Saeful Hadi

Henhen hanya bisa menangis. Harapannya untuk menikah di bulan Syawal kandas. Persoalan mahar yang tidak selesai yang dituntut keluarga perempuan membuat hubungan asmaranya kandas. Tidak hanya itu, dia pun harus keluar dari tempat kerjanya karena sang manajer adalah ayah mantan kekasihnya. Saat sedang melamun di teras rumah, tiba-tiba dikejutkan dengan suara yang tidak jauh dari rumahnya. Ternyata terjadi kecelakaan di jalan dekat rumah Henhen.

Begitu sigap Henhen melakukan pertolongan pertama. Ternyata ada kecelakaan tunggal di jalan dekat rumahnya yang melibatkan sebuah motor. Sang pengemudi tak bisa mengendalikan motornya karena jalanan licin sehingga terjatuh, sang pengemudi tidak luka parah, namun yang diboncengnya luka cukup serius. Henhen dan saudaranya segera membawa ke Puskesmas terdekat. Namun nyawanya tidak bisa diselamatkan, perempuan paruh baya yang dibonceng tersebut wafat. Sementara pengemudi perempuan muda bernama Marlia, setelah diobati dijemput saudaranya.

Pasca Lebaran Henhen bekerja kembali di sebuah pabrik. Dia akrab dengan seniornya bernama Ridwan. Ridwan bercerita dia ingin menjodohkan keponakannya karena kasihan hidup sendiri, juga ibunya baru saja meninggal karena kecelakaan. Henhen setelah istikharah, akhirnya mengutarakan kesediaannya kepada Ridwan untuk menjadi suami keponakannya. Keponakan Ridwan pun bersedia walau tak paham kondisi Henhen. Saat bertemu keduanya terkejut bukan main dan Henhen bergetar berkata, “Marlia!” Marlia pun menyahut, “Akang yang mengobati luka saya saat kecelakaan? Ya Allah, Alhamdulillah!”

Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, 11 April 2024

Masih suasana Lebaran Idulfitri

Mohon maaf lahir dan batin!