Saeful Hadi

Acara buka puasa bersama bukan hanya ajang silaturahmi, juga ada yang mungkin lebih mulia daripada sekadar melepaskan rasa haus dan lapar. Misalnya ketemu jodoh atau ada peluang usaha. Fajri yang terkenal saleh tampak memegang Al-Qur’an di pojok ruangan dan tampak sedang fokus tadarus. Tiba-tiba di sebelah ruangan terdengar berisik. Yermon dan Jatsali ketahuan oleh seorang gadis cantik yang mau membersihkan ruangan. Keduanya sedang mencicipi makanan yang dipersiapkan untuk berbuka puasa.

Yermon dan Jatsali sedang bersaing untuk segera mendapatkan jodoh. Keduanya sering cari-cari perhatian dengan gadis-gadis yang ada di kampungnya. Saat terdengar bahwa ada tokoh agama yang akan menerima lamaran bagi anak gadisnya asalkan laki-lakinya saleh, Yermon dan Jatsali tidak mau kalah. Keduanya mendadak jadi sering ikut kegiatan keagamaan di lingkungan rumah tokoh agama tersebut.

Tiba acara buka puasa bersama di minggu keempat bulan Ramadan. Sang tokoh agama sudah menyatakan akan mengumumkan siapa yang akan menjadi suami puterinya yang cantik. Sosok beruntung itu ternyata Fajri. Tentu bagi yang paham perilaku Fajri, pilihan itu wajar. Namun Yermon dan Jatsali tidak terima. Saat melihat sosok sang perempuan, keduanya merasa pernah lihat. Memberanikan diri keduanya menanyakan kepada gadis tersebut, mengapa tidak memilih mereka. Sang gadis berkata, “Lalu yang makan minum di dapur saat sore-sore sebelum buka puasa siapa? Aku yang membereskan dapur saat itu!”

Langensari, Kota Banjar, 4 April 2024

Selesai tadarus bakda tarawih