Saeful Hadi

Ulah Kasmun ada-ada saja dan kurang ajar. Saat bulan Ramadan tiba, dia selalu keliling kampung untuk mencari siapa atau lembaga mana yang menyediakan takjil gratis. Tak jarang dia sampai mendapatkan lebih dari tiga bungkus takjil dari tempat yang sama. Kelihaian dia sampai tidak diketahui oleh sang pemberi bahwa Kasmun sudah mendapatkan sebelumnya. Sekali beraksi tak jarang Kasmun mendapatkan lebih dari lima bungkus takjil.

Saat itu ada acara pembagian takjil untuk anak-anak termasuk mengundang kalangan anak kurang mampu dan yatim piatu. Sang dermawan yang mengadakan acara membagikan takjil cukup ketat dan sesuai dengan data yang ada di panitia. Saat itu tiga anak Kasmun juga hadir karena mendapatkan undangan. Dasar Kasmun, dia tetap saja secara lihai bisa mengambil lebih dari tiga bungkus takjil gratis tanpa sepengetahuan panitia. Terpaksa ada peserta yang tidak kebagian.

Bukannya takjil untuk buka puasa, tapi malah oleh Kasmun dikonsumsi sebelum terdengar azan Magrib bersama kawan-kawannya. Mereka menggelar pesta di sebuah gubuk tersembunyi. Tiba-tiba terdengar pengumuman ada tiga orang anak dirawat dan dibawa oleh ambulans ke Puskesmas terdekat. Kasmun yang penasaran segera menanyakan kepada ketua RT setempat saat mau pulang ke rumahnya. Ketua RT pun berkata sambil melotot, “Siapa?.. Siapa?..Nanya lagi! Ketiga anakmu nyaris mati kelaparan tuh! Kemarin juga ketiganya menangis tak kebagian takjil gratis yang dicuri olehmu!”

Langensari, Kota Banjar, 19 Maret 2024

Menunggu salat Isya dan Tarawih