Ya Alloh kukhususkan waktu ini untuk bermunajat kepadaMu.

Segenap keharuan dan pengharapan lebur dalam satu waktu.

Saat mengantar kepulangan putra-putri kecilku.

Usai Gelar Seni dan Prestasi tahun pelajaran ini.

Di hari terakhir masa belajar mereka bersamaku.

Tentu, sekuat tenaga ku menahan buliran air bening di sudut mata ini.

Karena ku tak ingin mereka berkata, "Jangan sedih Bu Guru."

Dan biarlah air mata bening ini tumpah meresap dalam lantunan permohonanku padaMu.

Setahun bersama mereka.

Memberiku banyak ruang untuk …menghargai kejutan-kejutan manis mereka.

Dia yang mengulurkan tangan memohon maaf pada teman yang telah diusilinya.

Dia yang rela meminjamkan mainan kesukaannya kemudian tertawa bersama.

Dia yang berkata: “Bu guru aku mau jadi anak baik” setelah nasihat panjangku agar tak membuat gaduh di kelas.

Dia yang membawakan aku segelas air minum, saat suaraku serak di akhir pekan.

Dia yang meletakkan sepatuku di rak, kala aku membawa banyak barang, sebelum aku memintanya.

Dia yang memelukku dan berkata, “Bu Guru itu mamaku.”

Dia yang merengek, “Ayo bu guru ajarin aku menulis namaku.”

Dia pula yang berkata, “Bu guru, gambarku bagus kan?” saat menunjukkan karya-karya tangan lincah mereka dengan bangga.

Sungguh Yaa Alloh, indah sekali mengenangnya.

Guru-guru kecilku yang ‘tidak bisa serta merta diam’ saat kumemintanya, membuatku harus mencari seribu jurus untuk menaklukkan hatinya. Atas kuasaMu Yaa Robb, mereka tampak begitu manis saat melantunkan 30 ayat surat an-Naba di panggung. Belum tuntas semua, Ya Robbi, tapi bukankah itu sesuatu yang luar biasa bagi dia yang baru beranjak 4 tahun.

Dalam celotehnya kutemukan sebongkah semangat, hangatnya kerinduan, dan tingginya penghormatan. Bukankah itu ciri pribadi mulia? Kumohon pertahankan hal-hal baik itu yaa Robb.

Aku juga belajar dari para jawara kecilku yang kelebihan energinya. Ku harus menyiapkan 1000 trik agar kekuatan itu tersalurkan pada hal yang positif. Ku tak rela ia beralih pada sikap destruktif karena gurunya tak mampu mewadahi.

Lembaran-lembaran pemahaman ini semakin tebal dan akan selalu bertambah, atas izinMu Yaa Robb, Kau terus kirimkan guru-guru kecil itu padaku setiap masanya. Terima kasih Yaa Robb, semoga kami pengemban amanah suciMu sebagai pendidik generasi penerus bangsa yang berbudi luhur, terjaga dalam kemuliaan profesi ini. Mohon senantiasa perlindunganMu Yaa Robb dalam gerak dan fikir kami.

Yaaaa Robbi, indahkanlah bahasaku, hiasilah prilakuku, pilihkanlah tutur kataku, dan tangguhkanlah kepribadianku, agar apa yang aku sampaikan kepada anak didikku, mudah dipahami dan dilaksanakan, menjadi ilmu bermanfaat. Sinarilah hati dan pikiran mereka dengan keagungan kalamMu. Mudahkan mereka memahami apa yang disampaikan serta berkahilah mereka, agar selalu mendekat pada kebaikan dan menjauh dari kejahatan serta jadikanlah mereka hamba-hambaMu yang paling mulia di sisi-Mu.

Maafkan aku yang terkadang meninggikan suaraku, Ya Robb. Maaafkan aku, yang terhinggapi sedikit rasa tidak sabar menghadapi godaan-godaannya saat mencuri perhatiankuku. Maafkan aku yang pernah terjebak dalam stagnannya kreatifitas untuk menstimulasi perkembangan mereka.

Karuniakanlah pada kami putra putri yang terpuji akhlak dan kecerdasan mereka, yang akan mewarisi kepemimpinan bangsa besar ini agar dapat mengembalikan kejayaannya di masa mendatang. Amiin.