Safrida Lubis

Seorang yang belajar dari membaca dan mendengarkan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kisah Sang Pendamping Haji Lansia #11
Ka'bah yang tak pernah sepi

Kisah Sang Pendamping Haji Lansia #11

Cerita sebelumnya adalah tentang apa yang telah saya pilih dari perjalanan ini, yaitu menerima semua keputusan Allah dan saya tetap bergantung kepadaNya... Setelah itu dimulailah kisah ini..

11. Persiapan haji mamak

Tidak terasa pertemuan manasik hanya tinggal beberapa kali pertemuan lagi. Perjalanan manasik yang berbulan-bulan terasa berlalu meninggalkan pengetahuan dalam diri.

Hari ini kembali kami menggunakan pakaian serba putih dan berkumpul di lapangan guna mempraktekkan umrah untuk kali yang ketiga. Para Bapak-bapak sudah lengkap dengan pakaian ihramnya dan tidak ada seorangpun yang masih memakai peci.

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh, puji beserta syukur pada Allah SWT yang memberi kita banyak sekali kenikmatan, termasuk nikmat iman beserta islam dan kesehatan sehingga kita masih dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini. Salawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw. Bapak/Ibu peserta manasik umrah dan haji yang dirahmati Allah, sebelum kita melaksanakan praktek umrah pada hari ini izinkan kami atas nama panitia mengumumkan beberapa hal yang menyangkut perjalanan haji Bapak/Ibu di tahun seribu empat ratus tiga puluh tujuh Hijriah atau bertepatan dengan tahun dua ribu enam belas Masehi ini. Adapun Rencana Perjalanan Haji (RPH) tahun ini seperti yang telah disampaikan oleh kasi urusan haji pada pertemuan minggu yang lalu, bahwa keberangkatan kloter pertama diperkirakan tanggal dua belas Agustus dan untuk kloter kedua pada tanggal dua puluh dua Agustus. Masing-masing kloter akan didampingi seorang ketua kloter, seorang pembimbing ibadah, seorang dokter dan dua orang perawat. Berbahagialah Bapak/Ibu, bahwa untuk kota Langsa ketua kloternya adalah orang yang sudah kita kenal yaitu H. Sunardi, dan begitu juga dokter yang akan menemani perjalanan haji Bapak/ibu yaitu Dr. Cut Diah AK…”

Deg!

Gema hamdallah menggema dalam ruang mushalla sesaat nama H. Sunardi disebutkan oleh panitia dilanjutkan kasak kusuk peserta manasik memberikan argumen mereka masing-masing kepada teman yang duduk disamping mereka.

Saya meluruskan pandangan kearah panitia yang masih berbicara. ‘Ah.. ternyata informasi sekilas yang saya dengar benar adanya, Pak Nardi akan mendampingi kami sebagai ketua kloter. Alhamdulillah, setidaknya dalam keberangkatan haji ini ada orang yang saya kenal selain para peserta manasik yang telah bersama-sama dalam beberapa bulan terakhir ini. Tapi setelah kehadirannya yang memberikan informasi kepada peserta manasik untuk melakukan pelunasan haji dan mengurus paspor di kantor imigrasi beliau tidak pernah terlihat lagi,’ Bisik hati saya.

Dan Ibu Diah…

“Mak, Alhamdulillah! Dokter yang mendampingi calon jamaah haji nanti Buk Diah!” saya berkata dengan sukacita kepada mamak yang duduk disamping.

“Ngh… Iya Da? Buk Cut Diah itu? Kok bisa?”

“Iya! Tadi Bapak yang didepan bilang nama sama jelasin tempat praktek Buk Diah,” jawab saya dengan hati yang sangat-sangat gembira.

Sungguh! Kenyataan bahwa dokter pendamping para jamaah calon haji adalah Dr. Cut Diah AK, menambah kekuatan saya untuk menjadi pendamping haji bagi mamak. Karena selama ini Dr. Diah telah menjadi dokter yang merawat kesehatan mamak dibawah naungan pensiunan Telkom. Bukan hanya pemberian obat-obatan yang membuat mamak tetap semangat menjalani hidup dalam masa sakitnya, akan tetapi sugesti dari seorang Dr. Diah menambah kepercayaan dirinya bahwa suatu saat mamak akan sehat seperti sediakala.

Saya memandangi wajah tua mamak, ada getaran kecil disudut bibirnya.

Ya Allah, kenyataan ini sangat indah. Saya membatin.

***

“Jadi Ida kapan nyetor pelunasan hajinya?” tanya mamak dengan nada cemas.

“Belum tau mak, tapi nanti dihubungi lagi,” jawab saya seadanya sambil mengeluarkan isi belanjaan keperluan berangkat haji nanti dari plastik.

“Kapan lagi dihubungi? Sebentar lagi udah masuk bulan Ramadhan, lebaran!” kata mamak.

Saya tidak tau harus menjawab apa lagi. Terakhir kali menanyakan masalah ini kepada Pak Nardi, jawabannya adalah seperti yang baru saja saya jelaskan kepada mamak. Akhirnya saya memilih diam.

Dari pintu dapur kak Ita masuk membawa sebuah mangkok dan meletakkan diatas meja, tepat disamping mamak yang masih duduk dibangkunya. Rumah mamak dan kak Ita yang sedinding, memiliki dapur dan kamar mandi yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya sehingga memudahkan antara keduanya untuk keluar masuk.

“Kak, Alhamdulillah Buk Diah yang ikut dalam rombongan haji mamak nanti!” kata saya mencoba mengalihkan pikiran mamak kepada hal-hal yang menyenangkan beliau.

“Iya mak!” tanya kak Ita kepada mamak sambil menarik sebuah kursi dan mengambil posisi duduk di sebelah mamak.

“Iya! Kemarin ada di bilangin sama panitia nama Buk Diah, mamak pertama nggak percaya, tapi Ida bilang betul Buk Diah,” jelas mamak sumringah. Kabut cemas yang tadi menggelantung di wajah mamak tidak tampak lagi. Ada senyum dibibirnya.

“Nah! Itulah mak, mamak harus bersyukur! Perjalanan haji mamak dimudahkan Allah. Kehadiran Buk Diah setidaknya memberi mamak semangat untuk tetap sehat walau keadaan bagaimanapun, apa lagi yang mamak pikirin? Dokternya udah Buk Diah yang ikut sampai ke Mekkah, pendamping mamak udah ada Ida!” jelas kak Ita.

“Tapi! Ida belum lunas hajinya! Bagaimana mamak bisa tenang?” mamak kembali berbicara dengan napas terengah.

“Iya Ida? Kenapa bisa gitu?” tanya Kak Ita.

“Karena sekarang ini jadwal pelunasan untuk jamaah yang sesungguhnya berangkat. Kalau Ida kan pendamping, jadi harus diusulkan terlebih dahulu. Tapi nanti jadwalnya di kasi tau kok,” tegas saya.

“Tuh mak! Nggak apa kalaupun Ida belum nyetor lunas biaya hajinya, nanti pasti diberitahu jadwal pelunasannya kapan! Yang penting mamak sabar!” kak Ita mencoba menyakinkan mamak.

Sambil menyusun jilbab dan pakaian, saya melirik mamak yang menyunggingkan senyum. Walau demikian, ada kecemasan yang kembali membayang di kedua matanya.###

Terima kasih telah membaca : )

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post