Saeful Hadi

PROFILE PENULIS Laki-laki bernama lengkap Saeful Hadi, S.Sos. ini lahir di Tasikmalaya pa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Troussier dan Hantu Kekalahan Lima Kali Berturut-turut
Berdoa yang terbaik, Semoga Timnas Indonesia kembali menang nanti malam

Troussier dan Hantu Kekalahan Lima Kali Berturut-turut

Troussier dan Hantu Kekalahan Lima Kali Berturut-turut

Saeful Hadi

Hari ini atau selasa malam waktu Vietnam, Tim Nasional kebanggaan rakyat Indonesia akan melanjutkan kiprahnya di Grup F fase dua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Setelah hari kamis kemarin saat bermain kandang di GBK Senayan Jakarta, Jay Idzes dan kawan-kawan berhasil menaklukan tim tamu Vietnam, maka pada selasa malam ini giliran tim Golden Star Warriors yang menjadi tuan rumah bagi Garuda Asia, julukan Timnas Indonesia. Bagi Indonesia maupun Vietnam partai ini menjadi sangatlah krusial karena akan sangat menentukan perjalanan kedua tim ke babak berikutnya.

Poin empat yang diraih Indonesia (hasil menang dari Vietnam dan draw dengan Filipina) belum aman untuk bisa menemani Irak (yang diprediksi menjadi juara grup) lolos ke fase ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Begitu pula Vietnam, dengan kekalahan dari Indonesia, mereka hanya mempunyai tiga poin saja hasil menang lawan Filipina. Kekalahan lagi dari Indonesia, akan sangat berat bagi negeri “Nguyen” tersebut lolos ke babak berikutnya.

Namun persoalan menarik bukan hanya berkaitan dengan persaingan kedua negara yang dalam tensi memanas dan aroma balas dendam bagi negeri Paman Ho tersebut. Ada dua fakta menarik yang bisa diungkap. Pertama, Vietnam, sejak bulan November 2023 yaitu partai kedua grup F fase dua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, mereka belum pernah menang dan mengalami kekalahan enam kali berturut-turut. 6 kekalahan tersebut mereka derita dari Irak (dua kali), Indonesia (dua kali), Jepang dan Kirgistan (masing-masing satu kali). Hasil minor ini tentu saja telah membuat ranking FIFA mereka melorot tajam dari bagian 100 besar, kini lebih dari 110.

Menghadapi Indonesia kembali selasa malam ini, tentu aroma bukan saja balas dendam atas dua kekalahan sebelumnya, pula ingin bangkit dari keterpurukan dan memutus rantai kekalahan. Vietnam ingin menemukan momentum kebangkitan di stadion kebanggaan mereka My Dinh Stadium dengan mengalahkan Indonesia. Semangat mereka bagaimana tidak menambah kekalahan menjadi tujuh kali berturut-turut dengan menumbangkan Indonesia.

Fakta kedua yang mungkin lebih unik dan berkaitan dengan harga diri seorang pelatih kawakan asal Prancis, Philippe Troussier. Indonesia bagi Troussier ibarat hantu atau momok yang menakutkan. Bagaimana tidak, selama bertemu Indonesia di berbagai event pertandingan sepakbola internasional, dan dengan tim yang berbeda, Troussier mengalami empat kali kekalahan berturut-turut. Tentu bagi pelatih kawakan seperti dirinya yang pernah mengantarkan Jepang juara Piala Asia tahun 2000 dan menjadi pelatih negara-negara elit Afrika adalah sebuah reputasi buruk.

Rekam jejak buruk itu dimulai pada Putaran Final Piala Asia tahun 2004 di Tiongkok. Qatar saat itu adalah tim yang dilatihnya diluar dugaan dikalahkan tim yang tidak diunggulkan Indonesia dengan skor 1-2. Dua gol Indonesia yang dicetak Budi Sudarsono dan Ponaryo Astaman tersebut bukan saja memberi kekalahan kepada Qatar (yang kini raja Asia), pula membuat Troussier langsung dipecat sebagai pelatih oleh negara kaya tersebut.

Kekalahan terus berlanjut, ketika di semifinal Sea Games Kamboja tahun lalu, dengan sepuluh pemain Indonesia, Timnas U-23 Vietnam yang dilatih Troussier disingkirkan oleh gol dramatis Muhammad Taufany di menit injury time. Vietnam kalah 2-3 dan Timnas U-23 Indonesia yang saat itu dilatih Indra Safrie akhirnya berhasil merebut medali emas dengan mengalahkan Thailand di final. Indonesia pun berhasil meraih emas ketiga kalinya setelah tahun 1987 dan 1991.

Tidak berhenti disitu, di dua event penting Putaran Final Piala Asia 2023 (dilaksanakan 2024) di Qatar dan fase dua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, dimana Indonesia dan Vietnam kembali satu grup. Di Qatar, Vietnam dan masih dilatih Troussier kembali harus menerima kenyataan kalah dari Indonesia dengan skor 0-1 lewat gol penalti sang kapten Asnawi Mangkualam Bahar.

Keterpurukan benar-benar dialami oleh Troussier ketika kamis minggu kemarin, di stadion kebanggaan Indonesia, Gelora Bung Karno, The Golder Star Warriors (julukan Vietnam) yang masih ditangani Troussier harus kembali menyerah kalah dengan skor sama, 0-1. Realita tersebut memberikan catatan sejarah bahwa Philippe Troussier dan tim yang dilatihnya mengalami kekalahan empat kali berturut-turut dari Indonesia. Sebuah realita tragis yang tentu saja tidak mudah untuk dihilangkan dalam ingatan dan menjadi catatan sejarah kepelatihan Philippe Troussier.

Pertanyaannya, apakah Philippe Troussier sudi kalah untuk kelima kalinya dan Indonesia bisa jumawa? Tentu saja harapan kita kekalahan kelima benar-benar terjadi bagi Vietnam malam ini dan sekaligus sejarah kelam bagi mereka dan sang pelatih. Namun bukan berarti Indonesia jumawa begitu saja dan sombong atas pencapaian. Rizky Ridho dan kawan-kawan harus tetap berpijak ke bumi, tetap rendah hati, tetap fokus, untuk mencetak sejarah lolos ke fase tiga kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan nanti malam mengalahkan kembali Vietnam.

Permainan Indonesia belumlah seideal seperti saat Putaran Final Piala Asia 2023 kemarin. Meskipun ada tambahan amunisi dengan kehadiran dua pemain baru keturunan, Jay Idzes dan Nathan Tjoe-A-On, namun level permainan belumlah seperti yang diharapkan terutama lini tengah dan depan. Shin Tae Yong dan jajaran kepelatihan harus segera berbenah dan waspada tingkat tinggi dengan upaya kebangkitan Vietnam dan pemulihan reputasi sang pelatih mereka. Semoga kehadiran dua pemain keturunan yang baru selesai proses administrasi kewarganegaraan, yaitu Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen semakin memperkokoh kekuatan Tim Nasional Indonesia dan kembali meraih kemenangan malam ini!

Sebuah malam yang berat bagi seorang Philippe Troussier. Bukan saja memutus rantai kekalahan anak asuhannya, pula reputasi dia sendiri untuk tidak kalah lima kali berturut-turut dari Indonesia. Sebagai pecinta Tim Nasional Indonesia, tentu saja harapan indahnya adalah kembalinya kekalahan dialami oleh Vietnam dan sejarah sepakbola mencatat bahwa seorang pelatih kawakan yaitu Philippe Troussier mengalami depresi karena pernah kalah lima kali berturut-turut dari Indonesia! Setujukah pembaca??

Salam sepakbola!

Salam literasi!

Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, 23 Maret 2024

Ruang Tamu rumah ibu

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

26 Mar
Balas

Terima kasih pak Sandi. Terwujud akhirnya Pak hehe...

27 Mar



search

New Post