Saeful Hadi

PROFILE PENULIS Laki-laki bernama lengkap Saeful Hadi, S.Sos. ini lahir di Tasikmalaya pa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pembenahan Kompetisi adalah Wajib Segera!
Pembenahan Kompetisi adalah Wajib Segera!

Pembenahan Kompetisi adalah Wajib Segera!

Pembenahan Kompetisi adalah Wajib Segera!

Saeful Hadi

Euforia berlebihan atas keberhasilan Tim Nasional senior Indonesia dengan prestasi dua kemenangan atas Vietnam baru-baru ini harus segera dihentikan. Indonesia belumlah lolos ke fase berikutnya karena masih ada dua pertandingan sisa di Grup F fase dua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yaitu melawan Irak dan Filipinan awal Juni nanti. Indonesia harus segera fokus menghadapi dua partai itu, karena satu kemenangan saja bisa membawa Timnas Garuda Asia, Julukan Indonesia lolos ke fase ketiga kualifikasi dan itu berarti berpeluang lolos ke Putaran Final Piala Dunia 2026 yang berlangsung di tiga negara, Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.

Keberadaan para pemain baru yang merupakan warga Indonesia keturunan yang dengan heroik dan penuh dedikasi berkenan membela bangsa leluhurnya adalah sebuah anugerah tersendiri. Hadirnya Rafael Struick, Justin Hubner, Ivar Jenner, Shayne Pattynama, Sandy Walsh, Jay Idzes, Tom Haye, Ragmar Oratmangoen dan Nathan Tjoe-A-On yang melengkapi kekuatan Garuda Asia sungguh sangat membanggakan. Mereka sangat terlihat militant dan tinggi dedikasinya berbaur dengan para pemain yang berasal dari kompetisi lokal Indonesia, untuk menunjukkan kekuatan terbaik bagi negaranya. Bahkan dua pemain terbaru, Jay Idzes dan Ragnar Oratmangoen sudah mencetak gol perdananya saat mengalahkan Vietnam 3-0 di My Dinh Stadium, kandang negeri Paman Ho tersebut.

Bagaimana pun kehadiran mereka adalah sebuah realita yang patut disyukuri karena secara nyata telah memberi perubahan yang signifikan dan progress yang sangat terlihat. Kekokohan lini pertahanan misalnya, bahwa Vietnam yang selama ini kesannya mudah sekali membobol gawang Indonesia, untuk tiga pertandingan berturut-turut, mereka tidak mampu menjebol gawang Indonesia. Walaupun tidak bisa dimungkiri masih banyak kekurangan, namun apa yang diperlihatkan oleh Rizky Ridho dan kawan-kawan sudah sangat membanggakan. Cukup sampai disini?

Inilah masalahnya! Terlepas dari hak dan kesediaan bagi warga keturunan Indonesia untuk membela negara leluhurnya, Indonesia tidak boleh terlena dengan situasi yang terjadi. Tuduhan atau cibiran sebagian kalangan yang menganggap bahwa proyek naturalisasi adalah metode instan atau jalan pintas, harus dijawab dengan elegan oleh PSSI sebagai induk olahraga sepakbola di tanah air. Salah satunya adalah dijawab dengan membenahi kompetisi di tanah air agar lebih profesional dan mengutamakan pembinaan pemain usia muda secara cerdas dan berkesinambungan, sehingga bisa melahirkan banyak pemain lokal yang berkualitas mumpuni dan bermental hebat.

Kita tidak perlu muluk-muluk, untuk berkaca lebih dulu di tingkat regional Asia Tenggara. Apakah kompetisi kita tidak lebih baik dari Thailand, Vietnam, Malaysia atau bahkan Filipina. Untuk prestasi klub Asean, hanya dari Thailand dan Malaysia yang terlihat sudah mulai mampu bersaing di level elit seperti Liga Champions Asia. Buriram United atau Bangkok United dari Thailand, kemudian Johor Darul Takzim dari Malaysia atau bahkan Hanoi FC dari Vietnam. Mereka tidak lagi menjadi bulan-bulanan klub-klub elit Asia dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Iran, Arab Saudi dan lain-lain. Hal tersebut tentu bukanlah sebuah kebetulan, namun tentu saja dari produk pengelolaan kompetisi yang lebih maju dan profesional.

Tidaklah mudah memang, namun keseriusan PSSI, pemilik dan pengelola klub-klub di Indonesia serta stake holder terkait harus betul-betul mewujudkan kompetisi yang lebih baik dan profesional. Saya cukup sedih dengan pernyataan beberapa netizen di media sosial, bahwa Liga 1 misalnya sebagai kompetisi kasta tertinggi sepakbola Indonesia sering dijuluki sebagai “Liga Tarkam”. Konotasi buruk tersebut tentu bukan sekadar hanya lelucon, namun ketika misalnya terjadi berbagai kericuhan, perkelahian bahkan kerusuhan seperti kasus Kanjuruhan, tentu merupakan realita yang tidak terbantahkan dan sangat memprihatinkan. PSSI pada konteks ini tentu saja tidak bisa diam!

Ada tanda-tanda upaya yang dilakukan oleh PSSI, misalnya pembenahan wasit atau pengelolaan perangkat pertandingan dengan kemungkinan memakai VAR (Video Assistant Referee) atau sebuah mekanisme tambahan dalam sepakbola yang membantu wasit memutuskan sebuah tindakan dalam pertandingan yang lebih tepat dan adil. Sebetulnya bukan hal sulit bagi PSSI, apalagi sekarang dinakhodai oleh sosok seperti Erick Thohir yang memiliki jaringan luas dan memudahkan sponsor. Namun bukan sekadar persoalan teknis dan perangkat pertandingan, justru yang lebih penting adalah non teknis serta mentalitas.

Sanggupkah PSSI membangun mentalitas para pemain di kompetisi liga menjadi lebih beradab dan santun? Sanggupkah PSSI membina klub-klub untuk lebih memperhatikan bukan saja persoalan gaji yang lancar, namun juga nutrisi pemain dan sikap gaya hidup pemain yang lebih sehat? Sanggupkah PSSI membangun sebuah fondasi pembinaan usia muda berkolaborasi dengan klub-klub anggota PSSI dengan standar yang tepat dan sesuai dengan kompetisi sepakbola negara-negara maju yang sudah jelas hasil prestasinya?

Pertanyaan-pertanyaan di atas hanyalah serpihan-serpihan kecil hal-hal yang harus dibangun bagi kompetisi sepakbola di tanah air yang lebih baik. Saya berpandangan percuma hadir pemain-pemain keturunan grade A menghiasi Timnas Indonesia, jika kita tidak bisa mengembangkan kompetisi dengan lebih baik dan profesional. Andai mereka sudah turun top formnya dan harus mencari penggantinya, sementara ternyata “pemain keturunan” tersebut sulit ditemukan lagi, PSSI mau apa? Tentu pemain kompetisi lokal lah yang akan diandalkan kelak. Oleh karena itu, pembenahan dan perbaikan kompetisi lokal adalah sebuah keharusan dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Langkap “gercep” harus segera dilakukan PSSI agar produk pemain dari kompetisi lokal bisa mendekati bahkan menyamai grade A para pemain yang menghiasi Tim Nasional Indonesia saat ini.

Sebuah harapan dan asa sudah demikian melambung tinggi atas pencapaian Tim Nasional Indonesia akhir-akhir ini. Berbagai prestasi sudah diraih, salah satunya kenaikan peringkat FIFA yang sangat signifikan dari awalnya hanya berperingkat 170an dan kini sudah mencapai 130an. Momentum bagus tersebut tentu jangan sampai turun lagi dan bahkan harus terus meningkat dan bukan tidak mungkin puncaknya mimpi kita terwujud bahwa Timnas Indonesia lolos ke Putaran Final Piala Dunia 2026! Aamiin ya Rabbal Alaamiin. Oleh karena itu, pembenahan kompetisi sangatlah mendesak dan sebuah langkah penting yang harus segera dilakukan agar kesinambungan kualitas pemain grade A tetap bisa menghiasi Tim Nasional Indonesia untuk menuju kejayaan! Semoga!

Jayalah Timnas Indonesia!

Salam sepakbola!

Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, 30 Maret 2024

Sambil menyimak webinar GLN Gareulis Jabar

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

31 Mar
Balas

Terima kasih Pak Sandi.

31 Mar



search

New Post