan Pembina pramuka dimana pun berada untuk lebih berhati-hati bila ingin mengadakan kegiatan diluar sekolah. Baik itu pendakian gunung, susur oantai, susur goa,arung jeram dan kegiatan olah raga lainnya yang sedikit mengandung bahaya.

Yang lebih penting dari semua itu adalah, siapkan diri kita untuk meninggal kapanpun, dimana pun dan dengan cara apapun. Semoga husnul khotimah menjadi tujuan akhir dari perjalanan hidup menuju kehidupan yang kekal abadi.

Aamiin.