Malam ini saya punya pengalaman yang menjadi pelajaran hidup bagiku dan insyaAllah bagi orang lain yang membacanya. Ceritanya, Jum’at sore tadi, ada tetangga yang meninggal. Dia adalah seorang ibu yang berumur 50-an tahun.

Seperti adat di kampung saya, setiap ada yang meninggal, sebisa mungkin dikuburkan pada hari yang sama. Meskipun malam hari. Hal tersebut berlaku juga pada tetangga saya ini. Dia meninggal pada waktu sore sekitar pukul 16.00 WIB, kemudian dimakamkan kurang lebih pukul 21.00 WIB.

Ada ucapan yang menghentak jiwa saya, ketika saya membukakan pintu musala untuk menyalati jenazah tersebut. Seorang ibu yang rumahnya dekat dengan rumah ibadah mengatakan “Kenapa dibukakan? Orang dia ndak pernah menginjakkan kaki ke musala”. Sungguh kata-kata ini sangat membekas dalam hati.

Kalau dipikir-pikir ucapan tadi ada benarnya. Selama ini tidak pernah ke musala untuk sekedar salat berjamaah atau mengikuti pengajian. Tetapi, tiba-tiba datang ke musala langsung berada di saf paling depan, bahkan imamnya berada di belakangnya. Astaghfirullah, semoga kita semua dihindarkan dari hal demikian.

Sungguh sangat merugi sekali orang yang jauh dari masjid. Padahal besok ketika hari kiamat tiba, masjid akan menjadi penolong bagi orang yang selalu ibadah di dalamnya. Ia akan menjadi kendaraan ketika seseorang hampir tergelincir di jembatan siratal mustaqim.