Safrida Lubis

Seorang yang belajar dari membaca dan mendengarkan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sang pendamping haji

Sang pendamping haji

Seorang anak di beri amanah untuk menjadi mata, tangan, kaki, pikiran dan hati dari seorang ibu yang melahirkannya dalam perjalanan haji untuk lansia jauh dari rencana yang telah di susun.

Perjalanan yang terjadi atas semua kehendak sang pencipta. Ternyata tidak semulus yang di bayangkan. Berbagai kendala dan rintangan yang menghadang, sehingga membolak-balikkan hati siapapun dia jika diberi hal serupa.

Satu hal yang membuat anak itu mampu bertahan ditengah kesusahan dalam langkah adalah hati yang tak pernah tidur memanggil Allah, tuhannya dengan segala kerendahan dan keterbatasan akan segalanya. Pada akhirnya, anak tadi mampu memberikan senyuman terindah dari bibir ibunya yang basah dengan air mata saat tersungkur sujud di masjid Quba, di Raudhah dan menikmati perjalanan di masjid Nabawi tepat saat hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Tak berhenti sampai di situ, perjalanan menuju Mekkah dan haji yang menguras ribuan kalori dari sang anak menjatuhkan kembali dirinya kepada pengharapan yang hanya di gantungkan pada pertolongan Allah. Walaupun di himpit persoalan serta kebimbangan dalam perjalanan waktu, akan tetapi, kemudahan selalu tak jauh dari langkah kakinya. Sang anak kembali melihat kilau senyum ibunya dalam balutan tangis tepat di depan multazam, saat merasakan betapa licin dan cadasnya batuan di bukit Marwah dan sedikit senyuman bercampur cemas setelah melewati dua terowongan dari bus salawat di akhir malam pelaksanaan rukun dan wajib haji.

Sebuah kisah perjalanan spiritual sang pendamping haji ini, membuai kerinduan bagi seorang anak untuk bisa mendampingi orang tuanya dalam melaksanakan rukun islam yang kelima. Perjalanan ibadah yang bervariasi akan rasa, sangat kentara dan akan berbeda jika di nikmati bersama buku ini, di tambah sebuah kenyataan bahwa ibunya meninggal dunia enam bulan setelah kepulangan mereka berdua ke tanah air. Sebuah perjalanan lain yang kala itu, tidak di amanahkan oleh anak ini, tapi anak ibu itu yang lain, yaitu kakaknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post