Saeful Hadi

Betapa marahnya Aini ketika es campurnya lepas dari genggaman dan tumpah berserakan. Padahal Tarmun sudah meminta maaf saat tidak sengaja badannya menyenggol tangan Aini. Marah gadis cantik tersebut reda ketika keponakannya mengingatkan bahwa saat itu sedang saum Ramadan. Namun wajah kesal Aini tidak bisa dimungkiri ketika keluar dari kios es campur. Tarmun hanya bisa melongo dan merasa bersalah kepada gadis yang baru dikenalnya tersebut.

Kekesalan Aini akhirnya luntur ketika sang keponakan membawakan es campur keesokan harinya. Tanpa basa basi saat azan Magrib tiba, dia langsung menghabiskan satu gelas plastik es campur. Sang keponakan yang bernama Aura hanya cengengesan melihat ulah tantenya tersebut. Keponakan kesayangan Aini tersebut adalah teman terbaik diskusi saat dirinya lelah dari berbagai aktivitas.

Keluarga Aini sangat percaya betul dengan saran ustaz di pengajian keluarganya. Akhirnya Aini pun rela menerima akan dijodohkan dengan seorang laki-laki. Lamaran pun tiba. Keluarga pihak laki-laki datang sore sekaligus dalam rangka buka puasa bersama dan membawa seratus pacs es campur. Belum kagetnya hilang, Aini langsung bengong ketika tahu laki-laki yang akan melamarnya adalah Tarmun. Seketika dia pun menatap keponakannya. Aura pun berkata, “Sejak es campur tumpah saat itu, aku yakin Om Tarmun saleh dan aku rekomendasikan ke Pak Ustaz, ternyata gayung bersambut, dia juga mencari jodoh, hehe… es campur kemarin dari dia.. hehe..!”

Langensari, Kota Banjar, 15 Maret 2024

Ngabuburit versi literasi